Part 32

326 10 2
                                    

Kedatangan tiga bocil itu langsung membuat suasana rumah menjadi sangat berbeda, dengan keceriaan yang mereka bawa, kesuraman yang tadinya melekat kini hilang seketika, tentu saja banyak kehebohan yang mereka lakukan saat tiba disana, ini kali pertama mereka kesana, mereka juga bahkan tidak tau kalau om mereka sudah menikah, mereka sering bermain bersama tatkala Gala datang berkunjung ke kediaman Anggara.

Pada awalnya usulan Gala itu ditolak oleh Ravin, karna bagaimana pun mereka harus sekolah, ditambah kalau Raska dan Lala pergi, pasti Kei juga ingin ikut, tentu saja ketiganya selalu bersama kemana pun, mereka seumuran walau pun ya status mereka tante dan keponakan.

Benar saja, Keila juga ikut bersama Ravin kesini, mereka langsung nyelonong masuk ke dalam rumah tanpa permisi sama sekali, untungnya mereka masih anak-anak jadi semuanya akan memaklumi, tidak akam ada yang berani marah kalau dihadapkan dengan kelucuan yang selalu mereka lakukan, apa lagi ketiganya begitu sangat menggemaskan, bukannya marah yang ada orang lain aka mencubit kedua pipi mereka karna gemas.

"Wah! Rumah om Gaal besar juga ya!" puji Keila kala pertama kali masuk kerumah.

"Ah ini mah jelek uty! Besaran rumah kita," sarkas Raska.

"Lasa jangan gitu! Walau pun rumah om Gaal jelek, tadi Lasa gak boleh ngehina, kata Bunda itu gak baik," timpal Lala yang niatnya menasehati tapi kesannya justru semakin menghina.

"Iya Lasa, kata Mama juga gak boleh menghina, walau pun om Gaal jelek tapi dia masih om kita lho!" sambung Keila yang justru semakin menghina Gala.

"Bujuk busyettt! Dasar bocah! Kerjaannya ngehina terus, om gak kasih jajan baru tau rasa kalian." Gala keluar dan langsung menimpali, tentu saja Gala juga mendengar ledekan ketiganya.

"Idih! Uang jajan kami aja lebih gede dari gajinya om tuh," balas Raska acuh.

Jleub!

Perkataan Raska yang menjadi balasan untuk Gala langsung menusuk jantung, itu sangat mengena sekali, apa yang di ucapkan oleh Raska juga langsung membuat Ravin dan Giska tertawa, tentu saja mereka menertawai reaksi Gala yang seakan-akan teraniaya, Brata juga ingin sekali terbahak, tapi karna wibawanya, ia hanya menaikan satu sudut bibirnya saja.

"Kak! Anak lo tuh!" raguk Gala menatap ke arah Giska, kakaknya.

"Terus apa? Mereka kan emang anak-anak gue," balas Giska.

Gala cemberut, lekas itu balik menatap ke arah Ravin. "Vin! A---"

"Gosah drama! Mending lo bilang deh, kenapa lo nyuruh anak-anak kesini!" sinis Ravin, itu semakin membuat Gala kesal.

Pada akhirnya Gala langsung menghela napas pelan beberapa kali, setelah itu mulai memperkenalkan ketiga anak-anak itu kepada Brata, tentu saja dengan sangat sopan, ketiganya menyalami dan mencium punggung tangan Brata secara bergantian, mereka sangat patuh dan sopan kepada orang yang lebih tua, tentu saja Gala dan kedua teman Ravin yang lain tidak masuk hitungan.

Setelah saling memperkenalkan, Gala langsung pada poin utamanya saja, Gala menjelaskan alasannya meminta ketiga ponakannya itu datang, tentu saja Gala menyuruh mereka untuk membujuk dan menghibur Mika yang sedang murung, walau alasannya terdengar sangat remeh dan sepele, tapi itu patut dicoba, karna bagaimana pun juga Mika masihlah berumur 17 tahun.

Brata juga tidak menolak, hanya saja mempertanyakan alasan tersebut, Brata memang sok dengan jawaban dari Gala namun setelah dipikir-pikir lagi, itu ada benarnya juga, siapa tau Mika bisa terhibur dengan adanya ketiga bocil itu, mau tidak mau Brata mengangguk, segala cara harus dicoba guna mengembalikan keceriaan diwajahnya Mika.

"Jadi, kalian sudah paham kan tugas kalian apa?" tanya Gala kepada ketiga bocil itu.

"Siap laksanakan!" balas Raska, Lala dan Keila secara bersamaan.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang