20

9 2 12
                                    


"Terkadang teman terdekat bisa menjadi musuh begitupun sebaliknya. Kamu harus pandai menghindarinya, atau nyawamu akan menghilang."

- Aryo Rafendi




Jam menunjukkan pukul 19.00, tersisa satu jam lagi untuk dirinya melakukan perjalanan ke Resto Mentari atas suruhan orang asing melalui chat pada aplikasi hijaunya. Keyla hari ini tampak anggun dengan dress hitam dan tas selempang kulit miliknya.

Keyla sengaja berpakaian seperti ini, karena menurutnya orang tadi sangat formal sehingga dirinya berpikiran agar memakai pakaian yang elegan dan berkelas. Sesuai jam yang telah ditentukan, kini ia telah sampai di lokasi Restoran Mentari.

 Sesuai jam yang telah ditentukan, kini ia telah sampai di lokasi Restoran Mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ramai juga." gumamnya pelan. Sesekali ia mencari-cari dimana pria itu berada, sebab pria itu hanya mengirimkan nomor meja kepadanya dan juga baru kali ini ia menginjakkan kaki di restoran yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Banyak pengunjung yang kebanyakan dihadiri oleh anak remaja seumurannya bersama sang kekasih. Tentu saja ia tidak mengiri melihatnya, dia sudah mempunyai salah satu seseorang spesial yang tersemat didalam hatinya.

"Lapor tuan, nona Keyla sudah sampai di Resto ini. Haruskah saya menghampirinya?" tanya Jeck, yang kini sedang berpura-pura menyamar sebagai ajudan Aryo melalui sambungan telepon, ia memang ditugaskan untuk memantau gadis itu jika sudah sampai.

"Ya, bawa dia ke hadapan saya. Tidak pakai lama atau gajimu saya potong!" lanjutnya dengan nada tegas, setelah itu memutuskan panggilannya secara sepihak. Jeck tak heran lagi dengan sikap bosnya setengah angkuh itu.

"Ck, disisi lain gue kasian sama nona itu. Ternyata dia jauh lebih cantik daripada foto yang pernah gue lihat." batinnya merasa iba, tetapi dia harus profesional dengan pekerjaannya ini, jika tidak bisa saja dia mati sekarang ditangan bosnya. Tak bisa terbayangkan!

Memasukkan handphonenya kedalam saku celana, Jeck mulai menghampiri Keyla yang masih saja termenung di depan pintu masuk restoran. Dia mengenakan masker beserta kacamata hitam, agar wajahnya tidak terlihat. Mungkin orang lain mengira dirinya sosok maling yang sedang dicari oleh polisi, nyatanya tidak, hanya untuk menutupi identitas wajahnya.

"Halo nona."

Sapaan itu mampu membuat Keyla terkejut, terlebih dengan penampilan sosok pria dihadapannya penuh tertutup. "Siapa ya?"

"Perkenalkan saya Vicky, saya disuruh tuan untuk mengantarkan nona ke meja beliau." sapanya ramah sedikit menunduk, Jeck menggunakan nama samaran agar posisinya tidak terancam suatu hari. Keyla hanya mengangguk ragu, selebihnya ia mengikuti langkah pria itu kedalam resto.

Disana terdapat pria paruh baya dengan jas kantornya terduduk dengan secangkir kopi beserta rokok yang menemaninya. Vicky -Jeck-, berhasil membawa gadis muda nan cantik itu dihadapan tuannya tepat waktu. Keyla sendiri bingung harus bersikap seperti apa pada pria paruh baya itu, sebab ini pertama kalinya mereka bertemu.

CARAPHERNELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang