Happy Reading 🐈
•
•
•Kamis, 11:30
Areum dan Fabian sudah pulang sekolah dan kini sudah bersantai bersama ibu mereka di ruang tengah, mereka berdua juga sudah berbaikan dan sudah saling bercanda seperti biasa.
"Pada mau makan gak?" Tanya tari pada kedua anaknya
"Mbak masih kenyang, ma" jawab areum
"Adek?" Tanya tari
"Adek juga masih kenyang, tadi adek di traktir sama bang Ferro di kantin" jawab Fabian
"Ferro? Ferro yang kemarin gak sengaja nyenggol mbak pake sepeda?" Tanya tari
Fabian menganggukkan kepalanya lalu melirik ke arah areum yang tampak tak senang saat mendengar nama Ferro.
"Rumahnya dimana sih, dek?" Tanya tari lagi pada Fabian
"Di depan rumah om guntur, ma. Rumahnya bang Niko" jawab Fabian
"Ohh, tetangga nya om guntur" ucap tari
Fabian lagi lagi menganggukkan kepalanya dan kembali melirik ke arah areum yang masih cemberut karna dirinya dan sang ibu terus saja membahas tentang Ferro.
"Mama ngapain nanya nanya rumah si Ferro itu?" Tanya areum dengan nada yang selalu lembut
"Hm? Kenapa memangnya, sayang?" Tanya tari pula
"Mbak gak suka, ma" ucap areum
Tari terkekeh lalu mencubit pipi chubby areum yang ternyata masih tak menyukai Ferro, padahal Ferro sudah meminta maaf dan mengganti telur gulung areum yang terjatuh.
"Gak baik dendam sama orang, sayang. Kan Ferro nya juga udah minta maaf dan ganti makanan mbak yang jatuh" ucap tari
"Bang Ferro itu kelas 5 ma, jadi mbak gak boleh manggil bang Ferro pake nama aja, harus panggil Abang" ucap Fabian pula
"Ihh, gak mau ya! Ngapain mbak harus manggil dia Abang? Orang mbak gak kenal sama dia" balas areum
"Tak kenal maka tak cinta, lebih baik mbak kenalan dulu sama bang Ferro. Dia baik kok" ucap Fabian lagi
"Heh! Cinta - cinta, siapa yang ngajarin cinta cintaan, hm?" Tanya tari
Fabian langsung menyengir lalu memeluk tubuh ibunya dari samping agar sang ibu tak memarahinya karna sudah membicarakan tentang cinta, padahal dirinya juga tidak tau apa yang baru saja ia katakan tadi. Kata kata itu juga sering ia dengar dari uncle Jiman dan uncle Leo nya.
"Mama tau gak? Tadi di sekolah, adek bikin temen mbak nangis" adu areum
Fabian yang tengah menikmati pelukan dari ibunya pun langsung memejamkan kedua matanya saat mendengar sang kakak mengadu tentang dirinya saat di sekolah tadi.
"Adek" panggil tari dengan lembut
"Dalem, mama" jawab Fabian tak kalah lembut
"Duduk yang bener, nak. Mama mau ngomong, sayang" ucap tari
Fabian melepaskan pelukannya dari sang ibu lalu duduk dengan tegak sembari menghadap ibunya.
"Kenapa bikin temen mbak nangis?" Tanya tari
"Adek tuh tadi mau ambilin daun yang ada di rambut temen mbak, tapi..." Ucap Fabian yang tiba tiba menjeda ucapannya
"Tapi?" Tanya tari
"Tapi adek gak sengaja naro kecoa mainan di kepalanya" cicit Fabian
Mendengar jawaban dari anak laki lakinya itu, tari pun langsung menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembusnya dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIERCE HUSBAND [END✓]
ChickLitMenceritakan tentang seorang guru yang akan bertanggung jawab dengan kehamilan muridnya, walaupun bayi yang di dalam kandungan sang murid bukan lah darah dagingnya.