Mereka akhirnya menyadari, bagaimana rasanya kehilangan, bagaimana rasanya melepaskan dan mereka juga akhirnya menyadari perasaan yang tumbuh di hati mereka semakin kuat. Semakin mereka menjauh, semakin mereka berusaha melupakan, perasaan itu akan semakin tumbuh. Perasaan yang diciptakan oleh kebencian.
Jungkook memutuskan ciuman itu dan menatap Jin. Dia perlahan-lahan menaiki tubuh Jin tanpa mengalihkan pandangannya dengan nafas mereka yang terengah-engah. Dia menyentuh garis wajah Jin dengan jarinya, menyentuh bibir merah Jin dan menatapnya dengan hangat.
"Jin..."
"Hmm"
"Aku tidak bisa menjanjikan kehidupan yang indah untukmu, tapi aku berjanji, baik atau buruk dalam hidup kita, aku akan selalu bersamamu, bersama Jieun"
"Aku tidak peduli apakah hidupku baik atau buruk, aku lelah menunggumu, jadi bisakah kita hentikan semua ini dan mulai dari awal?"
"Ya, apa kau mau menikah lagi denganku?" Jin tertawa kecil dengan air mata mengalir di pipinya.
"Ya, aku mau" Jungkook mencium bibir Jin dengan lembut, Jin menikmati setiap sentuhan yang diberikan Jungkook, dia menarik Jungkook mendekat.
"Appaaaa..." Jeritan Jieun terdengar. Jungkook menarik diri dan menatap Jin, mereka tertawa bersama dan Jungkook membenamkan wajahnya ke leher Jin.
"Aku mencintaimu Jin"
"Aku tak percaya kau mengatakannya tapi... aku juga mencintaimu Jungkook"
"Appaaaa... ayah... dimana kau?" Jieun masih berteriak-teriak mencari mereka.
"Kurasa kita harus menemuinya" kata Jin.
"Ya, kita bisa melakukannya nanti"
"Tidak, aahh maksudku, kita bisa melakukannya malam ini jika kau ingin menginap disini lagi" Jin menatap Jungkook.
"Appaaaa..."
"Ya... aku datang" kata Jin.
"Oke, aku akan menginap disini" Jin tersenyum dan mereka pergi menemui Jieun.
.
.5 tahun kemudian
"Mmphhhh..aaahhh..fuckkk..Jungkook ngghh..."
"Aku keluar..." Jungkook menarik tubuh Jin dan memeluknya dari belakang, mereka berdiri di depan cermin dengan Jungkook yang masih mencium punggung Jin dan tangannya dengan lembut memompa penis Jin.
"Kau mau lagi?" kata Jin.
"Ya.. apa kau lelah?" Jin menggelengkan kepalanya.
"Jam berapa sekarang?"
"Aku tidak tahu, kenapa?"
"Eomma akan membawa Jieun kesini, bisakah kita melakukannya dengan cepat?" kata Jin.
Jungkook menarik penisnya keluar dan membalikkan badan Jin, mengangkatnya dan mendudukkannya di wastafel.
"Kau terlihat sangat cantik Jin"
"Kau selalu mengatakan itu"
"Tapi itu benar"
"Kau juga, terlihat lebih seksi"
"Apa kau menyukainya?"
"Tentu saja .. aku satu-satunya yang memilikinya kan?"
"Ya, tubuh ini milikmu"
.
.Setelah mandi, mereka berdua keluar dari kamar, Jungkook selalu melingkarkan tangannya di pinggang Jin, ia menjadi lebih protektif terhadap Jin. Ia juga selalu ingin berada di dekat Jin, entah apa yang membuatnya takut, namun ia tidak ingin ada orang lain yang mengambil Jin darinya. Mereka adalah pasangan yang sempurna, karena Jin juga melakukan hal yang sama pada Jungkook. Ia tahu bahwa banyak orang-orang akan tertarik dengan tubuh Jungkook dan ia takut ada orang lain yang akan mengambilnya dari Jin.
"Kau terlihat seksi dengan baju ini" bisik Jungkook sambil menepuk-nepuk pantat Jin.
"Aish, Jungkook..." mereka menghampiri ibu dan ayah Jin di ruang tamu.
"Eomma, appa.. terima kasih" Jin memeluk mereka berdua.
"Dia cucuku, aku akan merindukannya, tidak bisakah dia tinggal bersamaku?" Jin menoleh dan menatap Jungkook.
"Eomma, aku tidak melarangnya untuk tinggal bersamamu, tapi dia harus pergi ke sekolah dan—" kata Jin.
"Kami bisa mengantarnya ke sekolah" kata ayahnya.
"Appa.. bolehkah aku tinggal bersama nenek dan kakek?" kata Jieun.
"Apa kau benar-benar ingin tinggal bersama mereka?" tanya Jin.
"Nenek bilang aku bisa kembali kesini kapanpun aku mau."
"Jungkook..." Jin menatap Jungkook.
"Aku tidak bisa melarang jika ini yang dia inginkan" kata Jungkook.
"Aku akan mengambilkanmu minuman" kata Jin dan pergi ke dapur.
"Jieun, apa kau benar-benar ingin tinggal bersama nenek dan kakek?" kata Jungkook
"Ya, aku bisa datang kesini setiap akhir pekan, bolehkah aku tinggal bersama nenek?"
"Apa kau tidak akan merindukan appamu? Dia pasti sedih"
"Aku akan merindukannya, tapi jika aku disini aku tidak bisa makan es krim sebanyak yang aku suka, kau tahu appa selalu melarangku"
"Jieun, jadi itu alasanmu ingin tinggal bersama nenek?" Kata neneknya.
"Aku akan bicara dengan Jin" kata Jungkook, dia pergi menemui Jin di dapur.
"Sayang..."
"Hmm" Jungkook memeluk Jin dari belakang.
"Apa kau mengizinkannya tinggal disana?" Tanya Jin.
"Ya, aku tidak bisa menghentikannya"
"Tapi bagaimana jika aku merindukannya?"
"Kita bisa bertemu dengannya"
"Tapi—"
"Jin..."
"Hmm"
"Aku ingin kau hamil lagi" Jungkook membenamkan wajahnya di leher Jin.
"Jungkook..."
"Aku ingin kita punya banyak anak dan—"
"Tidak, aku hanya ingin dua"
"Oke, dua anak tidak masalah bagiku" Jungkook terus mencium leher Jin.
"Ahhh..Jungkook, baiklah, dia boleh tinggal bersama nenek dan kakeknya, tapi dengan satu syarat"
"Apa?" Jin berbalik dan menatap Jungkook.
"Tinggallah bersamaku, selamanya"
"Aku janji"
"Aku mencintaimu"
"Aku juga mencintaimu Jeon Seokjin"
SELESAI
Selesai sudah buku ini...
Semoga terjemahan aku mudah dimengerti dan kalian suka sama ceritanya 😊🤭Aku ada terjemahin one shot juga, kalian uda baca kah? 😄
Sampe ketemu di buku selanjutnya 🤗
Bye bye yeorobun 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany | Kookjin ✔️
FanficPernikahan adalah tujuan akhir dari pertemuan dua orang yang sedang jatuh cinta. Janji yang diucapkan dalam pernikahan adalah kata-kata sakral yang harus dijaga hingga ajal menjemput. Namun bagaimana jika pernikahan Jin dan Jungkook tidak seperti ya...