Happy reading guyss
nunggu doang apa nunggu bgt???
ramein komen dongsss
-
-
Derapan suara tangga terdengar keras. Lara baru turun dengan semangat. Dirinya mengenakan piama biru dengan rambut yang masih basah berantakan sehabis keramas.
Bersamaan dengan itu, Karang baru keluar dari kamar mandi mengenakan kaos putih dan celana training panjang. Tangannya memegang handuk mengusak rambutnya yang basah. Hanya memakai pakaian sederhana saja, aura pewaris tunggal tidak lepas.
Tubuhnya yang putih bersih dengan pahatan sempurna di wajahnya sangat mencerminkan orang berada.
"Udah mandi?" tanya Lara mengintip dari sela tangga tersenyum lebar. Ia nampaknya sangat senang pacarnya di rumah.
Karang tertawa kecil. Lucu sekali.
"Lara, kalo turun tangga pelan-pelan. Nanti jatoh," tutur Aige dari arah dapur mengangsur beberapa lauk yang sudah ia masak.
"Lama banget lo mandi! Orang numpang juga!" Avi dari arah ruang tengah datang dengan handuk yang bertengger di pundaknya. Langsung masuk ke dalam kamar mandi sedikit menggebrak pintu plastik itu.
Ya, Avi sedikit kesal karena Karang disini.
"Avi..."
Dari dalam kamar mandi, suara Avi menggema. "Maaf Karang..." katanya bernada. Dengan satu panggilan sinis Aige ia sudah paham.
Karang hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Sementara Aige menghampiri Lara yang berada di ruang tengah. Karang mengekori. Pemuda itu mengedarkan pandangannya melihat rumah sederhana ini. Tembok putih gading yang asri. Terdapat jendela putih yang terbuka lebar sebagai letak pot tanaman hias kecil yang tertata rapi.
"Lara, sini," perintah Aige mengambil hairdrayer dan mencolokkan di stop kontak.
Lara yang baru memberikan makanan kepada ikannya itu berlari kecil mendekat. Langsung mengambil posisi membiarkan Aige mengeringkan rambutnya.
"Ck, udah mandi juga. Malah pegang makanan ikan nanti bau lagi!" omel Aige tak sabar. Tangan Lara gantian memegang sisir rambut dan mengangsurnya pada Aige.
Karang terkekeh kecil, meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Menjauh dari sana untuk melakukan panggilan menghubungi asistennya.
"Aku tidak tidur di rumah hari ini. Kalau Ayah mencari, bilang aku sedang belajar dengan Leo di rumahnya," ucapnya sebentar.
Apakah Karang akan menginap? Entah, ia belum mendapatkan kepastian. Tapi rencananya begitu. Lihat saja nanti.
"Karang, liat," Karang baru membalikkan tubuhnya. Melihat Lara yang menunjuk ke arah aquarium miliknya.
"Itu ikan yang kamu beliin, ikannya sehat. Masih bagus dan ngga pernah sakit," lapor Lara membanggakan. Sesekali kepalanya tak seimbang karena Aige yang menyisiri rambutnya.
Aige mau pun Karang tertawa. Dengan Karang yang bergerak mendekat untuk melihat aquarium di sebelah Lara.
"Iyakah? Siapa dulu yang nguras aquariumnya?" tanya Aige ingin terlibat.
"Gege," jawab Lara.
Karang merendahkan tubuhnya. Memegangi lutut untuk melihat ikan yang berenang di dalam air. "Iya, sehat-sehat ikannya. Yang ngerawat pinter juga ya?" kata Karang memuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Fiksi Remaja⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...