Bab 1

7 2 0
                                    

   Damian adalah seorang  laki-laki yang pendiam dan Damian tidak mempunyai teman karena menurut Damian teman itu adalah penghianat. Damian mempunyai tangan kanan yang bernama Alex dan sekertaris di kantor bernama Liam. Dan jangan lupakan sosok dingin sang tuan muda Damian Grayson Evander yang membuat Alex dan Liam  selalu ciut jika berhadapan dengan sang tuan muda.

   Sebenarnya Damian adalah sosok laki-laki yang manja akan tetapi setelah perpisahan sang ayah dan ibunya Damian menjadi pendiam saat sang ibu pergi Damian masih berfikir bahwa dia masih mempunyai ayah walaupun ibunya membuang dirinya dan ayahnya tetapi setelah kematian sang ayah yang tidak masuk akal menurut Damian.

   Dari situlah Damian tidak lagi menyembunyikan sisi kejamnya dia tidak memandang itu maupun tua, muda, laki-laki, ataupun perempuan Damian benar-benar tidak akan mengampuni seseorang jika sudah berani berkhianat dengannya dan mengganggu ketenangan hidupnya.

   Tok tok tok. Bunyi ketukan pintu terdengar oleh Damian.

   "Masuk" hasut Damian dari dalam.

   "Selamat siang tuan muda, saya ingin menyampaikan bahwa kita ada meeting setengah jam lagi" ucap Liam.

   "Hm. Siapkan berkasnya" hasut Damian.

   "Baik tuan muda kalau begitu saya permisi" ucap Liam.

   "Hm" dingin Damian.

   Setelah keluar dari ruangan sang tuan muda, Liam langsung bernafas lega hahh rasanya Liam sangat tegang jika berhadapan dengan sang tuan muda itu.

   "Huhh salah sedikit aku berkerja dengan tuan muda bisa-bisa nyawaku melayang" gumam Liam pelan.

   Bukan tanpa alasan Liam berkata seperti itu, dulu sebelum Liam menjadi sekertaris di kantor Damian adalah seorang wanita bernama Jessica.

    Flashback on

   Awalnya Jessica itu terlihat baik-baik saja tapi entah dapat keberanian dari mana wanita itu masuk menyerahkan berkas tanpa mengetuk pintu dan memakai baju yang seperti kurang bahan dan itu sangat menggangu Damian!!!.. sungguh Damian jijik melihatnya.

   "Permisi tuan muda" ucap Jessica dengan nada suara yang seperti dilembut lembut kan, Jessica berfikir Damian akan tergoda tetapi bukannya tergoda dia malah mendapatkan cacian dan makian.

   "Dimana letak kesopananmu?!" Tanya Damian dengan rahang yang mengatup rapat menandakan bahwa pria itu sedang marah.

   Jessica yang melihat rahang sang tuan muda yang mengeras pun langsung mengetahui bahwa sang tuan muda sedang marah.

   "M-maaf tuan muda saya,,... Lupa" ucap Jessica dengan wajah yang ketakutan.

   "Pakaianmu? Kenapa seperti jalang"

   "A-ahhhhh anuu pakaian saya sedang dicuci tuan muda" Jessica beralasan padahal memang dirinya saja yang kegatelan. Huhh

   "Kau ingin menggodaku?!!" Tanya Damian yang mulai berdiri dari kursi kebesarannya.

   "T-tidak tuan muda, s-saya tidak bermaksud untuk menggoda tuan muda" jawab Jessica dengan gugup.

   "Lalu?"

   Damian mendekati Jessica mencoba memancing manusia licik ini dan benar saja Jessica langsung mengira bahwa tuan mudanya tergoda dengan tubuhnya padahal tidak sama sekali.

   "Yaa aku memang berniat untuk menggoda mu tuan muda" ucap Jessica dengan lancangnya dia mengalungkan tangannya di leher Damian.

   "Ohh benarkah?!!" Tanya Damian yang langsung merubah raut wajahnya dengan tatapan tajam dan penuh amarah.

   "Kena kau jalang" ucap Damian langsung mencekik leher Jessica.

   "A-akhhhh akhhh a-ampun tuann muda s-sakittt" ucap Jessica dengan terbata akibat cekikikan Damian.

   "Ampun? Apa itu? Aku tidak mengenal kata ampun"

   Dor

   Dor

   Dor

   Bunyi tembakan bertubi-tubi bersarang tepat di kepala Jessica bahkan kepalanya sampai hancur dan terakhir Damian menembak di bagian intim wanita itu dengan tiga kali tembakan. Seringai terpatri di wajah tampan Damian.

   Sungguh Jessica yang malang mati dengan cara mengenaskan dia tidak tahu saja jangankan berpacaran, dekat dengan perempuan saja Damian sudah jijik melihatnya. Apalagi mengingat sang ibu yang dengan tega meninggalkan Damian dan ayahnya

    Flashback off

***

   Malam harinya setelah selesai rapat Damian berjalan di depan Liam dengan langkah cepat, entahlah rasanya pria itu ingin segera masuk ke dalam mobil entah apa tujuannya.

   Sampai di parkiran Liam segera membuka kan pintu untuk sang tuan mudanya.

   "Silahkan masuk tuan muda" ucap Liam sambil membukakan pintu mobil.

   "Hm" dingin sang tuan muda.

   Setelah Damian masuk Liam langsung memutari mobil dan masuk kedalam mobil lalu langsung mengemudikan mobil.

   Mobil Damian dengan tenang menyusuri jalanan malam yang mulai memasuki kawasan yang tidak terlalu ramai dengan pengendara lainnya.

   "Berhenti" ucap Damian tiba-tiba.

   "Ada apa tuan muda?" Tanya Liam yang bingung karena sang tuan muda tiba-tiba menyuruh nya memberhentikan mobilnya.

   "Diam dan jangan bertanya" ucap Damian.

   Damian keluar dari mobil dan langsung menghampiri seorang gadis mungil dan cantik yang menarik perhatian seorang Damian Grayson Evander.

   "Kau ingin mati nona?"

****

HALLO GUYSS INI CERITA KEDUA YANG AKU BUAT, SORRY KALO GAK SERUU. TAPI AKU HARAP KALIAN SUKA SAMA CERITA INII. JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA. wopyuuu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAMIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang