Halo All
Happy Reading 💨
Jam 05.00 pagi Risa sudah berkutat di dapur, pagi ini ia akan menyiapkan sarapan nasi goreng untuk dirinya dan tentunya untuk sang mamah.
“Risa kenapa kamu yang masak? mending sekarang kamu mandi nanti telat”, ujar Tina yang baru saja keluar dari kamarnya.
“Gapapa mah. Mamah mandi duluan aja, nanti malah mamah yang telat”, lontar Risa yang fokus pada masakannya.
Tina bekerja dari pukul 06.30 hingga pukul 17.00
Risa menghidangkan nasi goreng di meja makan. Sembari menunggu mamahnya, ia menuju kamarnya lalu menyiapkan buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran hari kamis. Dirinya lupa, jika hari ini ada pelajaran olahraga. Risa tak perlu membawa baju olahraga nya, karena baju itu ada di loker di sekolahan, jadi tasnya masih ringan. Ia mengambil jaket milik Vian, entah kenapa dirinya tiba-tiba tersenyum tipis.
“Gue heran sama Lo, bisa-bisanya Lo ngejar cewek kaya gue yang jauh dari kata sempurna”, gumam Risa.
“Risa, kamu di dalam?, ayo sarapan!”. Suara Tina membuat ia bergegas meletakkan jaket itu lalu keluar dari kamar dan menghampiri sang mamah untuk sarapan. Risa ini memang selalu begitu, ia akan melakukan sarapan sebelum mandi, eits tapi dirinya sudah membasuh wajahnya dan tak lupa menggosok gigi.
“Jaket yang semalam jangan lupa di bawa”, pesan Tina.
Semalam memang Tina menanyakan kepada Risa jaket siapa yang ia bawa, pasalnya Tina tau saat keluar Risa tak memakai Jaket. Risa pun menjawab kalau itu jaket teman sekolahnya, Tina pun mengangguk paham. Anak nya sudah dewasa, Tina tak boleh terlalu mengekang Risa, Tina ingin anaknya selalu ceria meskipun beberapa kali Tina melihat Risa menangisi Anton.
“Ini biar mamah aja yang nyuci”, ujarnya
“Eh jangan mah, ini udah jam 6 lewat nanti mamah telat lho”, sanggah Risa
“Risa kamu lupa?, tempat kerja mamah itu dekat. Sekarang kamu mandi, kamu yang akan telat!‘, putus Tina dan langsung diiyakan oleh Risa.
Pukul 06. 45 Risa sudah tiba di sekolah. Sebenarnya ia ragu untuk mengembalikan jaket ini kepada pemiliknya, tetapi jika ia bawa ke kelas yang ada nanti ditanya sama Riri. Akhirnya Risa menuju kelas X IPS yang letaknya harus melewati perpustakaan dan laboratorium milik IPA.
Sesampainya di depan kelas X IPS, Risa menghela nafas. Saat akan melangkah ia dikejutkan oleh seseorang dari arah belakang
“Cie udah mulai nyariin Vian ya?”, ledek Haris.
“Wih, selamat ya akhirnya Lo berdua taken”, Putra pun ikut menimpali
“Lo berdua rese banget, Gue gak pacaran sama dia”, sanggah Risa.
“Masa si? itu jaketnya udah milik bersama ihiyy”, lanjut Haris
“Mana Vian?”, tanya Risa, dirinya benar-benar ingin cepat pergi dari sini.
“Cailahh, sosweet banget si nyariin ayang nya”, lagi-lagi mereka berdua meledeknya. Oke Risa menghempaskan jaket berwarna hitam itu kepada Haris, dengan sigap Haris menerimanya dengan terkejut.
“Weh santai dong, ini ngapain dikasih ke gue?”, celetuknya
“Bilangin makasih ke teman Lo!”, Risa berjalan cepat ke kelasnya takut sang guru sudah memasuki.
Di kelas semua murid sudah berganti pakaian menjadi pakaian olahraga hanya Risa yang masih mengenakan seragam.
“Risa, kok kamu belum ganti baju?”, tanya Riri.
“Oh iya, gue tadi ada panggilan alam”, jawab Risa dengan cengengesan.
“Risa buruan, Pak Wawan udah nunggu di lapangan”, celetuk Alif, ketua kelas.
Risa pun keluar kelas dan berjalan kearah loker untuk mengambil baju olahraga dan menggantinya di toilet.
Setelah membereskan seragamnya dan mengunci lokernya, Risa segera keluar karena tadi Riri mengirim pesan agar dirinya langsung segera ke lapangan.
“Hei sayang”,
Langkah Risa terhenti dengan kehadiran Vian yang tiba-tiba.
“Ck, minggir! gue lagi buru-buru”, tegas Risa
“Gue cuma mau semangatin lo doang kok”, balas Vian
“Semangat ya, cantik”, ucap Vian dengan senyuman manis. Tak bisa menampik, Risa sedang menahan salah tingkahnya, tanpa berucap Risa meninggalkan Vian.
“Ini gue kenapa si”, batin Risa dengan berjalan setengah berlari.
Jam menunjukkan pukul 15.00, seluruh murid sudah meninggalkan area sekolah. Risa sedang menunggu bus di halte, ia tak sendirian banyak orang yang memiliki tujuan yang sama.
Tetapi matanya melihat sesuatu dari arah sebrang,ia melihat seorang cowok yang di seret masuk ke dalam gang. Tunggu, ia sempat melihat seragam yang di pakai seseorang itu sama dengannya. Saat bus datang, Risa mengurungkan niatnya untuk menaiki bus itu dan memilih untuk melihat apa yang terjadi.
Sesudah menyeberangi jalan, Risa mendengar suara ribut dari dalam gang. Dan betapa terkejutnya, di sana ada Vian yang terkapar lemas. Risa panik, ia bingung harus melakukan apa. Tetapi ide terlintas dengan cepat. Ia meraih ponselnya. Suara sirine dari ponsel Risa membuat para preman tersebut menghempaskan Vian, lalu kocar-kacir meninggalkan Vian.
Risa pun menghampiri Vian dan membantu Vian untuk bangun
“Risa kok Lo di sini?”, Vian memegangi sudut bibirnya yang terasa perih.
“Ck, ya gue lihat ada orang di keroyok, jadi gue inisiatif buat nolong”, jelas Risa
“Makasih ya Lo udah khawatir sama gue”, ucap Vian sembari tersenyum tetapi setelah itu ia meringis menahan perih lukanya.
“Siapa juga yang khawatir sama Lo!”, ketus Risa
“Yaudah ayo gue anterin Lo pulang”, ajak Vian
“Hah Lo yang benar aja mau nganterin gue pulang dengan keadaan Lo kaya gini”, tolak Risa
“Kenapa? Gue masih kuat buat nganterin Lo. Emang Lo mau preman tadi nyamperin Lo?”, ujar Vian
“Tapi—”
“Udah ayo, keburu malam”. Akhirnya Risa menyetujuinya. Vian tersenyum bahagia ini pertama kali Vian membonceng Risa.
Risa bernafas lega saat mereka tiba dirumahnya dengan keadaan selamat. Risa pun turun bersamaan itu Tina baru saja pulang.
“Lho Risa kamu baru pulang?”, tanya Tina
“Iya mah tadi—”
“Maaf Tante Risa pulang telat gara-gara saya. Dia tadi nolongin saya dulu”, Vian menyela perkataan Risa
“Ya Ampun kamu babak belur begitu. Tapi kalian gapapa?”, cemas Tina
“Gapapa Tante, Risa juga aman sama saya”, ujar Vian.
“Yaudah, kamu masuk dulu ya biar di obatin lukanya sama Risa”, ajak Tina. Risa yang mendengar itupun menatap tak percaya pada sang mamah. Bisa-bisanya mamahnya itu menyuruh Risa untuk mengurusi Vian?. Huh buang-buang waktu saja.
Bersambung.....
Vote dan komentar kalian
sangat berarti untuk ku💟
KAMU SEDANG MEMBACA
RISA
Teen FictionAyah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Namun itu tidak belaku bagi Risa. Menurutnya, seorang ayah adalah cinta sekaligus luka pertama baginya. Saat ia trauma dengan seorang laki-laki, ia justru di pertemukan oleh pria dengan sikap baik...