Christy pun mulai bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan Veranda tadi.
Situasi cafe saat ini lumayan sepi dan cuaca dingin karena turun hujan. Sedari tadi Shani terus memantau Christy dari kejauhan tanpa sepengetahuan Christy.
Saat sedang memantau Christy dari kejauhan ada seorang pelayan cafe yang tiba tiba saja tak sengaja menabrak Shani sehingga cangkir yang berisi kopi panas yang dibawa pelayan itu tumpah mengenai tangan Shani.
" Awss aduh " Rintih Shani.
" Aduh maaf kak Shani " Ucap pelayan cafe yang bernama muthe.
Christy yang mendengar suara Shani merintih kesakitan menoleh ke arah sumber suara dan melihat Shani yang lengan bajunya sudah basah dan melihat luka di tangan Shani karena tumpahan kopi panas.
Christy mengambil air dingin,kapas dan salep yang berada di kotak p3k yang sudah di sediakan di cafe itu untuk mengobati luka Shani.
" Iya gapapa, itu nanti tolong di bersihin aja tumpahannya " Ucap Shani sembari memegang tangannya yang terluka akibat tumpahan kopi panas.
" Sekali lagi maaf ya kak Shani, mau aku obati aja nggak takut nanti melepuh " Tawar Muthe.
" Gausah gapapa kamu lanjutin aja kerjanya saya bisa sendiri " Tolak Shani.
" Yaudah kak kalo gitu aku kembali kerja lagi ya " Ucap Muthe lalu kembali bekerja.
Shani duduk di kursi dan meja yang kosong.
" Aduh panas banget lagi, aku ga bawa jaket buat nutupin lengan nanti " Gumam Shani. Pasalnya Shani memakai baju yang agak terbuka dan memakai cardigan tapi lengan cardigan itu basah kena tumpahan kopi jika di lepas nantinya malah tidak nyaman.
Tak lama Christy menghampiri Shani dengan membawa nampan yang diatasnya ada mangkuk plastik yang cukup besar guna menampung air dingin, kapas dan juga salep untuk mengobati luka Shani.
" Kakak ga bawa baju ganti? " Tanya Christy yang baru datang membuat Shani sedikit terkejut.
" Eh, ngapain kamu kesini " Ucap Shani.
" Ish bukannya di jawab dulu " Kesal Christy.
" Emang kamu siapa saya " Ucap Shani ketus.
" Bukan siapa siapa sih, yaudah ni obati aja sendiri lukanya , ditanya baik baik malah kaya gitu " Ucap Christy lalu meletakkan nampan yang diatasnya berisi mangkuk plastik besar guna menampung air dingin, kapas dan juga salep diatas meja Shani, entah keberanian darimana Christy bisa mengatakan seperti itu di hadapan bos nya.
Christy bukannya sakit hati tapi ia merasa kesal kepada Shani yang sudah ditanya baik baik malah jawabannya nyelekit.
Ketika ingin pergi tangan Christy di tahan oleh Shani. Entah mengapa Shani merasa bersalah mengucapkan kalimat seperti itu terhadap dirinya, Shani berpikir bahwa Christy sakit hati atas kalimat yang ia ucapkan.
" Maaf, jangan pergi saya minta tolong kamu obati luka saya ya " Ujar Shani menahan tangan Christy.
" Obati aja sendiri toh saya kan bukan siapa siapa kamu " Ucap Christy membuat Shani menangis. Bukannya yang seharusnya menangis itu Christy ya?? .
Mendengar suara tangisan Shani membuat Christy tidak tega dan merasa iba lalu ia pun mengobati tangan Shani tanpa basa basi karena ia juga sebenernya masih kesal.
Christy mengambil kapas dan ia celupkan ke dalam mangkuk plastik besar yang berisi air dingin sebentar lalu ia mengobati tangan Shani yang terluka (kebayang ga rasanya).
" Aws pelan pelan " Rintih Shani.
" Sakit kah? Iya ini pelan pelan nih " Ucap Christy lalu meniup luka yang berada di tangan Shani agar cepat kering.
Shani melihat Christy yang sangat teliti mengobati lukanya, baru pertama kali ini Shani menangis karena perkataan nya sendiri terhadap orang lain biasanya dia tidak akan seperti itu.
Dirasa sudah kering Christy pun mengambil salep dan mengoleskan ke area luka tangan Shani.
" Nah udah selesai kak , udah di pakai in salep, masih sakit nggak? " Tanya Christy lembut pada Shani , Shani menggeleng sebagai jawabannya yang tandanya tidak.
" Itu bagian lengan coba aku lihat ada yang luka ngga , dilepas dulu cardigan nya " Ujar Christy lalu Shani melepas cardigan nya.
" Ih luka sampe merah begini " Ucap Christy lalu mengobati luka itu seperti yang awal ia lakukan.
Setelah selesai mengobati luka Shani Christy pun mengembalikan barang barang yang ia bawa tadi untuk mengobati luka Shani ke tempat semula, lalu kembali lagi membawa sebuah jaket miliknya yang cukup besar, itu sebenarnya dibelikan oleh Ariel namun kebesaran.
" Ini saya ada jaket kak, pakai aja gapapa, cardigan kak Shani jga masih basah kan? Ini jaket saya masih baru dipakai sekali ini juga jaketnya kebesaran jadi jarang saya pakai " Ucap Christy memberikan jaket miliknya ke Shani.
" Gapapa? " Tanya Shani.
" Iya " Jawab Christy singkat.
" Iya doang singkat banget " Protes Shani.
" Iyaa kak Shani bos saya yang paling menyebalkan " Ucap Christy yang sudah malas.
" Yaudah ini aku ambil ya , eum aku mau kamu sebut diri kamu dengan sebutan aku jangan saya " Ujar Shani sembari menerima jaket yang diberi Christy.
" Kenapa? Kan sama bos harus sopan " Ucap Christy polos.
" Iya tapi kan ini bos yang minta jadi kamu gapapa kalau melakukan itu " Ucap Shani.
" Oh gitu, oke " Setuju Christy.
" Sama satu hal lagi " Ucap Shani.
" Apa? " Tanya Christy.
" Jangan panggil aku kakak, panggil cici aja " Ucap Shani.
" Kenapa cici? " Tanya Christy.
" Gapapa biar lebih deket " Jawab Shani.
" Oke kak eh ci " Ucap Christy yang salah sebut membuat Shani terkekeh.
" Yaudah kalau gitu aku mau kerja lagi ya ci, cici cepet sembuh " Ucap Christy lalu kembali bekerja.
" Besok cici balikin jaketnya " Ucap Shani sedikit keras , Christy menoleh ke arah Shani dan mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
Dibalik itu semua ada satu orang yang memperhatikan sedari tadi interaksi antara Shani dan Christy ia menatap Christy dengan tatapan tak suka.
" Sial, dia baru kerja disini aja udah deket sama ci Shani, dasar caper! " Ucap seseorang itu.
" Christy orangnya lucu juga ya, perhatian, peka lagi, tapi kayaknya dia juga gampang pundung, so sweet deh " Bathin Shani mengingat perlakuan Christy tadi terhadap dirinya membuatnya senyum senyum sendiri sembari melihat jaket milik Christy yang diberikan untuknya.
Jangan lupa vote well