"Berapa persen yang sudah dievakuasi? "
"Baru tiga puluh. Sebagian besar dari mereka menolak untuk dipindahkan."
Jawaban si petugas membuat Hyojin menatap kesal pada bangunan apartement dua belas lantai yang sekarang seperti sarang monster itu.
"Dan mereka semua memiliki anjing? "
"Unit yang kosong menyisakan bangkai anjing, sudah kami evakuasi. "
Petugas itu menyerahkan sebuah papan dengan beberapa lembar data penghuni yang disematkan. Hyojin membuka satu persatu.
"Kami sudah mulai dari lantai terbawah, sebagian mau diungsikan. Paling sulit saya rasa adalah penghuni kawasan lantai atas. Mereka mungkin akan bersikeras untuk tetap diam di tempat masing-masing. Semua nama dan nomor kamar sudah tertera. Kau juga bisa memakai netralisasi nomor pin kalau diperlukan."
Hyojin mengangguk.
"Pastikan mobil-mobil polisi tetap diam di bagiah depan kawasan ini. Pasang garis kuning dan tetap himbau mereka untuk keluar lewat megaphone. Terus berikan kesan kalau situasi ini mendesak dan berbahaya"
"Baik, Sajangnim. "
Hyojin merogoh saku jaketnya. Dia memencet tombol darurat satu. Sambil menunggu jawaban, Hyojin menyusul Kanghyun masuk dalam kawasan lobi. Para awak media juga sudah berkumpul di dekat pintu gerbang. Mereka semua menyorotkan kamera ke arahnya dan beberapa kejadian yang dianggap menarik speerti para petugas yang sedang menggiring kandang-kandang berisi mayat anjing.
"Hyo."
"Kau bisa mengirim patroli udara? "
"Kau sudah berada di apartemen itu? "
"Hmm. Aku butuh gertakan. Sebagian dari mereka tidak mau meninggalkan tempat."
"Berapa tingkat urgensinya?"
Mata Hyojin memicing saat mayat anjing yang dibawa keluar kembali bertambah.
"70 dari 100? Aku beruntung belum menemukan jasad manusia."
"Baiklah, akan segera kukirim satuan udara. Kau baik-baik saja, Hyo? "
Suara lembut Kiyong di kalimat yang itu membuat langkah kaki Hyojin terhenti sementara Kanghyun sudah berdiri di depan pintu lift. Dia pandangi punggung Kanghyun yang tengah menunggu setiap angka bergerak turun. Apa dia baik-baik saja? Apa geraman keras yang ada di tenggorokannya semenjak tadi tapi tidak bisa ia suarakan membuktikan ia baik-baik saja? Apa sikap tenangnya menghadapi berbagai situasi tidak terduga di lapangan seperti ini artinya dia baik-baik saja? Bukan kali ini mereka mengutusnya di beberapa misi yang terbilang berbahaya tapi saat itu Kiyong ada bersama Hyojin. Melihat Kiyong di sampingnya ketika mereka bersama-sama memburu kartel narkoba sampai ke perbatasan Korea Utara membuat Hyojin tidak gentar sedikit pun padahal ia sendiri hampir mati. Sekarang ia hanya perlu mengevakuasi penghuni apartemen, tapi sesuatu terasa kosong di sana. Hyojin tidak tahu apa yang hilang? Perasaannya kah?
"Hyo? Kalau kau merasa_"
"Im okay," jawab Hyojin cepat. Dia menarik napas lalu berdeham.
"Kau yakin?"
"Sebenarnya mungkin tidak aku- aku meninggalkan Mogu sendiri di apart. "
"He'll be fine, Hyo. "
"Makanannya sudah kuatur sampai besok pagi tapi aku juga belum sempat menghubungi bibi asisten. Mogu mungkin_"
"Hey, Hyojin ah. Dengarkan aku. Dia akan baik-baik saja, okay? Dia anak yang pintar dan pasti mengerti seandainya kau tidak pulang malam ini. "
Hyojin mengangguk. Suasana lobi yang sepi seketika seperti membawanya ke dimensi ruang tunggu lain. Waktu seolah berhenti sekian detik. Hanya menampilkan ia dan Kanghyun di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
FanfictionRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...