Bab 22

511 85 2
                                    

Siang itu tiba-tiba Aldo datang ke kantor Flora. Lulu udah berusaha menahan Aldo namun gagal.

"Udah Lu, biarin aja, makasih ya," kata Flora membiarkan Aldo masuk ke kantornya.

"Flo lu beneran mau pergi lagi?!" Kata Aldo dengan wajah panik. Flora hanya mengangguk tidak mengalihkan pandangan dari pekerjaannya.

"Kemana Flo, gue ikut! Kali ini gue ikut kemana pun lu pergi," kata Aldo lagi. Flora mengalihkan pandangannya pada Aldo dan menggeleng.

"Lu tu dongo apa gimana sih? Duduk lu!" Perintah Flora yang langsung diikuti Aldo.

"Lu sadar gak sih udah nyia-nyiain hidup lu?" Kata Flora.

"Gak ada yang sia-sia kalo itu lu Flo," kata Aldo.

"Do, kita dah temenan lebih 20 tahun, lu udah gue tolak lebih 10 kali, lu tau gue cinta mati sama Ferrel dari dulu, dan lu tau kita gak mungkin bareng, tapi lu masih ngotot begini," kata Flora.

"Ya karena gue sayangnya sama lu Flo!!!" Aldo masih ngotot juga.

"Lu sia-siain cinta tulus Ashel buat apa? Buat ngejar bayangan? Lu lupain semua cerita indah lu ma Ashel pas gue dateng, lu cuman nambah dosa gue oon," kata Flora menoyor kepala Aldo.
Aldo terdiam.

"Lu nyakitin perasaan Ashel, lu nyakitin perasaan kedua anak lu, lu mau ngerasain yang Ferrel rasain? Lu tu naksir gue apa Ferrel, jalan hidup kok sampe sama," kata Flora. Aldo terdiam, kata-kata Flora menohoknya.

"Gue kecewa ma sahabat gue, sahabat yang selalu gue banggain ke Ashel kalo bakal jagain dia selamanya, Ashel segitu sayang dan bertahannya demi lu, sementara lu ngelepas dia gitu aja," kata Flora. Aldo terbengong dan pergi meninggalkan ruangan Flora tanpa bicara lagi.

Sementara di tempat lain Fiony sedang menemani sang mami belanja. Seperti biasa yang didengar Fiony sepanjang belanja hanya ketidak puasan sang mertua terhadap dia. Fiony hanya bisa tersenyum getir pada mertuanya.

"Apa ini ya karma dulu aku ngambil mas Ferrel dari mba Flora?" Batin Fiony dalam hati.

"Ayo makan, mami gak boleh telat makan nanti sakitnya kumat," kata Mami Chika meninggalkan menantunya membawa belanjaannya.

Karena tempat makan langganan mereka penuh, akhirnya Fiony memilih untuk membungkus makanannya dan makan dirumah. Lagi-lagi yang dia dengar omelan maminya karena dirinya tidak reservasi tempat favorit maminya itu, dan kenapa maminya harus ikut menunggu lama untuk membawa makanan pulang.

"Kamu itu ya, gimana mau becus didik anak, ngurus mertua aja gak bisa," kata Mami Chika masih ngomel padahal sedang makan.

"Fritzy itu ya kalo sama omanya suka gak sopan, ngebantah terus, pasti kamu yang ngajarin gitu kan!" Kata mami Chika masih lanjut ngomel.

"Gak ma, maaf, nanti Fio tegur," kata Fiony hanya bisa pasrah.

"Kamu itu didik anak aja gak becus, jadi mantu gak becus, jadi istri juga pasti gak becus!" Kata Mami Chika makin kenceng ngomongnya.

Kali ini Fiony udah gak tahan, namun Tuhan memilih cara lain. Saat akan emosi, tiba-tiba Ferrel muncul di sebelah Fiony.

"Mami ati-ati kalo bicara, ini yang mami omongin istri Ferrel," kata Ferrel menggapai bahu Fiony dan matanya tersorot tajam.

"Eh. . . Anu, maksud mami..," Chika kalang kabut, karena selama ini selalu berusaha sok baik di depan anaknya.

"Mami lupa? Yang maksa Ferrel ninggalin Flora dulu siapa? Yang maksa Ferrel nikahin Fio siapa? Mami papi kan?! Sekarang mami malah ngina Fiony juga, mi yang salah itu bukan pasangan Ferrel, tapi otak mami!" Kata Ferrel mulai emosi.

"FERREL! JANGAN KURANG AJAR YA!" Bentak Chika seketika.

"Ferrel, kurang ajar? Terus sikap mami sama Flora dulu, sikap mami ma Fiony sekarang apa?" Kata Ferrel dah muak. Fiony yang awalnya mau membiarkan juga mulai berusaha menenangkan Ferrel.

"Mami itu gitu demi kamu demi penerus keluarga kita!" Kata mami Chika membela diri.

"Mi, mami pikir dulu Flora gak mati-matian bela mami didepan Ferrel, padahal mami dah mau ngebunuh dia dan calon anak Ferrel!" Kata Ferrel membuat Chika terdiam.

"Mami pikir Fiony gak punya hati mami sindir dia karena sesuatu yang dia juga gak mau! Mana ada wanita yang rela gitu aja rahimnya diangkat! Mikir gak mi?" Kata Ferrel.

"Mas, udah ya plis," kata Fiony yang sudah berlinang air mata.

"Salah memang Ferrel kembali ke keluarga ini, ayo Fi, kita pergi, gak usah balik kesini lagi," kata Ferrel menarik Fiony pergi dari sana.

"Ferrel, maafin mamiiiii!" Kata Chika mulai nangis gak karuan. Namun Ferrel tetap menarik Fiony pergi dari sana.

Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang