29. Hari yang Damai

13 2 0
                                    

Baru saja Chandra akan menaiki kudanya, mendadak ada suatu pemandangan yang membuatnya terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja Chandra akan menaiki kudanya, mendadak ada suatu pemandangan yang membuatnya terdiam. Melihat perubahan sikap Chandra, Zayne juga ikut menoleh ke arah mata Chandra tertuju. Ternyata Arka datang ke tempat mereka latihan.

"Aku baru saja datang, tapi sepertinya kalian mau pulang," sindir Arka seraya menghampiri Chandra dan Zayne yang masih terpaku di tempatnya.

"Hari ini kami sudah selesai latihan. Aku mendengar kau akan datang, makanya aku ingin pulang untuk menyambutmu," ucap Chandra dengan jujur.

Mendengar perkataan Chandra membuat Arka sedikit tersanjung. Dia mendekat dan tanpa diduga menyelipkan rambut Chandra di balik telinganya. "Aku justru sengaja datang ke sini ingin melihat perkembangan langsung selama Zayne mengajarimu. Kira-kira, dia cocok atau tidak dijadikan sebagai guru," sarkas Arka sambil melirik Zayne dengan terang-terangan.

Zayne menatap tuannya dengan dahi berkerut. Entah apa yang terjadi pada Arka sehingga sikapnya menjadi ketus seperti itu. Zayne yang tidak pernah peka pada lingkungan sekitarnya sama sekali tidak menyadari bahwa saat ini Arka merasa cemburu dengan kedekatan mereka berdua, Chandra dan Zayne.

Bagaimana tidak dia merasa cemburu. Hampir selama empat belas bulan ini, seluruh waktu Chandra dihabiskan dengan latihan bersama Zayne. Sementara itu, dirinya harus bolak-balik pergi dari Langgar Suci dan Istana karena tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai Putra Mahkota.

"Mumpung kau sudah ada di sini, bagaimana kalau kita bertarung. Aku menantangmu, Tuan," celetuk Chandra sambil menyunggingkan salah satu bibirnya.

"Bukan ide yang buruk. Aku juga ingin melihat, sebatas mana kemampuanmu di bawah bimbingan Tuan Zayne," sambut Arka menerima tawaran Chandra untuk melakukan duel atau pertarungan.

Angin sepoi-sepoi menerpa hamparan rumput hijau, menyaksikan pertarungan sengit antara Chandra dan Arka yang akan segera terjadi. Keduanya berdiri di tengah arena, mata mereka berkilauan ditimpa cahaya mentari sore itu, siap menghadapi pertarungan ini dengan serius.

 Keduanya berdiri di tengah arena, mata mereka berkilauan ditimpa cahaya mentari sore itu, siap menghadapi pertarungan ini dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka yang merupakan seseorang yang telah berpengalaman dengan pedangnya mulai melancarkan serangan bertubi-tubi. Meski wajahnya terlihat tenang, namun dia tidak ingin meremehkan lawannya.

SELENOPHILE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang