Oma Chika jatuh sakit. Berita itu sampai dikuping Ferrel setelah sang ART maminya menyampaikan bahwa mami Chika dibawa kerumah sakit.
Sebenarnya Ferrel enggan pergi ke RS untuk bertemu maminya, namun Fiony mengingatkan hal yang sama pada Ferrel, bahwasanya tidak ada mantan orang tua.
"Gimana dok kondisi orang tua saya?" Tanya Ferrel pada dokter yang menangani.
"Ya tadi sempat serangan jantung, kondisi saat ini berangsur stabil kok, mohon di temani ibunya, jangan sampai stres, kondisinya lemah sekali," kata Dokter meninggalkan Ferrel.
"Mi, mami gak papa?" Tanya Ferrel berdiri disebelah maminya. Chika hanya mengangguk lemah tanpa bersuara.
"Ya udah istirahat dulu," kata Ferrel berpindah duduk di sofa ruang perawatan maminya.
"Nak," Chika memanggil Ferrel yang baru saja duduk.
Ferrel segera menghampiri mami Chika. Mami Chika sedang meneteskan air mata membuat Ferrel bingung.
"Mami minta maaf sama kamu sama Fiony, mami banyak salah sama kalian, maafin mami," kata mami Chika menarik tangan Ferrel dan diciumnya.
"Udah ah, apa sih mi," protes Ferrel menarik tangannya.
"Mami bener-bener minta maaf banyak dosa sama kalian, Tuhan udah negur mami, mami nyaris mati, mami ditunjukkan kembali dosa-dosa mami, maafin mami nak," kata Mami Chika tidak bisa menahan air matanya.
"Udah, mami istirahat dulu aja," kata Ferrel menarik tangannya lepas. Memperbaiki selimut maminya dan kembali ke sofa.
Selama mami Chika dirawat Ferrel tidak mengijinkan siapapun menjenguknya termasuk istri dan anaknya.
Mami Chika akhirnya diperbolehkan pulang, dan mau tidak mau Ferrel membawa pulang mami Chika sementara waktu.
"Papa pulang," sapa Ferrel memasuki rumah mendorong mami Chika di kursi roda. Tidak ada sambutan spesial, membuat Chika agak sedih.
"Mi, mas, makan dulu mas, aku aja yang anter mami ke kamar," kata Fiony mengambil alih kursi roda.
Setelah membantu Chika pindah ke tempat tidur, Fiony hendak segera pergi dari sana, namun ditahan oleh Chika.
"Fi, mami mau minta maaf," kata Mami Chika menahan tangan Fiony.
"Iya ma, gak papa, Fiony juga minta maaf," Fiony melepas tangan mami Chika dan segera pergi dari kamar itu.
Fiony menemani Ferrel yang sedang makan. Wajah Fiony yang terlihat bete menarik perhatian Ferrel.
"Kenapa yang?" Tanya Ferrel menyudahi makannya.
"Harus ya mami disini," kata Fiony cemberut.
"Ya gimana lagi, kan gak ada orang," kata Ferrel.
"Bukan aku gak mau, tapi kasian Fritzy, masalah satu belom selesai, ini dah dateng lagi, tau aja kan mereka gak akur," kata Fiony. Ferrel memijat keningnya pening.
"Kenapa pa ma?" Tanya Fritzy yang baru saja sampai rumah.
"Di kamar sebelah kamarmu ada oma ya, jadi jangan terlalu berisik," kata Fiony.
"Hmmm..., oma kenapa pulang kesini sih?" Kata Fritzy agak kesal.
"Ya kan oma sendirian dirumah, kalo ada apa-apa lagi gimana?" Kata Ferrel mencoba memberi pengertian.
"Ya udah deh, Fritzy di kamar ya," kata Fritzy pergi begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya.
Saat makan malam, mau tidak mau mereka semua saling bertemu. Suasana jadi canggung. Tidak ada suasana santai dan kekeluargaan seperti biasanya. Semua karena kehadiran oma Chika disana.
"Fritzy mau oma ambilin makan lagi?" Tanya Chika coba membuka pembicaraan.
"Ma, pa Fritzy duluan ya," kata Fritzy langsung kabur ke kamarnya tanpa menunggu persetujuan.
"Ferrel, Fiony, mami bener-bener minta maaf, mami udah jahat sama kalian semua, mami bener-bener mohon ampunan dari kalian," Chika mulai menangis. Bahkan dirinya mau bersujud di depan Fiony keburu di tahan oleh Fiony.
"Iya ma, udah, aku udah maafin mami, udah gak usah dibahas lagi," kata Fiony bangun memeluk mertuanya.
"Mi, Ferrel udah terlalu sakit sampai gak tau mami sedang serius atau berbohong, tapi Ferrel anak mami, gak mungkin Ferrel nelantarkan mami gitu aja, maafin Ferrel ya mi," Ferrel ikut memeluk Chika yang masih terus menangis meminta ampunan dari anak dan menantunya.
"Maafin mami udah nyiksa kamu dari dulu, udah misahin kamu sama anak kamu dan keluarga kamu, maafin mami nak," ucap Chika masih dengan terus menangis.
"Maafin mami jahat sama kamu Fio, maafin mami kasar sama kamu, mami salah mami gak bisa ngertiin perasaan kamu, maafin mami," Chika terus memeluk keduanya sambil terus menangis.
"Udah mi, nanti dadanya sakit lagi, udah ya, yuk Ferrel anter ke kamar,"kata Ferrel membantu maminya kembali ke kamar.
Ferrel membantu maminya, Sementara Fiony menuju kamar Fritzy. Fritzy membukakan pintu langsung menjulurkan kepalanya keluar memastikan oma nya tidak ada.
"Sayang, kok gitu sama oma?" Tanya Fiony masuk ke dalam kamar Fritzy.
"Fritzy gak suka oma, oma jahat, jahat sama papa mama, jahat sama Fritzy juga," kata Fritzy ketus.
"Oma kan mau minta maaf sama kamu, kok kamu gitu," kata Fiony memeluk anaknya dan mengelus rambut halusnya yang panjang.
"Zy masih gak percaya oma," celetuk Fritzy lagi.
"Gak boleh gitu ya, maafin oma nya ya, oma udah bener-bener nyesal sama semua yang udah lewat, kamu juga udah tambah besar gak boleh tambah nakal dan gak sopan sama oma ya," kata Fiony. Akhirnya Fritzy mengambil nafas panjang dan mengangguk tanda mengiyakan mamanya.
************************************
Abis ini bab terakhir ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari masa lalu untuk masa depan
Fanfictionmasa lalu yang menghantuimu menjadi jalan baru menuju masa depanmu