6 || Si pelukis

71 49 1
                                    

Aduhh gatau mau bilang apa hehe, intinya semoga suka sama bab ini yaa !

Come on, enjoy !

Come on, enjoy !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Kuku Marni yang panjang dan tajam tanpa ampun menggores pipi lelaki tua itu, meninggalkan luka yang dalam.

Julian, yang khawatir dengan situasi itu, berusaha keras untuk menahannya dengan memegang bahunya dari belakang, tetapi perlawanannya sangat keras dan kuat, seperti binatang buas yang marah.

Julian tidak percaya dengan tingkat kemarahan yang ditunjukkan Marni.

"Berhenti, kumohon! Berhenti!" pintanya, suaranya dipenuhi keputusasaan. "Dia sudah minta maaf, kumohon, berhenti!"

Julian segera memegang lengan Marni, berusaha mencegahnya mencakar lelaki tua itu lebih jauh. Namun, meskipun Julian berusaha, Marni terus meronta.

Marni tiba-tiba membeku, tubuhnya gemetar sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Julian berhasil menangkapnya sebelum ia jatuh.

Sementara itu, lelaki tua itu, yang diliputi rasa takut, bergegas meninggalkan tempat kejadian, melesat pergi dengan cepat.

Julian memperhatikan saat penampilan Marni mulai berubah kembali menjadi wanita cantik yang dikenalnya, campuran rasa lega dan khawatir tampak jelas di wajahnya.

Dia pingsan..

Pangeran Putri Duyung terus mengamati dari kejauhan, matanya terpaku pada pemandangan yang terbentang di hadapannya.

Dia tidak bisa tidak terkesan dengan sikap Julian. Ini adalah pertama kalinya dia menyaksikan manusia bersikap begitu baik terhadap makhluk laut dari dunia lain seperti Marni.

Julian menatap Marni, tatapannya melembut saat mengamati parasnya yang cantik.

Rambut emasnya berkilau cemerlang, dan kulitnya yang halus seperti porselen telah kembali ke keadaan alaminya, tanpa penampilan menakutkan yang dimilikinya sebelumnya.

Cantik sekali.

Dia mendesah, campuran kelegaan dan kekhawatiran yang masih ada terukir di wajahnya.

Julian dengan hati-hati dan lembut menggendong Marni, menopangnya dalam gendongan pengantin.

Kepala Marni bersandar di dada Julian sementara Julian menyandarkan kepalanya ke atas kepala Marni.

Julian berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ia baru saja menyaksikan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya sepanjang hidupnya, dan kenangan akan kejadian itu masih membekas dalam benaknya.

Semuanya akan baik-baik saja.

Semuanya.. akan baik-baik saja..

𓇼 ⋆.˚ 𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟 ⋆.˚ 𓇼

MARNI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang