Bab 25

860 88 20
                                    

"Udah siap?" Tanya Flora kepada Shasha yang memandang ulang rumah yang hanya dihuninya sebentar itu.

"Yuk, bun kasian ayah nungguin," kata Shasha menarik bundanya kedalam taxi online yang akan mengantar mereka.

Mereka menuju kerumah Ferrel dengan taxi online. Hari ini adalah hari kepergian Flora. Dia akan meninggalkan untuk terakhir kalinya kota ini dan semua kenangannya.

Kisah bahagianya bersama Ferrel, kisah pilunya, tangis bahagia dan kesedihan, sudah dilaluinya di kota ini. Dirinya sudah ikhlas dengan kesalahan yang diambil ketika harus kembali kesini, takdir, hanya itu jawabannya.

Taxi mereka telah sampai di halaman rumah besar itu. Setelah meminta sang supir menunggu sesaat, dirinya dan Shasha beranjak menuju pintu depan rumah itu.

"Ayah," Ferrel yang membuka pintu langsung di peluk oleh Shasha.

"Sha...," tegur Flora karena di belakangnya telah berdiri Fiony.

"Fi, maaf ya ganggu," kata Flora.

Shasha akhirnya melepas pelukan ayahnya dan masuk ke ruang tamu bersama Flora.

"Jadi kamu yakin?" Tanya Ferrel.
Shasha mengangguk yakin dan penuh senyum.

"Kakak!!" Tiba-tiba Fritzy berlari dan langsung memeluk Shasha. Semua orang tampak bingung dengan kejadian ini.

Fritzy yang sekian lama tidak mau bertemu Shasha, marah pada semua orang, tiba-tiba memeluk Shasha dan memanggilnya kakak.

"Kak, maafin aku ya, maafin aku yang salah paham sama semua ini, aku bahagia punya kamu sebagai saudara bukan sekedar sahabat," kata Fritzy dengan mata berkaca-kaca.

"Maafin aku ya Zy, aku dah bohong sama kamu, aku sayang adek," Shasha kembali menarik Fritzy dalam pelukannya. Semua tersenyum bahagia.

"Ada siapa Rel?" Tiba-tiba Oma Chika muncul. Flora dan mami Chika sama-sama kaget saling pandang.

"Flo..., Flora," oma langsung mengharu penuh tangis menghampiri Flora dengan susah payah dan memeluknya.

"Maafin mami nak, maafin mami, mami dosa besar sama kamu dan anakmu, maafin mami nak," tangis Chika pecah dalam pelukan Flora.

"Mi, udah ya, gak usah di bahas yang udah lewat, Flora udah maafin mami dari dulu-dulu, gak ada dendam kok, Flora sayang mami seperti ibu kandung Flora kok dari dulu," Flora menghapus air mata Oma Chika.

"Shasha salam dulu ini oma Chika, maminya ayah," kata Flora. Shasha agak ragu namun Flora dan Ferrel meyakinkannya dan Shasha pun mau menyalami Chika.

"Sayang maafin oma ya, maafin oma udah misahin kamu sama ayah kamu," kata Chika memeluk dan mencium wajah Shasha.

"I..iya oma," kata Shasha berusaha melepaskan diri.

"Oke, karena waktunya makin mepet, sekali lagi, aku ngucapin banyak terima kasih buat semua, dan maaf sebesar-besarnya atas semua yang terjadi yang gak mengenakan, Fio aku titip mas ya, semoga kalian bahagia selamanya," kata Flora tersenyum, ada bulir air mata tertahan di pelupuknya.

Tanpa sepatah kata Fiony langsung menyambar tubuh Flora dan memeluknya. Air mata keduanya tidak bisa lagi ditahan. Pelukan hangat yang muncul disana.

"Mba, maafin aku ya, cara ku salah, aku juga sempet berfikir buruk sama mba, kalian selalu akan jadi bagian dari keluarga ini, maafin aku ya mba," kata Fiony kembali memeluk Flora.

"Flora mau kemana sayang?" Tanya mami Chika.

"Flora pindah keluar negeri mi, udah terlalu banyak kenangan sedih disini yang harus Flora tinggalkan," ucap Flora mencoba tersenyum.

"Maafin mami ya," lagi-lagi Chika merasa bersalah akan luka yang dulu ditorehkannya. Flora hanya senyum dan mengelus punggung mami Chika.

"Flo, aku juga minta maaf ya, semoga kita sama-sama bisa menemukan jalan terbaik buat keluarga kita masing-masing," kata Ferrel menjabat tangan Flora.

"Makasih buat semuanya mas, semoga kita sama-sama bisa jadikan ini pelajaran," kata Flora.

"Fritzy, tante Fio, titip ayah ya, kalau ayah nakal marahin aja, semoga kita semua bahagia ya," kata Shasha tersenyum.

Fritzy kembali menangis kali ini dalam pelukan mamanya. Shasha sudah memutuskan untuk menemani bundanya. Karena hanya dia satu-satunya yang dimiliki sang bunda.

Setelah berpelukan kembali masing-masing dari mereka sebagai perpisahan terakhir. Flora dan Shasha kembali meneruskan perjalanannya menuju masa depan baru. Menyonsong hari baru didepan mereka.

Flora menatap langit biru kota itu untuk terakhir kalinya. Dia menuliskan sebuah sajak singkat untuk dirinya dan masa depannya.

MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

MASA LALU AKAN SELALU ADA
MASA LALU AKAN MENGHANTUI
MASA LALU HADIR SEBAGAI PELAJARAN
MASA LALU ADA SEBAGAI SEBUAH PIJAKAN

MASA LALU MENGAJARKAN KITA KESALAHAN
MASA DEPAN MENGAJARKAN KITA PERBAIKAN
MASA LALU MENGAJARKAN KITA KEBIJAKSANAAN
KEBIJAKSANAAN ADALAH MODAL MASA DEPAN

BIARKAN KITA TUTUP MASA LALU
MARI KITA BUKA LEMBAR MASA DEPAN

DARI MU DARI KITA DARI SANA PEMBELAJARAN ITU DATANG
UNTUK MU UNTUK KITA UNTUK SEMUA DI MASA DEPAN

-FLO-


****************THE END*************

TERIMA KASIH SEMUA
MAAF JIKA MASIH BANYAK KESALAHAN

SEMOGA SEMUA TERHIBUR,
DITUNGGU KARYA LAINNYA

Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang