"Namaku Yang Jungwon, sudah ingat?" Terkesan galak dan malas, pemuda itu akhirnya memperkenalkan diri. Namanya memang tidak asing, tetapi memang sulit mengingat kapan mereka pernah bertemu.
"Seperti yang dia katakan, kau tidak terlalu penting untuk diingat," Jay menimpali dengan sindiran.
"Akan kupastikan kau mengingatku malam ini, nuna."
Yerim masih ingin mencoba mengingat, tetapi permainan sudah dimulai lagi. Tidak penting siapa Yang Jungwon itu. Fokus utamanya adalah tidak lagi kehilangan uang karena kalah taruhan. Dia harus meraup banyak uang untuk membuat Hyunjin terkesima.
Yerim meletakkan jumlah taruhan yang sama pada Player. Chipnya yang kembali ke jumlah semula harus dia pertahankan. Pemuda di sebelahnya juga bertaruh, namun di tempat berbeda. Si wanita dan dua sekawan itu juga bertaruh. Kai kembali diam saja.
Jay membuka empat kartu lagi, kartu Player bagus kali ini. Delapan Sekop dan Queen Wajik menghasilkan Natural Eight. Jika kartu Banker mengacau, maka Yerim akan menang. Dua kartu selanjutnya adalah Jack Wajik dan Tujuh Hati. Player menang pada set ini.
"Yeay! I win," seru si wanita itu. "Finally, I win and you're not!" ejeknya pada si pemuda itu. "The genius Horang is lost!"
"Baru menang satu kali kau sudah sangat sombong."
"Tidak penting berapa kali, yang terpenting, aku menang darimu!"
"Kalian berkencan, ya?" Hyunjin terlalu penasaran untuk diam saja.
Kedua orang itu otomatis menatap. Mereka sepertinya sangat tersinggung dengan pertanyaan Hyunjin. Mereka kompak menatap dengan sinis.
"Do we look like a couple?" tanya si wanita.
"Aku merasa tersinggung," tambah si lelaki, untuk menghasilkan tatapan sinis kepadanya juga.
"Who wanna date a guy like you? err~"
Dengan reaksi mereka yang sangat negatif, tanpa perlu penjelasan lebih lanjut sudah terlihat jelas jawabannya.
"Who wanna date a girl like you?"
"Jadi hubungan kalian apa?" Sekarang giliran Yerim yang bertanya.
"Kami hanya teman sekelas saat SHS," jawab si lelaki. "Kau bisa panggil aku Horang."
"Seong-butt." si wanita terkekeh sendiri sementara lelaki itu mengeram kesal. "Aku Julie. Kau Yerim, kan? Heeseung mentioned you a lot."
Heeseung tiba-tiba ditarik dalam percakapan, pemuda itu otomatis merespons. "Sunbae, kapan aku melakukannya?"
"You always did. Kalau kami atau yang lain datang, you always brag about her."
"Heeseung sunbae punya obsesi tersendiri terhadap nuna itu." si Jungwon juga ikut menimpali. "Kalian terus membicarakannya."
"Itu karena kau terus bertanya kapan dia datang, Jungwon-a," sahut Kai. "Kami tidak pernah menyukainya. Hanya hubungan pekerjaan saja."
"Benarkah?" Jungwon melirik selidik, "waktu itu kalian terlihat sangat dekat."
"Oh, benarkah? Itu berarti kami berhasil mengelabuimu. Kurasa semua orang tahu sekarang kalau kami tidak sedekat itu. Hanya urusan bisnis."
"Ayo kita lanjutkan saja." Jay menengahi. "Obrolan tidak penting ini membuang waktu kita."
Yerim baru saja berprasangka baik setelah dia menghentikan Kai, namun semua itu hanya untuk mencuri kesempatan membakar suasana di antara mereka. Yah, gadis itu sangat terkesima sekarang. Mereka berlima sangat mendalami peran musuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...