Sembilan hari lamanya Valerie terpaksa menginap di lokasi shooting karena jadwal pengambilan gambarnya cukup padat, tidak memungkinkan dirinya untuk pulang pergi dari New Rochelle ke New York dan dari New York ke New Rochelle lagi.
Sejauh ini ia menikmati waktu bersama co-stars dan kru-kru yang bekerja dibalik layar dengannya. Semua yang ada di project film ini berhasil membuatnya nyaman bekerja dengan mereka. Penuh tawa, sehingga ia dapat melupakan video yang mengacaukan pikirannya beberapa hari yang lalu.
"Miss," panggil Fionna saat ia sedang membaca naskahnya untuk scene yang akan ia lakukan dalam waktu dekat. "Maaf saya tidak menyiapkan anda makan malam karena Mr. Fahd sudah membelikan anda makan malam. Kini ia menunggu anda di trailer miliknya."
Valerie mengernyitkan dahinya. "Kenapa kau tidak memberitahuku lebih dulu?"
"Maaf, Miss, tapi ia menghentikan saya saat saya hendak masuk ke dalam mobil–"
"Baiklah." Valerie mengangkat tangannya, mengisyaratkan asisten pribadinya itu untuk menghentikan ucapannya. "Tidak apa, Fionna. Terima kasih. Ini bukan salahmu."
Kemudian Valerie bangkit dari tempat duduknya sambil membawa naskahnya untuk berjalan menuju trailer Jassim. Saat ia sudah berada di depan trailer tersebut, ia lalu mengetuk pintunya dan tidak sampai sepuluh detik, Jassim sudah membukakan pintu untuknya dan mempersilahkannya masuk.
Trailer pria itu tidak jauh berbeda dengan miliknya yang di dalamnya terdapat ruang tamu sekaligus dapur kecil, ruang tidur, dan juga kamar mandi. Perbedaannya hanya harum ruangan di dalamnya. Valerie dapat mengenali harum ini.
Bleu de Chanel.
Parfume yang selalu dipakai oleh mantan tunangannya dulu.
"Kau baik-baik saja, Val?" tanya Jassim yang mengagetkannya dengan telapak tangannya yanh menyentuh punggung bawahnya.
Dari apa yang dihirup oleh indra penciumannya, mendatangkan perasaan gelisah. Valerie merasa tidak nyaman, tetapi ia tidak ingin Jassim mengkhawatirkannya.
"Aku baik-baik saja," jawab Valerie dengan cepat sambil tersenyum kecil.
Jassim mengangguk lalu ia mempersilahkan Valerie untuk duduk sementara ia mengambilkan makan malam untuk mereka berdua.
Pria itu menyajikan dua piring yang di atasnya terdapat creamy cajun shrimp pasta dengan antusias. Terlihat dari matanya.
Awalnya ia ingin mengatakan pada Jassim kalau ia alergi dengan seafood, tetapi melihat pria itu yang bersemangat membuat Valerie mengurungkan niatnya. Ia hanya akan menyingkirkan udang-udang tersebut atau memberikannya pada Jassim.
"Terima kasih untuk makan malamnya," ucap Valerie setelah memasukkan pasta itu ke dalam mulutnya. "Kau membelinya dimana?"
"Ada restoran di dekat sini yang terkenal mahir dalam mengolah segala macam seafood, jadi aku pikir aku ingin mencobanya," kata Jassim. "Denganmu."
Valerie hanya memberikannya senyuman sebelum kembali menyantap makan malamnya yang luar biasa enak, walaupun ia tidak dapat memakan udangnya.
"Oh, aku melupakan sesuatu!" seru Jassim seraya bangkit dari kursinya untuk mengambil sesuatu di pantry. Pria itu membawa sebotol wine dan dua gelasnya.
Jassim memberikan gelas yang sudah ia tuangkan dengan wine pada Valerie.
"A dinner without a glass of wine is just like a day without... you." Melihat mata Valerie yang membulat membuat Jassim tertawa. "Aku hanya bercanda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible Sight | Irresistible Series #2
Romance[ 18+ ] TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA YA! IRRESISTIBLE SERIES #2 Valerie-Ann. Memiliki hak istimewa yang diterimanya sejak lahir ke dunia dari rahim seorang Aktris papan atas tidak membuat hidupnya berjalan mulus. As a Nepo Baby, memang membuatnya memi...