Alkana menatap langit-langit kamarnya, dia sudah melakukan itu selama setengah jam. Pikirannya mengawang-awang pada kejadian yang tadi siang dia alami.
"ishh kepikiran kan" katanya dengan sebal, dia mengulingkan badannya ke kanan ke kiri.
flashback on
Zeno mendudukkan tubuh mungil Alkana ke boncengan motornya, sedangkan Alkana nge-lag dengan apa yang terjadi barusan. Pikirannya kembali normal saat Zeno sudah melajukan motornya menjauhi minimarket yang ada Rein nya tadi.
"ehh gue mau dibawa kemana?!" panik Alkana sembari memukul bahu cowok di depannya.
Siapa yang ga panik tiba-tiba di bawa orang yang ga dia kenal dan gatau mau dibawa kemana. Alkana terus memukul bahu cowok itu karena tidak mendapat jawaban darinya. Alkana juga panik karena dia naik motor tanpa menggunakan helm, jika dia jatuh terus kepalanya gagar otak bagaimana? kan ga lucu.
"akh woiii pelan-pelan anyingg!" seru Alkana karena Zeno yang menambah kecepatan gasnya membuat Alkana hampir jatuh ke belakang jika dia tidak segera menarik jaket Zeno.
Tangan lentiknya mengenggam erat jaket Zeno karena takut kejengkang ke belakang. Dia juga menutup mata karena ketakutan. Alkana juga tidak tahu mereka melewati jalan menuju kemana, ingatkan dia baru join ke dunia ini? jadi dia masih buta maps. Dia juga menutup matanya kan, jadi belok mana pun dia tidak tahu.
Tiba-tiba kepalanya terasa di usap, dengan ragu Alkana membuka matanya. Dia melihat Zeno yang juga menatapnya.
" udah sampe" katanya memberitahu Alkana.
Alkana yang sadar pun langsung mendelikkan matanya, marah pada sosok di depannya itu.
"gausah usap-usap!" katanya galak dan menyingkirkan tangan Zeno dari kepalanya, setelah itu dengan ringannya dia turun dari motor sport itu dan bersedekap dada.
"lo bisa gasi bawa motornya tuh pelan aja! gue hampir melayang tau untung bukan nyawa gue yang melayang!" Alkana mengomel dengan kekesalan yang terpantri di wajahnya.
Bagaimana reaksi Zeno?gaada. Dia hanya diam menatap Alkana yang mengomel panjang lebar. Karena tidak mendapat balasan dari Zeno, Alkana berniat melanjutkan omelannya tapi hal itu tidak dapat terlaksana karena suara motor yang berhenti dibelakangnya.
Belasan motor sport yang di dominasi warna hitam berada tepat di belakangnya. Alkana meneguk ludahnya gugup. Ketar ketir melihat pemandangan di belakangnya. Mereka melepas helm masing-masing dan menatapnya dengan berbagai pandangan.
"kenapa pada liatin gue sih?" cicit Alkana yang hanya dapat di dengar oleh Zeno, Alkana berjalan mundur dengan pelan-pelan sampai tubuhnya menabrak dada bidang Zeno.
Dengan sigap cowok itu melingkarkan tangannya pada perut ramping Alkana. Gerakannya membuat Alkana berbalik sehingga wajahnya berhadapan dengan dada bidang Zeno. Alkana mendongkak menatap rahang tegas milik cowok itu, Zeno menunduk dan balik menatap si manis. Alisnya terangkat pertanda ada apa. Buru-buru Alkana menundukkan kepalanya, entah mengapa dia merasa gugup.
Situasi canggung itu tidak bertahan lama karena Zeno dengan segera membawa Alkana masuk ke bangunan di depan mereka. Bangunan itu ternyata sebuah basecamp karena ada anak-anak lain disana, mereka asik ngobrol, main game, bahkan ada yang tertidur. Alkana dan Zeno masuk ke dalam diikuti oleh anak buah Zeno yang tadi. Sesekali ada yang menyapa Zeno yang hanya dibalas anggukan atau deheman saja. Tidak sedikit yang menatap lkana bingung juga heran.
"mau ngapain?" tanya Alkana lagi karena daritadi Zeno tidak menjawab pertanyaannya. Dia juga bingung untuk apa dia dibawa ke tempat itu.
"i'm hungry" kata Zeno setelah sekian lama menutup mulut. Alkan menoleh ke arah cowo jangkung itu, dan menelelengkan kepalanya. Tatapannya juga heran, buat apa Zeno mengadu lapar padanya?
"terus?" si manis bertanya dengan raut wajah kebingungan.
"masakin gue makanan" selesai Zeno mengatakan kalimat itu, Alkana langsung mengernyitkan dahinya, tatapannya tidak terima. Dikira dia pembantu kali ya, main suruh orang seenaknya.
"sebagai balas budi gue udah nolongin lo" kata Zeno kemudian ketika paham raut ekspresi Alkana, Alkana membuka mulutnya hnedak berkata sesuatu tapi kemudian menutup mulutnya kembali.
Pada akhirnya Alkana mengalah dan memasak makanan untuk cowo itu. Selesai itu Zeno berniat mengantarkan Alkana pulang tapi ditolak oleh cowo manis itu. Alkana masih sadar untuk tidak membongkar tentang dirinya yang dari keluarga berada. Alkana meminta Zeno untuk memesankan taxi online saja.
flashback off
Tatapan Alkana masi mengawang di udara, tubhnya telentang diatas tempat tidur,
"untung tadi Zeno gak maksa buat anterin gue balik" gumamnya
Alkana masih tidak berminat untuk membongkar keadaan ekonominya. Dia juga masih bingung rencana pasti kedepannya apa, apa yang harus dia lakukan seterusnya. Untuk saat ini dia akan beradaptasi dulu dengan kondisi asli Alkana baru memikirkan rencana dengan matang. Yang paling penting hindari interaksi dengan tokoh utama, walaupun itu musstahil karena dalam sehari dia sudah berurusan dengan semua tokoh utama di novel ini.
.
.
.
.
.
HALLO SEMUAA
hehe sowwy gua baru up hari ini
sibuk ngurus kulyeah anjayy, ppkmb juga sekarang sibuk begete
vote yaww sayangku semuaa
thank u semuanyaa
sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ME!!
Adventure" woi ini beneran? ga lucu woii! huaaaa bundaaa" Arkana Samudra tiba-tiba terlempar ke dunia novel yang dia baca dan menempati tubuh tokoh yang sangat tidak berguna dan sialnya tokoh yang selalu terkena imbas dari perbuatan tokoh lain. this is tran...