Hyunjin terpaku melihat kekasihnya, Yoon yang sedikit membungkuk di ruang penyimpanan apartemen si gadis.
Entah apa yang di cari gadisnya itu― tapi saat ini dirinya hanya bersandar pada dinding dan menatap pantat bulat kekasihnya yang sedari tadi terus menggodanya itu.
"Hyun―! Kamu tidak mendengarkanku dari tadi?" Tanya si gadis yang sudah berdiri tegak menatap kekasihnya yang hanya diam mematung di pintu.
"Hah―? Kamu bilang apa sayang?"
"Ahh― Lupakan!" Kata si gadis yang tampak marah itu.
Dia kembali mencari sesuatu di rak atasnya. Membuat tubuh bagian atasnya agak terangkat― Menampilkan lekuk pinggangnya.
Hyunjin seakan tidak menyadari emosi kekasihnya, dia masih saja berdiri dan tenggelam dalam pemandangan terbaik yang dilihatnya saat itu.
Si pria memang baru saja datang untuk mengunjungi kekasihnya setelah kesibukkannya seminggu terakhir. Tadinya dia hanya ingin memberikan kalung dengan liontin berbentuk bulan yang dia beli saat keluar negeri, namun sensasi euphoria saat menatap gadisnya― melihat lekuk tubuh padat dan menggairahkan kekasihnya― membuat pria itu diam terpaku.
Pasangan kekasih itu hanya bertukar kabar jika Hyunjin sempat memegang ponselnya. Jika tidak― telepon atau chat gadisnya akan terabaikan begitu saja. Beruntungnya Yoon― kekasih dua tahunnya itu akan selalu mengabari walaupun hanya lewat foto selca atau emotikon 'rindu' yang selalu bisa merubah mood-nya. Membuatnya selalu merasa dekat dengan si gadis.
Yoon yang sedari tadi menyadari dirinya menjadi pusat perhatian kekasihnya itu menoleh, "Babe, apakah kamu hanya akan berdiri saja? Tidak mau membantuku?" Rengek Yoon yang menyadarkan apapun imajinasi kekasihnya saat itu.
Hyunjin tersenyum dan mendekat, "Mungkin kamu bisa membantu-ku dulu princess―" Pintanya sambil memeluk Yoon dari belakang, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher kekasihnya.
"Engh-hh― Hyun~~!" Erang Yoon saat merasakan pria-nya sedang menggesek tonjolan dibalik celana training yang dipakainya.
Tangan besar pria itu langsung menyelip ke dalam crop top Yoon dan menemukan gundukan kesayangannya yang tidak tertutup bra. Terasa sangat pas saat tangan itu menangkup, meremas dan memainkan ujung payudara Yoon yang sudah menegang dengan jempolnya.
Mulut yang tadinya hanya mengecup dan menjilat leher kekasihnya beralih ke rahang dan dagu si gadis. Membuat desahan lembut keluar dari mulut Yoon.
"Mhh-hh Hyun~"
Yoon berbalik dan menatap mata kekasihnya yang sudah hilang kendali itu― Membawa rahangnya kembali melumat bibir si gadis. Menghisap dan beradu lidah seakan itu adalah kesempatan terakhir mereka bertemu.
Memang benar itu adalah kesempatan langka mereka untuk bertemu, karena Hyunjin hanya punya waktu setengah hari untuk bertemu gadisnya. Waktu yang sangat singkat untuk mereka bisa melepaskan perasaan rindu yang membuncah.
Tapi dengan waktu yang sesingkat itu pun, mereka selalu bisa memadu kasih dengan tepat dan nikmat. Mengapa bisa seperti itu?
Karena ada hal yang harus diketahui sebelumnya, bahwa―
Hyunjin sangat pandai dalam hal berciuman.
Pria itu seakan paham tempo dan kecepatan serta arah kepala yang bagaimana, yang bisa membuat Yoon tidak pernah kehabisan nafas meski pada akhirnya bibirnya akan bengkak dan memerah setelahnya.
Dan hal itu yang membuat Yoon tidak bisa melepas kekasihnya― Karena ciuman Hyunjin yang sangat memabukkan! Yang selalu bisa membuatnya kecanduan.
Hyunjin menarik pinggang kekasihnya― mendekatkan perut si gadis pada sesuatu yang sudah membengkak di bawah sana. Menelusuri lekuk tubuh Yoon dengan tangan besarnya sambil mulut dan lidah mereka yang masih aktif beradu.
Si gadis dengan perlahan melepas pautan bibir mereka― lidah Yoon menelusuri leher tebal kekasihnya. Dia sengaja tidak memberi tanda kepemilikan karena besok pagi pria-nya harus berangkat ke bandara untuk kegiatan tour-nya. Tangan Yoon menarik ujung kaos tanpa lengan Hyunjin, mengangkatnya dan melepasnya lalu membuangnya ke bawah kakinya.
"Wah― Kamu semakin berotot sayang~" Ucap Yoon sambil meraba perut kekasihnya.
"Kamu suka?" Tanya Hyunjin sambil memegang dagu si gadis.
Yoon mengangguk.
Dengan perlahan gadis itu menurunkan tubuhnya, mendekatkan mulutnya kearah perut si pria. Mengecup dan menjilati otot kerasnya.
"Hngh―" Hyunjin mengerang, menikmati sensasi basah dari lidah kekasihnya.
Jika Yoon sangat menyukai bagaimana Hyunjin menciumnya― Berbeda dengan si pria.
Hyunjin sangat menyukai saat gadisnya itu 'menggunakan' lidahnya yang runcing dan basah dengan baik dan nikmat seperti saat ini. Seakan Yoon tahu dimana titik-titik rangsangnya. Selalu membuatnya semakin bergairah dan mabuk kepayang.
"Engh― Yoon-hh~~" Desah si pria saat gadisnya mengecupi dan sesekali menjilat gundukkan yang semakin menegang.
Masih belum tersadar dari sensasi nikmat yang tengah ditimbulkan lidah gadisnya itu, Hyunjin dibuat lebih mabuk dan pusing karena Yoon yang tiba-tiba menarik celana training dan boxernya― mengoda ujung penisnya dengan lidah runcing Yoon sebelum akhirnya menelan kepala penis itu dan mengesapnya lebih dalam.
"Hnghh― Princess~!" Tangan Hyunjin dengan cekatan mengikat rambut si gadis yang terurai. Membimbing gerakan kepala Yoon dengan ringan.
Hyunjin sudah kepanasan. Keringatnya menetes dari dahinya. Bayangan saat bagaimana Yoon menelan penisnya tidak sebanding dengan kenyataan yang saat ini Hyunjin rasakan.
Melihat bagaimana batangnya keluar masuk di mulut gadisnya― merasakan mulut basah dan lidah handal yang memainkan batangnya, bergerak seakan miliknya adalah ice cream kesukaan gadisnya― menikmati setiap hisapan dan belaian lidah Yoon membuatnya tak kuasa memejamkan mata.
"Ahhh― Yoon-hh―!" Hyunjin menengadahkan kepalanya― seakan mencari udara untuk mengisi paru-parunya.
"Hgnhh―" Rasa nikmat saat mulut sempit itu menjepit batang besarnya semakin menyiksa Hyunjin.
"Enghh― Sayang~~!" Tarikan tangan Hyunjin pada rambut si gadis mengerat bersamaan dengan rasa panas yang menjalar keseluruh tubuhnya.
Ruang penyimpanan itu penuh dengan suara erangan dan desahan putus asa Hyunjin.
Dan dengan tangan yang masih mengikat rambut kekasihnya, kepala yang masih mendongkak menikmati mulut gadisnya, seakan mengais-gais udara yang terasa ikut mencekik lehernya, membuatnya hampir kehilangan nafas― Hyunjin orgasme!
"Nnhhh― Hnghh!" Alisnya menyatu dan jari-jari tangannya yang terikat di rambut Yoon menarik sedikit akar rambut Yoon, menyalurkan nikmat yang dia rasakan.
"Engh Princess―!" Hyunjin mengerang nikmat saat mulut basah itu masih menjepit batangnya, berusaha memasukkan cairan putih kentalnya ke dalam mulut si gadis.
Yoon dengan sigap menelan setiap tetes terakhir pria-nya. Dia sangat menyukai sensasi berkedut, hangat dan penuh dimulutnya― penuh dengan cairan kesukaannya itu.
Hyunjin yang sempat bergetar rasakan pelepasannya yang nikmat itu mengalihkan pandangannya ke bawah, melihat ke arah Yoon.
Gadisnya tampak sangat berantakan dengan cairannya yang menetes ke dagu dan dada Yoon. Bulu matanya basah dengan pipi chubby yang memerah.
Basah dan berantakan! Itulah momen yang paling Hyunjin sukai― alasan dia suka berdiri tegak dan melihat Yoon yang berada di bawahnya. Menikmati bagaimana gadisnya menelan keseluruhan batangnya.
Sesaat kemudian, Hyunjin mengulurkan tangan, membuat Yoon berdiri di depan si pria.
Hyunjin lalu membelai pipi si gadis, "You're doing so good princess― always!" Ucap Hyunjin sebelum mencium bibir si gadis yang berlumuran air maninya, melumat bibir basah itu sambil membopong tubuh Yoon, membawanya ke ranjang untuk meneruskan aktivitas panas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss and Lick🔞
FanfictionCiuman yang memabukkan dan lidah yang handal menjadi kombinasi sempurna seorang Hwang Hyunjin.