DUA HATI

17 3 0
                                    

HI LEUTE!

DON'T FORGET TO SHARE MY STORY

HAPPY READING

Cinta itu bukan selalu tidak memiliki. Ada kala cinta harus memiliki walaupun dengan dua hati yang berbeda.

ACACYA

Di sebuah kafe dua sejoli yang sedang merajut kisah asmara terlihat asyik saling memuji. Kekasih wanita dari laki-laki itu selalu saja mengatakan bahwa si laki-laki amat rupawan. Sesekali wanita itu meraba wajah kekasihnya itu dengan tatapan memuja.

Di malam yang dipenuhi kilauan lampu dari bangunan pencakar langit mampu menarik perhatian mereka.

Si wanita membawa kekasihnya untuk melangkah ke dekat sebuah kursi besi yang berada di bawah pohon dengan lampu yang berkelap-kelip. "Indah bangat rupa dari Jakarta malam ini. Tenang bangat rasanya, tidak seperti pagi hingga sore, kemacetan yang selalu terjadi. Banyak polusi."

Si laki-laki mengusap pelan telapak tangan wanitanya. "Tentu, aku sangat senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Sudah lama tidak merasakan hal seperti ini." Ia menatap wanitanya dan mencium lembut kening miliknya itu. "Beruntung memilikimu dalam hidupku."

"Aku juga," balas wanitanya, garis senyumnya sudah terlihat. Memancarkan kecantikannya. Matanya merunduk setelah ditatap lama oleh kekasihnya. "Jangan seperti ini."

"Aku salah menatap kagum wanitaku?"

"Tidak. Lebih baik kita makan!"

Makanan dan minuman telah tersedia di meja mereka. Saling suap menyuap diiringi suara merdu dari penyanyi yang diundang si empunya kafe. Lagu romantis penyanyi itu lisan kan.

"Bagaimana kabar dia?" tanya si laki-laki, penasaran.

"Dia baik, dia ingin sekali bertemu denganmu. Aku percaya dia akan sangat senang jika hari itu tiba."

"Maafkan aku Sayang, aku akan menemuinya, percaya padaku."

"Aku selalu percaya denganmu. Maafkan aku karena aku terpaksa mengatakan bahwa ayahnya telah tiada. Aku minta maaf. Aku sering meninggalkannya dengan alasan pergi ke luar kota atau ke luarnegeri. Aku memberinya uang sesuai dengan yang kamu berikan."

Laki-laki itu mengusap pelan kedua kelopak mata kekasihnya. "Tidak apa-apa. Kamu Mama yang hebat. Mampu merawatnya hingga sekarang. Maafkan aku karena tidak selalu bisa berada di sisimu."

"Kamu memang Ayah yang baik. Suami yang baik juga."

Tanpa kedua insan itu ketahui sedari tadi seorang wanita menatap mereka. Pandangan yang ia lihat menyulutkan kobaran api di dadanya. Ia ingin melampiaskan kemarahannya. Namun, ia tidak boleh gegabah. Jarinya-jarinya telah mengepal, sorot matanya menajam, warna wajahnya perlahan merah.

Aku tau aku dan dia menyepakati hal itu, tetapi ini sudah keterlaluan untuk itu. Namun, hal ini membuatku sakit hati. Batinnya, kecewa.

꧁꧂

Prang! Prang!

Sret!

Foto dirinya dan orang itu berhasil ia hancurkan. Ia menginjak foto itu menggunakan kaki kanannya yang sudah dilapisi gak tinggi. "SIALAN. DASAR TIDAK TAHU DIRI SEKALI!"

Tak hanya itu, ia juga membuat benda-benda yang berada di sebuah meja kecil berserakan.

"SEHARUSNYA YANG BERSAMANYA AKU, BUKAN ORANG ITU. SEANDAINYA AKU TIDAK MENYETUJUI HAL ITU, DIA TIDAK AKAN HADIR. AKU AKAN MENJADI WANITA YANG PALING BAHAGIA."

ᴸᴬ᭄ 𝚔𝚊𝚑𝚞𝚗𝚊 (Ꭼᥒd) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang