Naruto keluar tergesa-gesa mencari dimana Sasuke berada, tapak kaki itu beruntun menyisir tiap toko sementara yang buka hanya dimalam festival tahun cahaya. Bola mata sapphire Naruto bergerak kesana kemari mencari namun nihil sosok Sasuke tidak terlihat dikeramaian, lantas terpikir mungkin Sasuke menepi ke tempat yang sepi tidak ramai karena pria raven itu penyendiri.
Sampai pada tepi jembatan yang berada jauh dari keramaian tapi masih dijangkau oleh pernak-pernik khas lentera, Naruto mendapati Sasuke tengah berdiri menghadap ke arah sungai yang mengalir tenang. Disini Naruto mengerti mengapa Sasuke memilih tempat ini, hanya ada keheningan dan ketenangan dari suara arus air yang mengalir perlahan.
Naruto melangkah pelan tak ingin mengacau Sasuke yang diam, tetapi Uchiha itu lebih dahulu menoleh ke belakang. Angin malam meniup helaian rambut hitam Sasuke hingga nampak bola mata rinnegan yang dikagumi Naruto, wah Sasuke semakin menawan bila helaian panjang itu disisipkan!
"Ada apa?" Tanya Sasuke begitu melihat tatapan Naruto menjadi semi sendu.
"Teman teman mengkhawatirkan kau Sasuke, kenapa kau masih mempertahankan sikap mu yang acuh?" Tanya balik Naruto, dia tahu Sasuke benci mengatakan hal yang berulang-ulang kali.
Sasuke menghela nafas, lagi lagi dirinya terjebak pada ikatan pertemanan. Hal ini yang tidak disukainya, meski ada beberapa hal juga yang ia sukai tentang pertemanan. Namun Sasuke benci diperhatikan terlalu jauh, seolah-olah dirinya lemah tidak bisa berbuat apa apa. Sasuke menjatuhkan kedua lengan pada besi pembatas jembatan, dirinya diam saja tidak menjawab melainkan hanya terdengar hembusan nafas yang teratur.
Naruto melangkah mendekat, ia mengikuti apa yang dilakukan Sasuke. "Kalau kau masih marah tentang dikamar ku? Aku minta maaf, aku hanya ...."
Sasuke menoleh menetapkan pandangannya sebentar membuat Naruto salah tingkah, ia berdeham meredam malu yang menimpa. "Hanya apa?" Ulang Sasuke menunggu jawaban Naruto.
Naruto menggaruk kepala belakang, lalu keluarlah cengiran khas dirinya yang lebar. "Aku hanya sedang tertimpa sedikit masalah saja, jadi kelepasan padamu. Sekali lagi aku minta maaf,"
"Hn,"
Senyap kembali mengisi atmosfer sejuk yang mengelilingi mereka, cukup lama baik Naruto maupun Sasuke betah bertahan dalam kesunyian malam. Dari kejauhan nampak anak anak kecil tengah bermain lampion terbang, beberapa membawa lentera untuk dipegang pemandangan yang sungguh menyenangkan. Tanpa sadar Sasuke tersenyum, hal tersebut tertangkap mata oleh Naruto. Sasuke yang tersenyum, akan menjadi hal favorit pertama sebelum ramen ichiraku mulai hari ini.
Lampion itu terbang setelah seorang anak melepasnya dengan sengaja, tidak menyangka juga angin membawa lampion mendekati Sasuke. Reflek Sasuke menyambut lampion dan seketika kepala yang isinya berantakan berdoa sesuatu.
'jika benar perasaan ini ada, aku harap tidak ada lagi jarak diantara tabu nya isi hatiku dan dia'
Kelopak mata Sasuke terbuka lalu ia membiarkan lampion terbang ke atas langit, ah bahkan Naruto tidak berkedip melihat betapa anggunnya seorang pria berusia 27 tahun dihadapannya yang nampak seperti seorang puteri kebangsawanan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Takdir
Fiksi PenggemarPairing : NaruSasu Sasuke baru tahu jika Naruto menyimpan perasaan padanya ketika sang rival sudah bertunangan dengan Hinata. Lantas apakah takdir akan membiarkan mereka berpisah? Atau ada diantara mereka yang ingin mengaitkannya bersama?