98. Bersamamu Selalu Indah (2)

272 53 7
                                    

Karina

Ia berpura-pura tetap memperhatikan panggung live music agar Jefan tak merasa sungkan ketika memasukkan uang ke dalam dompet.

Sejurus kemudian Jefan berdiri kemudian berlalu. Membuatnya tersenyum senang. Karena merasa telah berhasil menembus ego Jefan yang sekeras batu.

Namun ia keliru. Jefan bukannya pergi menuju Bazaar makanan. Tapi berjalan ke arah panggung live music.

"Mau ngapain ke sana?" gumamnya sambil mencibir sekaligus menggelengkan kepala.

Jefan berjalan menghampiri salah seorang personel homeband. Mereka terlihat membicarakan sesuatu sambil sesekali tangan Jefan ikut bergerak menerangkan.

Tak lama kemudian Jefan menangkupkan kedua tangan di depan dada sambil menganggukkan kepala. Sepertinya sedang mengucapkan terima kasih. Kemudian kembali menghampiri tempat duduknya.

"Barusan ngapain?" tanyanya sambil tertawa.

Namun Jefan tak menjawab. Hanya tersenyum simpul sembari merebahkan kepala di pangkuannya.

"Jadi main layangan nggak?" Jefan justru balik bertanya sambil menengadahkan wajah menatap matanya lekat-lekat.

"Terserah," ia kembali tertawa.

"Nanti habis ini ya," ujar Jefan sambil mencium perutnya.

Tapi ia tak menjawab. Keburu menyadari perubahan rahang Jefan jika dilihat dalam posisi miring begini.

"Kamu kurusan?" tanyanya spontan sambil mengusap rahang Jefan yang tak lagi berisi.

"Trainingnya keras banget ya?" tanyanya lagi sambil menelusuri garis wajah Jefan.

"Di suruh ngapain aja di sana?"

Namun Jefan sama sekali tak menjawab. Justru memejamkan mata sambil tersenyum. Dengan hidung dan bibir menempel di perutnya.

Ketika ia mencibir sebal karena merasa diacuhkan. Dari arah panggung live music terdengar suara merdu vokalis homeband yang sedang menginformasikan request lagu berikut.

"Spesial dari Najefan untuk Karina...."

Ia pun memukul lengan Jefan sambil tersipu malu.

"Kamu barusan ke depan request lagu?" tuduhnya sebal.

Jefan mengangguk dengan mata tetap terpejam.

"Kamu bohong katanya cuma tahu lagu dangdut, nggak tahu lagu western!" ia kembali memukul lengan Jefan dengan sebal ketika homeband mulai memainkan intro All of Me nya John Legend.

Tapi Jefan tak bergeming. Justru ikut bersenandung. Membuatnya memutar bola mata. Namun dengan wajah memanas karena merasa senang.

"Cause all of me. Loves all of you...." bisik Jefan yang tiba-tiba membuka mata. Tepat ketika ia tengah menunduk memperhatikan wajah Jefan.

Sontak membuat mata mereka saling bertautan.

'Give your all to me

I'll give my all to you

You're my end and my beginning

Even when I lose I'm winning'

(John Legend, All of Me)

***

Jefan

Pak Cipto baru saja mengarahkan kemudi keluar dari area wisata. Melintasi arus lalu lintas yang terpantau ramai lancar. Namun baru juga mereka melewati Metropolitan Mall, kepala Karina sudah terkulai lemah. Telah tertidur dengan nyenyaknya.

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang