🌶️ 5🌶️

505 60 11
                                    

Kirana jamah aku,
Jamahlah rinduku,
Kirana, jamah aku..

.
.
.

Warning !!! area khusus 17++

.....

Baru saja Hinata menghempaskan badan di atas kasur usai berjalan-jalan di pagi hari. Si Mama cantik sudah memberikannya wejangan. Pembicaraan ini berawal dari pertemuannya bersama Naruto di bandara kemarin. Hikari tiada henti mewanti-wanti putrinya agar tidak terlalu serius berhubungan dengan pria yang umurnya jauh di atasnya. Selain perkara sifat dan perilaku, masalah utamanya adalah Hikari tak mau jika Hinata dimanipulasi dan dimanfaatkan oleh pria itu alias Child Grooming.

Hinata memijat kepalanya yang pening karena ocehan Hikari yang panjangnya seperti kereta api. Maksud hati ingin turut menghilangkan penat, yang terjadi malah sebaliknya. Rasanya kepalanya akan meledak saat ini juga."Aku sudah besar dan sudah bisa membedakan mana yang baik dan tidak untukku, Ma,"ucap Hinata memelas, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak meninggikan suara di hadapan Sang Mama.

Napas Hikari masih memburu, setelah mengetahui fakta tentang sosok yang dekat dengan anaknya. Jelas si Mama tidak akan pernah menyetujui bahkan menerima hal itu dengan mudah. Ia menghampiri Hinata yang masih terbaring di kamar."Dengar! Mama tahu kamu sudah besar, tapi belum cukup dewasa dalam menjalani hidup. Mama tidak mau kamu akhirnya menyesal nanti. Kenapa kamu tak mencari laki-laki yang seumuran dengan kamu?"cecar Hikari, ia mempertegas setiap kata-kata yang meluncur melalui bibirnya.

Hinata bangkit dari tidur dan duduk dengan wajah mengetat kesal. Netra kelabunya samar-samar menyorot pedih ke arah wanita yang telah melahirkannya itu."Lho, kenapa Mama tiba-tiba bersikap sok perhatian padaku? padahal selama ini tidak pernah ada disaat aku butuh. Ya 'kan?!"

Ucapan menohok dari Hinata bagaikan belati yang menusuk-nusuk kepala Hikari. "Hinata! Kamu tahu Mama bekerja untuk siapa!? Pakaian, perhiasan dan segala yang kamu miliki sekarang adalah hasil dari kerja keras Papa dan Mamamu. Orang lain belum tentu bisa seberuntung kamu!" Lanjut Hikari dengan emosi yang nyaris meluap, menghadapi putri semata wayangnya yang berusia remaja ini cukup menguras energi dan pikiran.

Hinata menggelengkan kepala, ia tak mengerti kenapa Mamanya benar-benar tidak peka dengan apa yang ia rasa. Semua bukanlah semata-mata karena uang. Ia menarik napas dan mencibir sinis."Ya ... ya... ya... orang lain setidaknya beruntung, mereka memiliki keluarga yang peduli walau mereka tak punya banyak harta." Gadis cantik ini berdiri dan melangkah pelan, melewati si Mamanya begitu saja.

Hikari menatap jengkel pada Hinata yang melenggang acuh."Sudah cukup! Kita sedang membicarakan pacarmu, bukan masalah yang lain,"hardik si Mama tak terima.

Hinata membalik tubuh dan memberi seringai mengejek ke wajah Mamanya."Lucu. Ini juga berkat kalian, aku bisa bertemu dengannya."

Emosi Hikari semakin tersulut saat melihat reaksi yang keluar dari wajah Hinata. Menurut pandangan Hikari itu bukanlah hanya sekedar mengejek tapi juga menyudutkan."Hinata!"teriak Hikari marah.

Hinata mencebikkan bibirnya dan berucap tanpa dosa."Ah, setidaknya priaku tak pernah berteriak padaku. Walaupun dia dingin dan irit bicara, tapi dia pria yang penyayang."

Usai mengucapkan itu, suara debaman keras dari pintu yang Hinata tutup, membuat si Mama terdiam menahan geram. Si putri cantik itu pergi dari kamar hotel untuk mencari udara segar, berharap sakit kepalanya mereda sementara waktu.

Okinawa Resort & Hotel adalah hotel termewah yang berada di Okinawa. Selain fasilitasnya yang lengkap, mulai dari taman, kolam renang, lounge & bar, tempat itu juga dikenal dengan pelayanannya yang ramah dan cepat tanggap. Oleh karena itu, hotel ini terpilih menjadi tempat diadakannya Fashion Show di setiap tahunnya. Dimana ada kegiatan itu diadakan, di situlah para selebritis dan kalangan sosialita berkumpul.

Fake Chilli (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang