39

681 134 21
                                    


by sirhayani

part of zhkansas

39

Sekolah dipulangkan lebih cepat karena rusaknya fasilitas beberapa kelas yang membuat proses belajar terganggu. Serpihan-serpihan kaca perlu dibersihkan. Pihak sekolah segera menyewa tukang bersih-bersih profesional.

Sadewa ingin sekali pergi ke rumah Abim untuk bermain PS, tetapi sesuatu hal yang tak terduga terjadi saat Sadewa baru akan keluar dari kelasnya setelah mengambil tasnya, yaitu kemunculan Qiana dan Keenan di depan kelas. Mereka saling pandang setelah sama-sama meneriakkan nama Kenanga.

Buru-buru Sadewa berada di tengah-tengah mereka. Jangan sampai salah satu atau bahkan keduanya saling jatuh cinta! Qiana tak boleh dekat-dekat cowok sebelum Sadewa kembali ke tubuh aslinya. Jika Sadewa sudah kembali dan bertemu Qiana, Qiana pasti akan jatuh cinta pada dirinya yang jauh lebih tampan jika dibandingkan dengan Abim maupun Keenan.

"Dia siapa...?" Qiana menatap Keenan lagi, membuat Sadewa segera menaruh kedua telapak tangannya beberapa senti meter di depan mata Qiana.

"Dia kakak gue. Oh, iya. Ngapain lo ke sini?"

"Kakak?" Qiana tersenyum hangat pada Keenan setelah berhasil menurunkan tangan Sadewa. "Salam kenal. Saya temannya Qiana."

"Ya."

Sadewa menoleh, menatap tajam Keenan, tetapi ... Kakak Kenanga itu hanya menatap Qiana dengan datar. Apa Keenan tak merasakan kembang api di hatinya saat melihat Qiana?

Yah, baguslah.

"Gue mau ngajak Kenanga ke rumah gue. Nanti sore gue anter pulang. Boleh?"

Perkataan Qiana membuat jantung Sadewa berdegup kencang.

"Boleh. Jangan sampai sampai magrib," balas Keenan tanpa pikir panjang. Cowok itu menjauh, sesaat menatap Sadewa sebelum kembali berbalik. "Nga. Jangan pulang malam."

"S—siap!" seru Sadewa. Otaknya tak bisa berpikir dengan jernih. Keenan sudah menjauh dan Qiana memeluk lengannya. Sadewa semakin sulit mencerna situasi.

"Ayo, Kenanga. Sopir gue udah di depan."

Sadewa mengerjap-ngerjap. Bagaimana ini? Dia akan ke rumah cewek yang dia sukai?

***

"Gue masih nggak percaya dengan video lo yang viral itu." Qiana menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur setelah dia menutup pintu kamarnya, lalu membuka kemeja putihnya sehingga bagian atasnya hanya tertutupi oleh tank top hitam.

Sadewa sampai berbalik membelakangi Qiana dan meremas-remas rok yang dipakinya karena terlalu panik. Dia berada di kamar yang sama dengan cewek! Mungkin ini karma karena telah membuat Abim ketar-ketir. Sekarang dia yang ketar-ketir.

Qiana telungkup dan bertopang dagu. Kedua kakinya terangkat ke atas, dia goyangkan berkali-kali sembari menatap Kenanga yang membelakanginya. "Video lo yang ngehajar anak-anak SMA Kastara langsung viral, loh, di medsos. Kenanga...?"

Sadewa berbalik untuk memberanikan diri menyuruh Qiana mengenakan baju kaos, tetapi yang dilihatnya adalah pose seksi Qiana yang membuatnya hampir mimisan. Buru-buru cowok itu memejamkan mata dan berbalik. Dia keluar dari kamar Qiana, meninggalkan tasnya di dalam sana.

"Bajingan. Bajingan. Gue mau mukul orang." Sadewa bergumam, mengatakan sesuatu secara acak. Dia berlari menuruni tangga dan ketika akan keluar dari pintu rumah, Sadewa menubruk tubuh seseorang yang lebih dewasa darinya, membuat Sadewa mundur beberapa langkah. Untung saja dia tak terjatuh.

Two TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang