h a p p y r e a d i n g
.
.
.
.Sehabis berziarah, kini Zergan dan Kanaya tampak berada di sebuah cafe kopi.
Keduanya hanya diam, tak ada percakapan seolah-olah mereka tak saling mengenal yang duduk di satu meja.
Zergan yang muak dengan keterdiaman ini pun meletakkan handphone miliknya dan dengan tak sopannya cowok itu merampas handphone yang tengah di mainkan kanaya.
"Apaansih anjing!" Kesal kanaya hendak merebut kembali handphone milik nya.
"Udahan main hp nya nay, gue bosan." Ujar Zergan memasukkan handphone kanaya dalam saku celananya membuat Kanaya mendengus kesal melihatnya. Kanaya tak mungkin kan harus mengambil handphone nya di saku celana cowok itu? Apalagi Zergan tengah dalam posisi duduk.
"Lo yang bosan kenapa harus gue yang sibuk?" Tanya kanaya kesal.
"Ayo cerita." Tutur Zergan tak meladeni kekesalan Kanaya.
"Kayak cewek lo cerita-cerita." Ketus Kanaya memutar bola matanya malas.
"Apa salahnya cowok cerita? Lo pikir cowok gak boleh cerita? Emangnya cowok cuman boleh mendem cerita mereka sendiri?" Cecar Zergan membuat kanaya bungkam seketika.
Kanaya berdehem canggung. Gadis itu mengalihkan perhatiannya tak ingin menatap Zergan. "Ya udah, lo mau cerita apa?" Kanaya berujar pelan.
"Hadap depan sayang, yang ganteng disini bukan om-om barista di sana." Tutur Zergan menolehkan kepala kanaya menggunakan tangan nya.
Kanaya menepis kasar tangan Zergan yang berada di dagu nya, gadis itu lagi dan lagi mendengus kesal.
"Buruan cerita, sebelum gue berubah pikiran." Ketus Kanaya membuat Zergan tersenyum tipis.
"Gue cuman mau cerita tentang kehidupan gue, lo gak keberatan kan? Soalnya gue gak bisa ceritain cerita ini ke siapa-siapa." Tutur Zergan di akhiri menyeruput segelas coffe latte nya.
Sedangkan Kanaya yang masih merasa canggung pun juga menyeruput segelas matcha dingin nya.
"Jangan cerita tentang kehidupan. Gue bukan siapa-siapa lo." Tutur Kanaya setelah meletakkan minuman nya yang baru saja ia teguk.
"Coba ulangi? Lo barusan ngomong apa? Gue gak dengar."
"Gue bukan siapa-sia—"
"Shut up bro! Lo siapa-siapa di kehidupan gue karena abang lo sendiri yang udah nerima gue sebagai adik iparnya yang ganteng dan tajir." Sela Zergan tersenyum lebar.
Kanaya menarik nafas kasar. Melihat kesombongan Zergan yang setiap saat membuat nya sangat mual.
"Udahan. Gue mau pulang." Tutur Kanaya hendak beranjak dari duduknya namun saat ingin berdiri Zergan secara tiba-tiba mendorong meja mereka membuat meja tersebut menekan perut kanaya hingga gadis itu tak mampu berdiri.
"Zergan anjing! Sakit gila!" Pekik Kanaya mengundang perhatian dari beberapa pengunjung cafe.
Mendengar pekikan dan rintihan Kanaya, Zergan jadi kelimpungan sendiri.
Cowok itu berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah kanaya. Dengan panik nya ia mendorong meja tersebut jauh dari kanaya secara asal membuat gelas-gelas yang berada di atas meja terjatuh.
Namun ia tak memperdulikan itu, karena kini Zergan dengan spontan nya mengelus perut Kanaya lembut.
"Yang disini ya sakit? Maaf banget nay, gue gak sengaja. Maksud gue tadi buat nahan lo pergi bukan nyakitin lo." Tutur Zergan lembut.
"Lo cowok sialan!" Kesal Kanaya menghempas kasar tangan cowok itu.
Setelahnya kanaya berdiri, sedikit meringis kala perutnya terasa perih karena tekanan meja tadi, namun Kanaya tak memperdulikan rasa sakit itu karena kekesalan nya lebih tinggi dari apapun.
Kini kanaya dengan amarah yang membuncah tinggi pun berjalan pergi meninggalkan Zergan yang hendak berlari menyusul nya namun seorang barista menghampiri nya membuat langkah Zergan terhenti.
"Maaf dek, ini gelas-gelas pada jatuh, jadi gimana ya?" Tanya barista tersebut membuat Zergan kesal.
Dengan gerakan cepat Zergan mengeluarkan dompetnya dan memberikan seluruh uang yang berada di dompet nya saking paniknya ia di tinggal pergi Kanaya yang semakin menjauh.
"Ambil semuanya." Tutur Zergan dan berlari mengejar Kanaya yang sudah tak lagi berada di pandangannya.
"Kurang banyak jajan nya anak artis satu itu." Gumam barista tersebut seraya menatap segepok uang yang berada di genggamannya.
- 100,0% -
"Nay, masuk!" Titah Zergan sembari menahan lengan Kanaya.
Kanaya menoleh, cewek itu hendak menepis kasar lengan Zergan namun Zergan lebih dulu merangkul pundaknya dan membawanya masuk ke dalam mobil.
"Maaf kalau gue nyakitin lo nay." Tutur Zergan sebelum menutup pintu mobil.
Setelahnya Zergan berjalan memutari mobil dan memasuki mobil di bagian pengemudi.
Tak lama mobil mewah dan mahal itu melaju dengan kecepatan sedang melewati berbagai nama jalan menuju rumah Kanaya.
Dan kini di dalam mobil, kanaya hanya terdiam membisu membiarkan Zergan yang sedari tadi terus menerus mengucapkan kata maaf.
"Gue panik nay, di cafe tadi banyak pasang mata dan pasang kamera yang merekam kita." Tutur Zergan tak diladeni kanaya.
"Kalau mereka upload video yang mereka rekam itu ke sosmed, karir nyokap gue bisa turun lagi kaya kasus dating kemarin." Tambah nya membuat Kanaya menoleh.
"Kalau lo tau setiap tingkah lo di luaran sana bakal jadi pusat perhatian, mending lo gak usah banyak tingkah. Apalagi sampai ngebawa-bawa gue." Kesal Kanaya.
Zergan tak menyahut, cowok itu pun mengerti akan hal itu namun bagaimana pun terkadang jiwa nya ingin merasa bebas tanpa ia sadari.
Zergan terdiam cukup lama hingga mereka tak sadar jika sudah tiba di rumah kanaya.
"Handphone lo." Zergan meletakkan handphone milik Kanaya yang tadi ia simpan tepat di atas paha Kanaya.
Kanaya menoleh sekilas dan menggenggam handphone nya. "Thanks untuk hari yang buruk ini." Ketus nya dan beranjak keluar dari mobil.
"Makasih juga." Gumam Zergan pelan.
Setelah memastikan Kanaya masuk ke dalam rumahnya, Zergan pun mulai melaju kan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Cowok itu panik sekarang, karena ia yakin, sebuah masalah besar akan segera tiba.
to be continued
.
.
.
.
.
.
.
@naadaablas.wp
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERGAN ; playboy 100,0 %
Teen FictionKetua geng motor playboy? Awal nya sih playboy. Tapi makin lama makin bucin, posesif, dan agresif. - Zergan - Awal nya sih nolak. Tapi makin lama makin bucin dan cemburuan. - Naya - "Gue udah insap dari playboy." "Ah masa?" "Serius aya." - Cewek nya...