Chapter 15

465 48 1
                                    

Setelah semalaman tidur di lantai kamar yang keras, Yibo akhirnya terbangun. Badannya terasa sangat pegal karena tidur di tempat yang tidak nyaman.
Bahkan lebih buruk dari sofa. Kecuali kamar Xiaozhan ada penghangat ruangannya karena penghangat di ruang tengah sudah tidak berfungsi lama.

Salahkan dirinya karena terlalu memaksa. Meskipun dia sedikit berharap jika Xiaozhan berbagi sedikit kasurnya namun pria itu sungguh tidak peduli.

Baiklah, itu memang salah Yibo sendiri. Semalam ada masalah kecil lagi. Yibo tidak sengaja menumpahkan susu yang belum diminum sedikitpun oleh Xiaozhan. Siapa sangka istrinya akan semarah itu. Dia sudah berusaha membujuk dan meminta maaf bahkan membuat yang baru, tetapi dia tetap marah.

Terjadi kejadian kecil di kamar, Xiaozhan sudah mengusir Yibo pergi dari kamarnya namun Yibo menolak hingga berakhir seperti saat ini.

Yibo menggeram rendah memegangi salah satu bahunya, "Ahh sakit, sakit sekali bahuku."

Yibo kemudian menengok jam di dinding, dia membulatkan matanya karena jam sudah menunjukkan pukul 9.

Yibo terlambat bangun pagi, dia lupa hari ini harusnya dia pergi mengantar Xiaozhan cek-up ke rumah sakit.
Tanpa membuang waktu lagi, dia buru-buru keluar kamar untuk memeriksa apakah Xiaozhan masih ada.

Yibo berjalan tergesa-gesa dengan muka semrawut.

Dia melihat istrinya sedang menyeduh air teh di dapur.

"... Xiaozhan," panggilnya

Xiaozhan langsung menoleh ke belakang saat Yibo bertanya. Kemudian sontak memutar bola matanya malas, dia memutuskan matanya dan melanjutkan kegiatannya.

"Baru bangun? Aku pikir tidak akan bangun selamanya."

Yibo cengo, "Tega sekali mengatakan itu,"

"Kau marah?" Xiaozhan berujar dengan datar tanpa menoleh pada suaminya.

Yibo orang yang tidak mau kalah kini hanya bisa diam di hadapan seorang Xiaozhan saja. Dia tidak mendebat apapun yang dikatakan istrinya, cukup telan pahit-pahit saja. Hubungannya sekarang sudah tidak seburuk pada waktu itu. Jadi dia memilih untuk mengalah.

Kakinya melangkah menyusul Xiaozhan yang ada di dapur. Dia duduk di kursi meja makan sambil memandangi Xiaozhan yang sibuk dengan kegiatannya. Meskipun Xiaozhan menyebalkan, tapi Yibo akui saja kalau akhir-akhir ini dia tertarik untuk melihat wajah Xiaozhan. Sepertinya sejak dia mencium bibir nya, Yibo mulai merasa seperti itu.

"Apa lihat-lihat! Dan kenapa malah diam di situ??" Xiaozhan yang memergoki Yibo ketahuan mencuri pandang langsung saja dia marahi.

Yibo sontak langsung sadar, dia langsung bergerak pergi ke kamar mandi. Dia lupa dengan niat awalnya untuk mengantar Xiaozhan.

.
.

Setelah selesai mandi, dia memutuskan untuk kembali mengikuti Xiaozhan ke dapur. Ia sudah siap dengan penampilannya yang rapih. Berjalan ke arah meja makan dan langsung duduk menemui istrinya yang sudah duduk tenang sambil menyeruput teh nya.

Perutnya yang sudah lapar dengan hati-hati, Yibo bertanya, "Xiaozhan, apa yang kau masak untuk sarapan?"

Uhuk*

Xiaozhan tersedak air teh karena Yibo mengagetkannya yang tiba-tiba duduk di depannya.
Namun, alih-alih mendengar jawaban yang diharapkan, Xiaozhan malah membalasnya dengan galak.

"Kau mengagetkanku!
Aku sedang malas jadi tidak ada sarapan apapun, buat sendiri atau beli saja di luar sana."

"Tapi aku mau sarapan di sini denganmu."

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang