Tok tok tok
Cklek
"Nana hyung? Aku diㅡ"
"Berhenti memanggilku Nana!" Jaemin menatap nyalang pada sosok yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Orang yang dibenci itu mengangguk. Sudah menjadi kebiasaannya dulu memanggil Jaemin dengan sebutan Nana. Sampai ia lupa jika Jaemin sekarang tidak mau panggilan itu darinya.
"Jaemin hyung, aku diminta bunda Jaemin hyung untuk menyampaikan kalau bunda Jaemin hyung mengirimkan pesan. Setelah itu bunda Jaemin hyung meminta tolong untuk Jaemin hyung membalas pesannya."
Jaemin mencerna perkataan anak itu yang sangat berputar-putar. Tidak bisakah anak itu berkata, 'Bundamu mengirimkan pesan dan tolong dibalas.'? Dasar Zhong Chenle.
Perkataan Chenle yang tak kunjung dibalas pun membuat anak manis itu menunggu di daun pintu.
"Apa lagi? Aku sudah membalas pesan bunda. Sana pergi!"
"Oke, Hyung." Chenle tersenyum lalu menutup pintu. "Nana hyung kenapa, sih, marah-marah? Padahal aku hanya berdiri di depan pintu."
"Minggir!"
Chenle mendongak. "Oh? Jisung-ah~ kau membawa apa itu?"
Jisung tidak menjawab. Sudah jelas ia membawa semangkuk ramyeon pedas. Anak itu hanya berbasa-basi, Jisung tahu.
"Kau kemarin-kemarin sudah banyak makan ramyeon, Jisung. Mau aku laporkan pada ibumu?!" omel Chenle sambil bersidekap dada. Terkadang ia lupa jika para member sudah tidak mau dekat dengannya lagi.
"Berisik. Awas! Tubuh pendekmu itu menghalangi pintu."
Chenle seketika menyingkir saat Jisung hampir saja menumpahkan kuah ramyeon di depannya. Si maknae itu memang sering ceroboh, bahkan julukannya saja tangan sial.
Tapi tunggu.. apakah tadi Jisung menyebutnya pendek?! Auhh, Jisung saja yang kelebihan kalsium!
ㅡ🐬ㅡ
"Hyungdeul, mau ke mana?" Chenle beranjak dari sofa ketika matanya menangkap para member yang sudah rapi. Padahal hari ini Dreamies tidak ada jadwal, manajer memberi mereka libur satu hari.
"Tidak usah kepo. Tugasmu menjaga asrama. Tapi terserah mau keluar atau tidak, aku tidak peduli."
Ucapan Mark membuat Chenle mengerucutkan bibirnya. "Tidak bisa, kah, jika aku ikut dengan kalian?"
Jeno berdecak, anak itu kapan paham, sih, kalau mereka tidak suka dengan keberadaannya? "Yang ada kau menyusahkan kami dengan penyakit sialanmu."
"O-ohh.. aku pikir kalian akan main di indoor. Kalau begitu terima kasih sudah peduli denganku, Jeno hyung," kata Chenle seraya menyunggingkan senyum, walaupun di awal dirinya cukup kaget dengan ucapan Jeno.
"Terserah."
"Ayo berangkat, kita harus ke supermarket dulu beli camilan," ujar Haechan seraya merangkul Renjun. Ia tidak menghiraukan eksistensi Chenle yang berdiri di depan mereka.
"Tunggu, Hyung. Jie lagi ambil minum dulu!" teriak Jisung dari dapur. Lelaki jangkung itu keluar membawa sekaleng susu, minuman yang wajib ada setiap hari.
"Badan saja yang besar, tapi kelakuan masih bayi," ujar Jaemin kegemasan. Setelahnya ia menggandeng Jisung dan menyusul para member. Mereka meninggalkan Chenle yang hanya bisa tersenyum melihat interaksi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE || CHENLE
Fanfiction- Idol life - NCT Dream fanfiction - Tanpa menjelekkan tokoh mana pun Berkisah tentang Chenle yang dijauhi member Dream, dan tentang Chenle yang berusaha memperbaiki semuanya. Happy reading~ Enjooyy! Don't forget to follow, vote, and comment 🌱 Star...