💮Chapter 4💮

170 13 2
                                    

Happy reading guys 🤗
Jangan lupa vote dan komen 🥰
.
.
.
.
.

"LO?!" Mereka berdua terkejut saat melihat ada seseorang didalam gudang itu.

Mendengar suara orang yang pernah menyelamatkan dirinya membuat Galih segera mengalihkan pandangannya menuju pintu. Yaps orang yang berada didalam gudang adalah Galih. Orang yang diselamatkan Bianca dan Rion semalam.

Grep

Dengan segera Galih bangkit dari duduknya dan memeluk Bianca dengan erat. Tubuhnya bergetar hebat entah karena kedinginan sebab baju seragam yang dikenakan oleh Galih basah atau karena takut.

"Eh?" Bianca mendadak linglung saat Galih memeluknya tiba-tiba.

"Hiks..hiksss...hikss.." Tangisan Galih semakin kencang kala Bianca tidak kunjung membalas pelukannya. Padahal saat ini yang dibutuhkan oleh Galih adalah penenang dan usapan lembut pada kepalanya.

"Tenang ya... Jangan nangis lagi.." Bianca membalas pelukan Galih seraya tangannya mengusap lembut rambut Galih yang basah. Bianca tidak peduli jika baju seragamnya ikut basah karena memeluk Galih yang terpenting saat ini Galih berhenti menangis dan tidak ketakutan lagi.

Saat melihat Kakak kembarnya sedang asik berpelukan dengan lelaki yang baru semalam di kenalnya seketika rasa cemburu melanda hati Rion. Mungkin lebih tepatnya Rion iri karena tidak ada yang memeluknya.

Setelah beberapa menit mereka berpelukan akhirnya mereka melepaskannya pelukannya dan seketika situasi menjadi canggung.

"Nih pakai hoodie gue nanti Lo sakit kalau kelamaan pakai baju basah gitu" Rion yang menyadari bahwa situasi canggung pun berinisiatif untuk mengembalikannya seperti semula.

"Makasih.." Dengan suara yang amat sangat lirih Galih mengucapkan terima kasih lalu mengambil hoodie yang diberikan oleh Rion.

Rion mengangguk sekilas lalu pandangan beralih pada Bianca yang sedang menundukkan kepalanya "Lo juga ganti Kak baju Lo basah" Mendengar ucapan Rion sontak saja Bianca menatapnya dengan bingung.

"Tadi Lo manggil gue apa?"

"Kakak"

"Oh kirain gue salah dengar tadi" ucap Bianca. Bukan tanpa alasan Bianca berbicara seperti itu sebab Rion sudah lama tidak memanggil Bianca dengan sebutan "Kakak". Terakhir kali Rion memanggilnya dengan sebutan itu saat kelas 6 SD.

"Gak boleh gitu gue panggil Lo Kakak?" Wajah Rion menjadi cemberut dan terlihat sangat menggemaskan dimata Bianca.

"Boleh sayang gak ada yang ngelarang kok" jawab Bianca seraya mengusap lembut rambut Rion. Mereka berdua tidak menyadari jika Galih sedari tadi memperhatikan interaksi mereka.

Melihat interaksi Bianca dan Rion membuat Galih menundukkan kepalanya dengan sedih. Kapan dirinya bisa berinteraksi dengan sang Kakak lagi?

"Galih rindu Kakak.." ucap Galih dalam hati dan mengusap air matanya yang kembali mengalir.

"Ya udah gue ke toilet dulu ya.." Bianca langsung menuju kamar mandi tanpa menunggu jawaban kedua lelaki itu.

RAFFAEL [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang