Blood School memiliki kisah yang menyeramkan namun sekolah itu tetap di bangun bahkan masih banyak murid yang bersekolah disana. Apakah kisah yang pernah terjadi di tahun sebelumnya akan terulang kembali?...
sebelum baca jangan lupa follow 😚
perin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alex memperhatikan Zayyan yang sedang fokus mengobatinya "ngapain di obati Zay besok juga sembuh" ucap Alex
"kalo infeksi gimana? mau kaki lo di amputasi hah!" kesal Zayyan
"ya gak maulah!"
"yaudah makanya nurut"
BRAK!
Pintu UKS di buka kasar tampak tiga manusia berkhodam unik masuk dengan wajah khawatir.
"akhirnya ketemu juga" lega Noel
"kalian kenapa?" bingung Zayyan
"dia mau nyelakain kalian" jawab Angelo
"udah nih kaki gue tadi ke tancap pisau" Alex memperlihatkan kakinya yang sudah di perban oleh Zayyan.
"dan Leo lagi ngejar si pelaku, gue mau nyusul tapi gak mungkin gue ninggalin Alex sendirian" sahut Zayyan
"APA!!!" pekik mereka bertiga
"biasa aja dong nafas lo pada belok-belok" ujar Zayyan
"njir nafas gue wangi ya!" sewot Gibran
"iya wangi bunga kuburan" celetuk Zayyan
"udah gak ada waktu untuk bertengkar, sekarang kita cari temen-temen yang lain" ujar Noel
"Oke"
Mereka berlima bergegas mencari teman-temannya yang lain, kekhawatiran tercetak sangat jelas dalam wajah mereka.
Sementara itu Bagas tidak pantang menyerah, dia terus mencari si pelaku. Sebenarnya Bagas merasa ada yang janggal karena sedari tadi kelas yang ia lewati selalu kosong, tak ada murid sama sekali di dalam padahal jam masih menunjukkan pukul 12:30. Tidak mungkin murid-murid sudah pulang di jam segitu.
"Bagas tungguin kita woi!!" teriak Wain dan Davin dari belakang.
Bagas menoleh, ia tersenyum senang saat melihat ke-dua temannya itu tidak kembali ke kelas.
"lo cepet banget jalannya" Wain mengatur nafasnya begitupun dengan Davin.
"katanya mau balik ke kelas, kenapa gak jadi?" tanya Bagas
"mana tega kami berdua ninggalin lo sendirian" jawab Wain
"tau tuh, kalo lo kenapa-napa gimana?!" Omel Davin
"gue bisa jaga diri kali" Bagas lanjut berjalan
"yah istirahat dulu kek" keluh Wain
"tega banget dah" Davin ingin mengisi tenaganya dengan rebahan, tapi sayangnya tidak ada kasur di koridor.
Bagas menyeringit saat melihat ada seseorang yang berlari ke arah mereka. Bagas, Wain dan Davin mundur perlahan, mereka bertiga berjaga-jaga takut orang tersebut akan menyakiti mereka.