CHAPTER 69

1.3K 134 9
                                        


***

Terlihat feny yang baru sampai disebuah alamat yang tadi dikirim oleh seseorang melalui pesan singkat yang menyuruhnya untuk datang kesana sendirian.

Dengan perasaan takut dan khawatir, feny melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam sebuah bangunan yang nampak tak berpenghuni.

Ia hanya bisa berharap jika adik adiknya tidak kenapa napa karna ia mendapat pesan jika adiknya diculik dan disekap ditempat itu.

Dengan perasaan campur aduk feny pun melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam lagi. Ia ingin menyusuri tempat itu dan mencari dimana tempat adiknya disekap dan ditahan.

Baru saja feny ingin menyusuri tempat itu lebih dalam lagi, tiba tiba sebuah pukulan dari balok kayu ia dapatkan. Feny yang tak siap pun akhirnya terkena pukulan tersebut dan langsung jatuh pingsan.

Perlahan feny mulai membuka matanya dan satu hal ia rasakan ialah pandangan yang kabur, kepala yang terasa sangat pusing dan tangan serta kakinya yang terikat pada sebuah kursi.

Feny memejamkan matanya untuk menetralkan rasa sakit yang tengah ia rasakan. Setelah beberapa saat ia sudah mulai membaik dan perlahan membuka matanya kembali.

Feny mulai mengitarkan pandanganya dan yang ia lihat hanya kegelapan yang menyelimuti disekitarnya. Ia tak bisa melihat apa pun hanya ada kegelapan saja karna disana sungguh tak ada cahaya sama sekali.

Feny pun meberontak agar ikatan yang mengukat tanganya itu terlepas namun semua sia sia saja. Meski sekuat tenaga feny berontak, ikatan itu sama sekali tak bisa lepas atau longgal sedikit pun.

Ditengah berontaknya feny, tiba tiba ia mendengar derap langkah kaki seseorang yang mendekat kearahnya. Feny otomatis menghentikan aksinya tersebut dan fokus menatap kearah suara langkah kaki itu berasal.

Feny mencoba menajamkan pandanganya supaya bisa menembus kegelapan yang menutupi jarak pandangnya. Perlahan dari yang semula bayangan kini kaki hingga tubuhnya mulai terlihat.

Dan saat feny baru melihat tubuh orang itu, tiba tiba matanya sudah ditutupi kain terlebih dahulu oleh seseorang yang secara tiba tiba ada dibelakangnya.

Feny pun kembali berontak dan mencoba sekuat tenaga untuk melepas ikatan tersebut.

"Lepaskan!" Bentak feny.

"Diam dan menurutlah.. jika kau masih ingin melihat adik adikmu selamat." Ancam orang itu.

Deg..

Seketika feny kembali diam saat orang itu mengancam akan keselamatan adik adiknya. Feny hanya diam saat orang itu menutup matanya dan mulai membuka ikatan kakinya.

"Ku ingatkan sekali lagi.. Jangan mencoba untuk kabur atau melawan jika kau masih ingin melihat adik adikmu hidup."

Setelah feny mendengar ucapan orang itu, ia pun mengurungkan niatnya untuk berontak saat semua ikatanya sudah terlepas. Ia tak ingin mengambil resiko yang berbahaya karna ia merasa jika orang yang ada dihadapanya saat ini bukan orang sembarangan.

Bahkan ia bisa tau apa yang akan feny lakukan setelah ikatan itu terlepas, makanya feny mencoba untuk menurut saja dan mengikuti permainan orang itu.

Kini feny sedang di tuntun untuk memasuki sebuah ruangan dan ia hanya bisa mengikuti arahan dari orang orang itu tanpa tau saat ini ia tengah dibawa kemana.

Sesampainya ditempat yang ia tak ketahui, feny langsung di dudukan disebuah bangku yang sudah disediakan disana. Setelah ikatan sudah terpasang kembali, orang itu pun membuka ikatan yang menutupi mata feny.

Satu hal pertama yang feny lihat ialah ada empat kursi yang membentuk sebuah lingkaran. Ia hanya bisa melihat empat orang itu hanya sebatas lutut sampai paha saja.

Kalian Rumahku? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang