Pada malam hari bel pintu berbunyi. Kupikir suamiku sudah pulang, aku buru-buru membukakan pintu. Betapa terkejutnya aku melihat Martono datang dengan membawa seorang teman yang berbadan tegap.
"Selamat malam nyonya..... aku membawakan
teman yang akan membuat nyonya merasakansensasi yang luar biasa." Martono menyeringai
kepadaku sedangkan temannya
senyum-senyum menyebalkan."Bagaimana nyonya, bukankah sudah saya
katakan untuk menikmati saja sensasi
kenikmatan yang kami tawarkan daripada
melaporkan kami kepada pihak yang berwajib.
Saya melihat nyonya begitu bernafsu dan
sangat menikmatinya juga, bukan?." Aku
menjadi jengah mengingat kejadian tadi siang.
Memang diakui akupun terhanyut dibuai
permainan Martono. Aku hanya diam
memejamkan mataku dan menarik nafas
dalam-dalam sekedar menenangkan
perasaanku yang tidak karuan. Tiba-tiba aku
mendorongnya maka ia terjatuh, dan
kesempatan ini aku melarikan diri menuju pintu
kamar mandi. Aku pikir untuk melarikan diri
menuju kamar mandi dan mengunci diriku dari
Martono dan temannya.Tapi tiba-tiba tangan Martono sudah
menangkapku dan memelukku dengan erat."Hentikan........ aku tidak mau melakukannya."
Aku berteriak-teriak tetapi temannya Martono
malah mengamati aku dengan napsu."Kamu benar-benar membuatku bernafsu,
bagaimana mungkin aku membiarkan wanita
yang sangat menggairahkan pergi?"."Sebaiknya nyonya jangan banyak bertingkah,
berteriakpun percuma... lebih baik layani aku
dan Bejo. Ha... ha... ha..." Martono menyeringai."Lepaskan aku... lepaskan aku..." aku berusaha
meronta, tapi Martono mengangkat tubuhku
dan membawaku ke kamar tidurku yang telah
digunakan tadi siang. Dengan mudahnya dia
melemparku ke atas ranjang.Aku sangat terkejut dengan perkembangan
keadaa ini. Mereka akan memperkosa aku
seperti ini. Tetapi apa yang aku bisa lakukan?
Sekarang kami semua berada di kamar tidurku.Bejo mendekat dan merobek pakaianku dan
menarik paksa BH dan CD yang ku kenakan
sehingga payudaraku terlihat jelas. Aku
menyesal hanya mengenakan pakaian dastersehingga memudahkan mereka melampiaskannafsunya. Aku malu sekali terlihat bagian-bagian rahasia di hadapan orang-orang selain suamiku.
"wow... payudara yang indah, nyonya sungguh mempunyai anugerah yang tak terhingga." Kata
Bejo. "Aku suka sekali payudara yang besar dan putih mulus tanpa cacat." Bejo melanjutkan. "Kita beruntung mendapatkan buruan seperti ini..." Martono menyahut. Kemudian tangan Martono menggerayangi susuku dan meremas-remasnya kedua payudaraku. Martono menisap-isap putting susuku dengan penuh nafsu, dan Bejo mulai menggerayangi perut dan pahaku. Tiba-tiba terasa tangannya yang kasar memasuki celah sempit di vaginaku. Kini aku mengerti mereka akan berusaha merangsangku.
"Ampun.... jangan lakukan ini kepadaku" aku memohon belas kasih mereka, tetapi mereka tidak menunjukkan sedikitpun rasa simpati, malah wajah mereka menunjukan kebuasan nafsu birahi. Mereka dengan cekatan telah melepaskan pakaian mereka masing-masing. Penis Martono sudah kulihat dan kunikmati tadi siang, tetapi sekarang aku terkejut melihat Penis Bejo yang luar biasa, panjangnya sekitar 18 cm dan kelihatan berurat-urat. Aku makin gemetar ketakutan sekaligus rasa aneh yang menjalar seakan-akan ingin merasakan sensasi penis besar milik Bejo. Wajahku terasa panas. "Ah, Mas Sandi... maafkan aku."
Tangan ku telah ditangkap oleh Martono dan payudaraku kembali diisapnya. Bejo memegang pinggangku dan menaruh burungnya di lubang pantat ku.
"Jangan... jangan disitu... tolong.." Aku menjerit-jerit kesakitan merasakan dorongan penis Bejo dari belakang.
"Nyonya jangan cemas....... akan sedikit menyakitkan tetapi setelah itu kamu akan menikmatinya." Bejo berkata kepadaku dengan senyum sinis.
"Bukankah tadi siang memekmu telah dipakai oleh Martono, maka aku ingin mencicipi pantatmu yang kuyakin tidak pernah terpakai, masih perawan... ha.. ha... ha.."
Tak lama aku berteriak kesakitan tetapi secepat aku membuka mulut ku untuk menangis Supir ku memasukkan burungnya di dalam mulutku dan aku tidak bisa menangis. Sementara itu Bejo menaruh penisnya pada lubang pantat ku dan menarik pinggangku ke arahnya. Dia tetapi tidak bisa memasukkan burungnya ke dalam lubang pantatku yang sakit.
"Martono... apakah kamu punya mentega di dapur sebab lubang nya sangat sempit" Bejo bertanya
"Wah beruntung sekali kau mendapatkan cewek perawan.....ambillah sendiri di dapur." Martono malah tertawa.
Bejo lalu pergi menuju dapur. "Martono, tolong lepaskan aku.... Aku tidak sanggup lagi." Aku memelas pada Martono.
"Nyonya...tenang saja dan nikmati. Bukankah nyonya sudah tahu bahwa nyonya sudah lama kami idam-idamkan untuk dinikmati oleh kami. Aku adalah supirmu dan Bejo adalah seorang supir truk. Dalam hidup kami jarang-jarang memiliki kesempatan mendapatkan wanita menggairahkan seperti kamu! Maka bagaimana mungkin kami akan tinggalkan?" Martono malah menjawab dengan senyum kemenangan.
Kemudian kusadari tidak ada cara lain dan tak seorangpun dapat menyelamatkanku. Maka aku berfikir untuk menikmatinya saja seperti yang diucapkan Martono kepadaku. Aku sudah merasa kepalang basah, kenapa tidak dinikmati saja sekalian, toh akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara dengan Martono tadi siang. Aku merubah posisiku seperti seorang pelacur, aku tidak peduli lagi.
Martono mulai bertindak dengan pekerjaan nya Martono yang tertunda. Dia meremas-remas payudaraku, kemudian Bejo yang baru datang mengoleskan mentega pada lubang pantatku dan mengolesi burungnya juga. Kemudian ia memposisikan burungnya pada lubang pantatku dan dengan beberapa tekanan dia berusaha menerobos lubang pantatku. Aku merasakan sangat sakit tetapi aku sudah tidak melawan lagi. Bejo mendorong paksa burungnya dan posisi Martono di depanku membuatku terdorong mundur. Aku merasakan sesuatu yang besar dan kuat berada di pantatku.Next nunggu rame ya ☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
aku menikmati di p3rkosa sopirku dan temannya
Fantasykisah dari seorang majikan yg di ancam sopirnya dan di manfaatkan buat kepuasan bir4hi sopir dan temannya