Setiap menjelang mataku enggan melihat jam berapa hari ini , yang ada hanya sinar matahari yang masuk di sela-sela halaman rumahku.
Semua pertanyaan kembali menyerang isi kepalaku tentang rencana apa aku hari ini ?
Bagaimana caranya aku melangkah tanpa arah , sedangkan amarah yang sedang aku rasa.
Kepada siapa aku menceritakan kesedihan , sedangkan ia berkata " aku bukan pendengar yang baik ".
Lamunanku semakin lama berdeu dan lambat Laun tercecer menjadi abu.
Pesan singkat sudah tidak lagi mengingatkan tentang sesuatu dan bahkan pesan itu sudah mengeras menjadi batu.
Bergegas ku mencari keramaian kemana saja untuk menemukan orang-orang yang membuatku tersenyum , nyatanya sama sekali tak ku temukan apa yang aku mau.
Aku hanya memandangi senyum-senyum bertebaran dimana raut wajahnya sampai memerah.
Tak berselang lama wajah itu berubah menjadi sedih dan aku mulai bertanya
" Apa yang sedang mereka pikirkan "
KAMU SEDANG MEMBACA
semoga kita tidak saling lupa atas nama cinta
PoesieCatatan dari seorang yang sering kali banyak gagalnya tapi tetap punya mimpi " Rangkaian kata-kata kegelisahan "