Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Sagaratama. Hari ini tepat dua minggu sudah kepergian Yesy, semua persiapan pernikahan yang seharusnya terjadi minggu lalu sudah dibatalkan. Saat ini keluarga Saga dan Hardi berkumpul diruang keluarga
"Apa yang ingin mama sampaikan kepada kita? kenapa mama minta semua untuk berkumpul?" tanya Saga pada istrinya, pasalnya tadi Sela meminta agar seluruhnya berkumpul diruang keluarga
"M-mama menemukan buku kemarin saat mama membereskan kamar Yesy, tak sengaja buku harian Yesy yerjatuh, mama membacanya hingga halaman terakhir, dan mama menemukan tulisan Yesy" Sela menjelaskan dengan suara yang bergetar menahan tangisnya
Diaryku, hari ini aku ingin bercerita..
Aku tidak tahu perasaan ini mengapa tak tenang
Sepertinya aku tak bisa membersamai Dev anakku dan juga Arka kedepannya
Ntah apa yang akan terjadi, aku hanya berharap satu hal
Jika kelak aku tak menikah dengan Arka, Aku ingin Arsy yang menjadi penggantiku
Aku tak ingin Arka menikah dengan wanita lain, aku tak ingin Dev kelak memiliki ibu tiri selain Arsy
Aku percaya pada adikku, ia mampu menjadi istri dan ibu yang baik untuk DevTess.. Air mata langsung luruh begitu saja dipipi Arsy, sebelum mamanya menemukannya dia memang sempat membaca buku harian itu dan berniat untuk menyembunyikannya agar tak satupun orang tau keingin terakhir Yesy yang ingin ia menikah dengan Arka, katakanlah ia memang egois tapi bagaimana bisa ia menikah dengan calon kakak iparnya sendiri dan juga ia memiliki Gavin, kekasih yang mungkin memang tak sesempurna Arka tapi Arsy sangat menyayangi dan mencintai lelaki itu.
"Setelah menemukan buku itu, mama langsung menanyakan pada Arka apakah ada keinginan Yesy sebelum ia meninggal, dan Arka mengatakan semua yang Yesy minta sebelum ia meninggal hiks.."
"Ja-jadi sebelum kak Yesy meninggal ia sudah mengatakan hal itu padamu kak?" tanya Arsy terkejut ia tak menyangka bukan hanya pada dirinya, namun kakaknya juga menyampaikan hal itu pada Arka sebelum ia kritis
"Ditempat kejadian, sebelum menutup matanya Yesy sempat mengutarakan keinginannya, dia ingin saya menikahi kamu" jelas Arka
Semua orang nampak terkejut dengan pengakuan itu kecuali Sela yang memang sudah mengetahui hal itu lebih dulu
"Kenapa kamu menyembunyikan itu sayang?" tanya Hana pada Arsy
"A-aku takut tante, se-sebenernya sebelum papa mengabari kalau kakak meninggal, kakak datang kemimpiku dia juga mengatakan hal itu, menyuruh aku menikah dengan kak Arka tapi aku berusaha melupakan mimpi itu, dan beberapa hari yang lalu aku menemukan buku harian kakak, karena aku takut untuk menyampaikan keinginan kakak akhirnya aku mutuskan untuk menyembunyikan buku itu, ternyata mama tak sengaja menemukan buku itu ketika membereskan kamar" lirihnya
"Nak, jika mamamu saja tak sengaja menemukan buku harian itu lalu akhirnya membaca dan mengetahui keinginan kakakmu yang terakhir, artinya Allah ingin keinginan kakakmu dapat diketahui dan jika bisa dapat dilaksanakan, Allah saja mendukung dengan menggerekan mamamu sebagai perantara untuk mengetahui keinginan Yesy, kamu juga Arka mengapa kamu menutupi itu dari kami semua? jika saja mama Sela tak menanyakan hal itu, mungkin saja kamu tidak akan memberitahukan keingin terakhir calon istrimu kan"
Dan ya benar perkataan Hana, bukan hanya Arsy yang berniat menutupi keinginan terakhir Yesy, Arka pun demikian, ia sudah bertekad untuk tidak mengutarakan keingian terakhir calon istrinya itu, ia terlalu takut dan tak akan sanggup jika harus mengucapkan ijab qobul menyebut nama wanita lain, bukan nama Yesy wanita yang sangat ia sayang dan cintai.
"Ma-maafkan Arka, Arka ga sanggup menuruti keinginan terakhir Yesy" mata lelaki itu sudah meneteskan air matanya
"Be-begitupun Arsy, aku juga tidak bisa menjalankan keinginan kakak untuk menjadi istri kak Arka, bagaimana mungkin lelaki yang harusnya menjadi kakak iparku justru menjadi suamiku, Arsy ga sanggup bayangin itu" Arsy mengatakan hal jujur yang seharusnya ia sampaikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti Kakak
Teen Fiction"Mari kita menikah" "HAH?" "Arsy ini rumah sakit" bagaimana tidak teriak, ia terkejud dengan ucapan itu, meski dia mengucapkan dengan nada dinginnya tapi kalimat yang dilontarkan Arka cukup membuat Arsy terkejut "Kakak becanda deh" "Saya serius"...