11. misunderstanding and regret

667 91 22
                                    

jaehyuk melihat jam tangannya dengan gusar. satu jam lagi ia akan meeting bersama para profesor, tetapi asahi belum juga datang untuk mengantarkan bahan presentasinya yang tertinggal.

untuk itu, jaehyuk melepaskan lab coat-nya dan nekat melajukan mobilnya menuju apartemen untuk mengambil sendiri berkas penting tersebut.

sesampainya di apartemen, emosi jaehyuk mendadak tersulut saat mendapati asahi yang tengah menenggak bir sembari menonton televisi.

"apa yang kau lakukan? mengapa tidak mengantarkan dokumen yang kuminta dan malah bersantai di sini?" tanyanya dengan nada rendah.

asahi tak memberikan respon, membuat jaehyuk mengambil napas dalam. berusaha sebisa mungkin untuk tidak menaikkan nada bicaranya.

"aku sudah bilang ada meeting penting yang harus kuhadiri dan kau sudah setuju akan mengantarkan dokumen tersebut. kenapa kauㅡ"

"haha."

ucapan jaehyuk sontak terhenti saat tawa hambar lolos dari mulut asahi.

"kau yakin benar-benar ada meeting penting?"

kedua alis jaehyuk menukik tak mengerti. "apa maksudmu?"

"bukankah kau sedang sibuk bersenang-senang dengan pelacur murahan itu?" sarkas asahi. ia merasa dirinya seolah tengah dirasuki saat ini hingga rasa-rasanya ia tak bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"kau ini bicara apa, sih?"

"pemuda yang tadi menungging untukmu. tak kusangka kau akan melakukan hal serendah itu di rumah sakit."

kedua netra jaehyuk membesar. jadi, asahi sudah sempat ke rumah sakit tadi?

"jaga bicaramu, asahi. dia pasienku." jaehyuk berucap tegas, tetapi sayangnya hal tersebut tak begitu mempan untuk mengintimidasi asahi kali ini.

si pemuda hamada malah kembali tertawa remeh. "yakin dia bukan hanya sedang berpura-pura menjadi seorang pasien demi melacur untukmu?"

"asahi!"

satu bentakan yang cukup keras dari jaehyuk bahkan tak membuat asahi gentar. ia bangkit dari sofa dan berdiri di hadapan jaehyuk, menatap lurus tepat ke dalam kedua manik hitam yang kini juga tengah menghunus ke arahnya.

"mengapa? kau akan memukulku?" tantang asahi saat mendapati tangan jaehyuk yang kini terkepal kuat.

napas jaehyuk sedikit menderu, ia tengah berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol emosinya saat ini.

menyugar surai hitamnya dengan raut frustasi, jaehyuk akhirnya beranjak dari tempat ia berdiri dan mengambil berkasnya yang tergeletak di atas meja.

"aku tidak tahu apa yang sedang merasuki dirimu, tapi aku tak punya waktu untuk berdebat denganmu sekarang."

setelah berkata begitu, jaehyuk keluar dari apartemen dengan sedikit membanting pintu, meninggalkan asahi yang kini terlihat kacau dengan lelehan cairan bening yang membasahi kedua pipinya.

"bodoh ... apa yang baru saja kukatakan."

sembari menjambak surai coklatnya frustasi, si pemuda hamada jatuh terduduk di lantai dengan isakan yang menggema memenuhi ruangan yang sepi itu.

-☆-







































"HAHAHAHA!"

"bisa-bisanya kau malah tertawa?!"

"aduh, habisnya kau ini lucu sekali, kak! tak kusangka seorang hamada asahi yang anti-romantic bisa menggalau seperti ini!"

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang