Prolog

175 14 0
                                    

"Hey, Anaryssa. Hadiah apa yang kau minta pada ibu dan ayah?"

Pertanyaan yang menarik perhatian itu membuat remaja perempuan yang tengah bersiap dibantu beberapa pelayan menoleh dengan cepat. Melihat pada kakak kembarnya yang barusan datang ke kamarnya dengan penampilan yang sudah rapih dan kini duduk di sofa untuk menunggu.

"Aku meminta pada ayah untuk diijinkan keluar sendiri pada hari festival nanti." Anaryssa menjawab dengan antusias. "Kalau kau?"

"Hah? Keluar sendiri?" Atharysc memberi sorot tidak percaya. Geleng-geleng kepala, remaja laki-laki itu mengutarakan isi pikirannya. "Ayah dan ibu pasti tidak akan mengijinkannya. Mana mungkin kau bisa bertahan sendirian di luar istana?"

"Aku sudah dewasa, sudah empat belas tahun!" Anaryssa mengembungkan pipi kesal dan membuang muka. "Aku sudah bukan anak kecil lagi!"

"Tetap saja, permintaanmu tidak wajar. Tidak akan mungkin dikabulkan."

Anaryssa mendelik mendengar perkataan yang disampaikan Atharysc. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Memangnya apa yang kau minta pada ayah dan ibu?"

Berusaha untuk membalas dendam pada Atharysc lewat jawaban yang nantinya akan disampaikan, sang kakak justru mengangkat dagu dengan bangga. Atharysc terlihat percaya diri.

"Aku minta pada ayah untuk mengajakku pergi berburu bersama."

"Kau tahu? Permintaanmu lebih mustahil dikabulkan dibanding permintaanku."

Anaryssa membalas dengan tajam. Memutar bola mata jengah, membiarkan protesan Atharysc atas penuturannya. Dia kembali melihat pantulan dirinya di cermin.

Gadis itu mengukir senyuman tipis. Melihat betapa cantik gaun dan perhiasan yang dia kenakan sekarang. Anaryssa menyukainya.

Semua yang ada di tubuhnya sekarang merupakan kiriman dari kedua orang tua mereka sebagai hadiah awal atas hari ulang tahun si kembar.

Ya, hari ini merupakan hari ulang tahun ke-14 dari sang bintang kembar Nhorrel.

Karena itu keduanya sekarang telah siap dengan penampilan yang senada dan luar biasa untuk hadir dalam perjamuan hari ulang tahun mereka. Meski memang belum bisa dirayakan secara besar-besaran karena mereka belum memasuki usia dewasa. Namun kali ini seluruh keluarga besar, kerabat, dan beberapa bangsawan tinggi telah hadir.

Atharysc sudah selesai bersiap. Makanya dia mendatangi kamar Anaryssa untuk mengobrol sambil menunggu adik kembarnya itu selesai. Seperti biasa, dia dan Anaryssa memang selalu berangkat bersama di setiap agenda mereka.

"Yang Mulia, penampilan Anda begitu luar biasa!" Salah satu pelayan memuji saat mereka telah selesai mendandani sang putri.

Senyum Anaryssa tentu semakin mengembang begitu mendengar pujian yang ditujukan padanya. Gadis itu merasa semakin percaya diri untuk tampil di hari yang spesial ini.

Ingin mendengar pujian dari kembarannya, Anaryssa langsung berdiri dari tempatnya dan menghampiri Atharysc yang sedang memegang sebuah kotak kecil.

"Hey. Bagaimana penampilanku?"

"Luar biasa!" Atharysc memuji tanpa ragu. Dia berdiri, tersenyum lebar untuk diperlihatkan pada gadis yang wajahnya mirip dengannya itu. "Kau memang cantik karena mirip denganku!"

"Aku cantik seperti ibu." Kali ini Anaryssa yang mengangkat dagu dan tersenyum bangga.

"Ngomong-ngomong, ini hadiah untukmu."

Atharysc tiba-tiba menyodorkan kotak kecil di tangannya ke hadapan Anaryssa. Sang gadis tentu langsung menerima hadiah itu dengan senang hati.

"Untukku?! Terima kasih!"

The Twin StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang