SPM 16. Penuh Drama

1K 81 15
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-


Langkah kaki seorang perempuan terhenti saat melihat seorang laki-laki berpenampilan style korean—kaos putih, luaran men's shirts berwarna military green.

"Duh!" Suara keluhan kesakitan dirasakan oleh gadis mengenakan hijab segitiga dililit, berwarna sage. "Kenapa berhenti sih, Al? Kebiasaan banget."

"Duh!" Gadis berhijab sage itu langsung membalikkan badan, setelah merasakan punggung belakangnya ditubruk. "Amanda. Jalan pakai mata dong, mata fokus ke game terus."

Gadis mengenakan hijab sport hitam itu mendongak sembari mematikan handphonenya. "Siapa yang main game? Ini lagi balas chat. Lagian salah sendiri jalan berhenti mendadak."

"Ya Alana ini yang salah, tiba-tiba berhenti tanpa komunikasi dulu, jadinya aku nubruk dia juga kan." Alexa tidak membenarkan Amanda menyalahkan dirinya, melainkan dia berganti menyalakan Alana. Di mana gadis itu hanya diam, seperti tidak mendengar keributan temannya.

Alexa merasa seperti tidak ditanggapi gadis mengenakan hijab pashmina serta baju long sleeve knit top berwarna pastel, masuk brown jeans yang longgar—sedikit kesal.

"Al ... " Alexa memanggil gadis itu lagi, tetapi tidak mendapatkan tanggapan kembali. Pada akhirnya, ia mendorong tubuh gadis itu dari belakang. "Alana!"

Tiba-tiba, bibir Alexa merasakan sentuhan jari telunjuk Alana. "Diam. Aku lagi memperhatikan Idol K-pop versi lokal ini."

Alexa mengerutkan dahi lalu menurunkan tangan temannya itu. "Apa sih, Al, maksudnya? Nggak jelas banget, ayo jalan, jadi ke kafe nggak?"

"Jadi dong, untung kita cari kafenya di sini, jadi ketemu oppa Liam deh." Senyum terbit dari bibir pink Alana.

Alexa dan Amanda penasaran, dia pun mengikuti arah mata temanya itu. "Mana sih, Al, orangnya?" tanya Alexa penasaran.

"Itu, yang baru keluar dari mobil warna putih, tuh-tuh dia lagi ambil gitar akustiknya di dalam mobil." Alana menunjuk mobil convertible yang terpakir di dekat penjual burger—debelah kanan. Laki-laki itu mulai berjalan memasuki Waroeng Latte.

¶¶¶

Cahaya terang memenuhi wajah gadis dengan polesan make up natural, bibir tipis tampak mengkilap akibat lip care. Jemari gadis tersebut, dengan cepat mengetik setiap huruf di keyboard secara bergantian. Sesekali dia menyeruput ice lidah buaya.

"Nggak nyangka lo ada di sini juga. Jangan-jangan, lo emang sengaja mau nemenin gue di sini ya?" Laki-laki berpenampilan style korean, tanpa salam atau permisi langsung duduk di depan gadis mengenakan hijab terusan hitam, hanya mengenakan hoodie green.

Mata gadis itu melirik, merasakan kehadiran laki-laki tersebut. Akan tetapi, dia hanya diam lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.

Laki-laki itu terkekeh kecil. "Gue perhatikan, lo sibuk benget, Ci? Lagi ngapain?" tanyanya namun tidak mendapatkan renspon.

Sang Pelindung ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang