Part 33

344 7 2
                                    

Seharian penuh, Mika bersama ketiga bocil bermain bersama, mereka main tidak jauh hanya dibelakang rumah yang mempunyai halaman yang cukup luas, bukan cuma permainan anak-anak seperti rumah-rumahan, mereka juga bermain air di kolam renang, tentu saja di kolam yang air nya dangkal, bukan air dalam tempat biasa Gala berenang, bagiamana pun juga mereka masih lah bocil, akan sangat berbahaya bagi mereka kalau bermain di air yang sangat dalam.

Bermain dengan anak-anak sungguh bisa membuat Mika kembali ceria, pemikiran Gala yang sedikit ambigu itu termyata bisa berdampak baik, seperti kata pepatah jangan melihat buku dari sampulnya, itu juga yang mungkin cocok dengan perkataan Gala, walau perkataannya terkesan bodoh, namun hasilnya begitu sangat memuaskan, Mika bisa kembali seperti semula, ceria dan penuh energi.

Walaupun ya, setelah ketiga bocil itu pulang, Mika sedikit merasa kesepian, tidak ada yang menemaninya bermain lagi, Mika bahkan merengek agar ketiga bocil itu dibiarkan menginap satu malam dirumah, namun karna mereka ada urusan jadinya ketiga bocil itu pulang ke rumah mereka, Mika cemberut pada awalnya, tapi bujukan Gala yang berkata akan membawanya main kekediaman Anggara membuat Mika tersenyum lagi.

Mika bahkan sangat antusias dan terus menanyakan kapan mereka akan pergi, entah sudah berapa kali namun itu juga cukup membuat Gala pusing, tingkahnya saat ini sudah seperti bapak-bapak yang menghibur anaknya sendiri, Gala benar-benar harus bersabar, memulai suatu hubungan tidak boleh tergesa-gesa, ia harus bisa melihat dan membaca karakter orang, apa lagi istrinya masihlah abg.

"Mas! Kapan kita kesananya? Mika kangen lho sama mereka bertiga! Pingin main lagi, main rumah-rumahan, main air kayak tadi mas. Mika senang lho ada mereka bertiga, mereka seru, lucu-lucu lagi," kata Mika yang entah sudah keberapa kalinya.

Gala hanya menaikan satu sudut bibirnya. "Iya. Nanti kita kesana kapan-kapan."

"Iya kapan mas? Besok ya!" rengek Mika.

"Lain kali aja. Besok sibuk."

"Yah! Mas mah gitu! Mika maunya besok."

"Next time. Besok ada rapat penting."

"Huuh! Iya-iya. Tapi janji ya!"

"Iya, janji."

"Makasih mas ku sayang, muachh!"

Gala terkejut, lantas memegang sebelah pipinya itu, Mika tiba-tiba saja mencium sebelah pipinya, ini memang bukan ciuman pertama bagi mereka, tapi ini pertama kalinya Gala merasa kalau ciuman itu lebih berdamagge dari yang sebelum-belumnya, hatinya seakan tersengat sesuatu, Gala tau kalau itu bukan hanya sekedar sengatan biasa, itu seperti sebuah sentuhan lembut yang nantinya akan menjadi sebuah cinta.

Ya. Memang itulah yang dirasakan oleh Gala saat ini, kepergian Melisa memang membuat lubang dihatinya, tapi itu tidak bertahan lama, karna dengan adanya Mika, perlahan-lahan lubang itu mulai menutup, sosok Mika bisa menggantikan Melisa yang sudah lama ada dihati Gala, Mika yang masihlah bocil bau kencur bisa menggantikan posisi Melisa yamg dewasa.

"Mas kok bengong?" tanya Mika kala melihat Gala diam saja.

"Eh! E-engga. Gak apa-apa," balas Gala sedikit gelagapan.

"Hmm. Mas gak suka ya, Mika cium?"

"E-engga kok engga. Suka, sangat suka."

"Mau lagi?"

"Eh!"

"Kalau mau lagi, Mika bisa kok nyium mas beberapa kali. Dibibir juga boleh."

Sikap Mika itu justru membuat Gala menelan ludahnya sendiri, sikap Mika saat ini sangat agresif, tentu saja Gala suka kalau Mika seperti itu, gairah muda yang agresif memang bisa membuatnya lebih bergairah, namun itu kalau beberapa waktu lalu, kalau saat ini entah kenapa Gala tidak menyukai sikap Mika yang agresif seperti ini.

MY 'BOCIL' WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang