Seminggu kemudian.
Alarm berbunyi membangunkan tidur nyenyak nya bidadari.
Hari ini tidak seperti hari sebelumnya, yg mana hari ini suaminya mulai masuk kerja lagi setelah libur satu minggu.Setelah mencuci muka shani membangunkan suaminya yg masih tertidur lelap.
"Sayang bangun"ucap shani mengusap pipi cio.
Bukannya bangun cio malam memindahkan kepalanya ke paha shani dan memeluk pinggang shani.
"Ko malah tidur lagi, bangun hari ini kerja kan" ucap shani menyugar rambut cio.
"Mau disini aja sama kamu gak mau kerja" gumam cio.
"Yaudah kamu dirumah aku yg kerja" ucap shani.
"Mana bisa kaya gituh" ucap cio yg langsung terlentang.
"Iya makanya ayok semangat dong" ucap shani.
"Hmm iyaa" ucap cio mendudukkan tubuhnya.
Sudah menjadi rutinitas setiap pagi pasti ada morning kiss, bukan hanya kecupan melainkan lumatan.
"Udah hah hah" ucap shani mendorong dada cio karna kehabisan nafas.
"Heheh makasih sayang" ucap cio terkekeh dan langsung beranjak ke kamar mandi.
Shani langsung membereskan tempat tidur nya dan menyiapkan baju kantor suaminya setelah itu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Kehamilan shani berbeda dengan yg lain yg mana ia tidak merasakan mual atau semacamnya.
"Sini sarapan dulu" ucap shani ketika cio baru keluar kamar.
Cio duduk disamping shani sambil makan masakan istrinya yg gak pernah gagal.
"Kamu hari ini mau ngapain aja yank.?" tanya cio
"Gak tau, aku kan udah gak kerja" ucap shani.
Cio melihat shani "mau kerumah ibu.?"tanya cio
"Boleh emang.?"tanya balik shani.
"Ya boleh dong, aku gak akan ngelarang kamu untuk kerumah ibu" ucap cio.
"Makasih sayang" ucap shani tersenyum manis dan diangguki cio dengan senyum tak kalah manis.
Setelah selesai sarapan kini keduanya sedang berada di mobil, sebelum ke kantor cio mengantarkan dulu istrinya kerumah ibunya. Tadinya shani menolak untuk dianter karna kantor sama rumah ibunya berbeda arah dan akan memakan waktu dijalan. Tapi namanya cio kalo udah A ya A.
"Kamu mau masuk dulu.?" tanya shani ketika mobil berhenti didepan rumah.
Cio melihat jam tangannya "aku langsung aja gapapa.?" tanya cio yg gak enak.
"Iya gapapa dong, kamu hati2 ya nyetir nya jangan ngebut, semangat juga kerja nya" ucap shani merapihkan dasi cio.
"Iya siap sayang, nanti pulang nya aku jemput ya" ucap cio dan diangguki shani.
"Aku turun ya" ucap shani.
"Salam buat ibu maaf gak bisa mampir" ucap cio.
***
Ketika sedang fokus didepan laptop mengerjakan pekerjaan nya gracio dibuat kaget dengan kedatangan seseorang yg membuka pintu nya engga biasa.
"Mami" ucap cio ketika ibunya berdiri didepannya.
"Ada apa mih.?" tanya cio.
"Bagus ya, sudah berani kamu sama mami nikah tanpa sepertujuan mami" ucap mami marah.
"Mih sudahlah, emang seharusnya kaya begini mih, tolong ngerti" ucap cio.
"Mau sampai kapanpun mami gak akan setuju kamu nikah sama perempuan itu, mami tunggu kabar perceraian kamu dalam waktu dekat!" ucap mami.
"MIH, CIO DARI KEMAREN UDAH SABAR YA SAMA SIKAP MAMI YG EGOIS INI"
"KAMU BENTAK MAMI.?"
"arrrgggghhhh" teriak cio menarik rambutnya sendiri meredam emosinya.
"Keluar, cio mohon keluar dan jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga cio" ucap cio
"Mami belum selesai ngomong gracio...."
"Fine! Cio yg keluar!" ucap cio yg langsung pergi dari kantornya.
Sedangkan dirumah sarah shani sedang menunggu ibunya yg sedang berjualan kue basah dengan menonton tv biar tidak gabut.
Tak lama fokusnya terganggu ketika ada yg mengetuk pintu rumah.
"Ibu udah pulang" gumam shani sambil berjalan kearah pintu.
"Loh udah pulang.?" tanya shani.
Greppppp cio langsung memeluk tubuh shani untuk meredam emosinya.
"Hei kenapa.? Ada apa sayang.?" tanya shani mengusap punggung cio.
Cio menggelengkan kepalanya sambil mengeratkan pelukannya.
"Masuk yuk gaenak kalo didepan pintu gini" ucap shani yg langsung membawa cio kekamarnya.
Shani menangkup kedua pipi cio, ia melihat suaminya sedang tidak baik baik saja, terlihat dari matanya yg sedang menahan emosi.
"Kenapa.?" tanya shani lembut.
Cio memegang kedua tangan shani yg ada di pipinya, lalu ia menarik shani untuk duduk di pangkuannya dan ia langsung memeluk shani lagi menyimpang kepalanya dipundak shani.
Shani tidak lagi bertanya ia membalas pelukan cio sambil terus mengusap punggung suaminya ini.
"Sayang aku mau sama kamu terus, aku gak mau pisah sama kamu" gumam cio yg hampir tidak terdengar oleh shani.
"Ngomong nya yg bener ya, kenapa hemm.?" ucap shani lembut.
"Aku mau sama kamu terus selamanya" ucap cio lirih menatap shani.
Shani tersenyum tipis "iyakan sama aku, emang mau sama siapa lagi" ucap shani mengusap lembut pipi cio lalu merapihkan rambut suaminya yg sedikit berantakan.
"Cuci muka dulu gih biar lebih fresh" titah shani.
"Mau kaya gini" ucap cio masih memeluk pinggang shani yg ada di pangkuannya.
"Aku gak tau apa yg membuat kamu kaya gini, tapi kehidupan kedepannya kita gak ada yg tau sayang, dan aku harap kamu ikhlas dengan apapun itu" ucap shani lembut.
"Aku ikhlas tapi tidak dengan kehilangan kamu" ucap cio.
"Aku gak akan kemana mana, selagi kamu masih mau sama aku" ucap shani.
"Dan selamanya aku mau sama kamu gak ada yg lain. Kalo aku gak sama kamu aku juga gak bakal sama yg lain." ucap cio
Shani tersenyum mendengar ucapan tulus dari suaminya lalu ia memeluk erat tubuh tegap suaminya, entah apa yg akan mereka hadapi kedepannya.
•
•
•
TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.Maaf guys baru bisa up, lagi gak enak badan dari kemaren ke serang flu batuk karna bandung akhir2 ini lagi dingin.🥺🥶