👸🏻 : "Aku tidak tau apa yang sedang terjadi, tapi perlahan, aku menyadarinya. Aku ingin kembali karena ini bukan tempatku."
🤴🏼 : "Aku bahagia saat kau kembali, meskipun tidak sama seperti sebalumnya. Aku tidak ingin menangisi kepergianmu lagi."
...
Dari perbuatan Hinata itu, beberapa penghuni kerajaan sempat menggunjingnya, mengatakan bahwa sang ratu sekarang sangat krisis norma, tidak pantas menyandang gelar sebagai ratu, tidak pantas menjadi pendamping raja.
Bahkan beberapa dari mereka mengatakan bahwa Yang Mulia Ratu seperti menusia yang tidak pernah mengenyam pendidikan, seperti wanita tuna susila, seperti wanita gila. Sungguh, maha benar netizen dengan segala komentarnya.
Sang Raja geram dengan rumor itu. dia mengadakan pertemuan pagi tadi dengan para pejabat kerajaan dan mengatakan sebuah peringatan tegas.
"Ratuku sudah kembali, kalian harus memberikan doa dan ucapan selamat"
"Aku tidak peduli dengan keadaannya saat ini, meskipun ingatannya hilang dia tetaplah ratu yang harus kalian hormati"
"Siapapun yang mengatakan hal buruk pada Ratuku harus mendapatkan hukuman setimpal"
"Siapapun yang menentang keputusan raja harus dihukum mati"
...
Hinata menetralkan detak jantungnya, mengatur nafasnya. Mulai hari ini dia harus bersikap layaknya seorang ratu, meskipun menyiksa, tapi dia tidak boleh mendapat gunjingan netizen zaman purba itu.
Hinata sudah dimandikan, dipakaikan gaun dan jubah kebesaran lalu dirias. Ingat, sesuai prosedur kerajaan! Hinata mengikutinya.
Hinata berusaha menjaga sikap, menjaga perkataan, mengatur ekspresi agar terlihat berwibawa. Dia sangat pandai melakukannya, pengalamannya dalam berakting sudah tidak bisa diragukan lagi.
Ya, ini saatnya. Akting dimulai.
Action!
...
Hinata berada di perpustakaan kerajaan, disampingnya ada Naruto yang menemani, sedangkan di depannya terdapat satu tutor yang akan menjelaskan pelajaran siang ini.
"Perkenankan saya mengajari anda membaca dan menulis, Yang Mulia" sang tutor berkata dengan sopan.
Hinata melirik Naruto, namun Naruto hanya tersenyum. Oke, dia diajari memabaca dan menulis? Oh my God, bahkan dia bisa menghafal naskah hanya dalam hitungan detik. Pelajaran macam apa ini?
Hinata melihat buku bendel dengan beberapa huruf itu. Ah, aksara China! Kecil sekali. Bahkan dia bisa baca tulis bahasa China dan Korea. Hinata tersenyum percaya diri.
"Aku akan membaca naskah ini" Hinata membaca naskah itu, begitu lancar, bahkan intonasinya pun sangat pas.
Naruto tersenyum melihat Ratunya.
Sang tutor berdehem. "Perkenankan saya mengajari anda berhitung, Yang Mulia"
Hinata memasang smirknya. Nantangin nih bapak-bapak. Hinata mengangguk, mempersilahkan sang tutor agar segera membuka buku.
Hinata memerhatikan angka-angka itu, ck sangat mudah sekali. Hinata lihai menggerakkan kuas diatas kertas itu, mengerjakan beberapa soal yang diberikan oleh tutor kerajaan itu padanya.
Naruo kembali tersenyum. Ternyata ratunya tidak kehilangan kecerdasannya, dia sangat bangga.
"Baiklah, kelas selesai. Yang Mulia bisa menuju ke tingkatan berikutnya" sang tutor membungkuk, kepalanya sedikit menunduk.
Oke, Hinata naik kelas!
...
Naruto berjalan disamping Hinata. "Kuantarkan ke kamarmu"
Hinata tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah"
Seorang kasim membukakan pintu kamar Hinata, mempersilahkan Raja dan Ratu untuk masuk ke dalamnya.
"Tinggalkan kami sendiri" Naruto berucap tegas.
"Baik, Yang Mulia" kasim dan beberapa dayang Hinata membungkuk, berjalan mundur lalu keluar dari kamar sang Ratu.
...
Hinata berdehem. "Maafkan saya, saya tidak mengenal siapa-siapa di sini"
Naruto tersenyum, menggandeng Hinata menuju lantai yang sedikit berundak, mendudukan Ratunya itu di atas karpet berbulu. "Tak apa, aku memahaminya"
Hinata duduk bersimpuh diatas karpet itu dengan Naruto yang berbaring, menjadikan pahanya sebagai bantalan kepala. Naruto meraih tangan Hinata, meletakkan di kepalanya, laki-laki itu ingin diusap surainya.
"Kau adalah ratuku, kita mengadakan pesta pernikahan setahun yang lalu" ucap Naruto pelan.
Hinata mengangguk. "Kau suamiku?"
Naruto tersenyum. "Benar, dan kau permaisuriku"
"Bagaimana aku memanggilmu?" Hinata penasaran.
Naruto merona. "kau memanggilku baginda raja saat ada orang lain, dan kau memanggilku sayang saat kita sedang berdua saja"
Hinata membelalakkan mata. Jadi sekarang dia harus memanggil pria itu dengan sebutan sayang? Oh, tidak tidak. Sangat sulit rasanya. Bagaimana bisa memanggil sayang pada orang yang tidak kita sayang?
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.