06

414 55 2
                                    

warn!! gangbang, foursome

Penyihir Seungmin menangkap Felix yang terjatuh karena kaki gemetaran. Satu tangan melingkar di pinggang untuk menopangnya. 

Tudung usang itu tersingkap memerlihatkan paha yang telanjang. Jenderal Changbin berjalan tidak tergesa, memerhatikan betapa menggemaskan pemuda itu tanpa busana.

Sementara itu, Jenderal Jisung berdiri di depan Felix. Ia membenamkan wajah di dada sang jenderal sambil mengeluarkan isak tangis yang tidak terkendali. 

Jenderal Jisung mengusak surai pirang yang halus. Jika ia memang tidak bisa menyelamatkan anak ini, akan ia pastikan dia bisa menikmati nya.

"Berikan dia padaku," Jenderal Changbin mengangkat tubuh Felix dengan mudah. 

Tangan mengusap paha Felix dengan gerakan perlahan. Kaki Felix begitu lembut, ramping, dan cantik. Ia merasakan sesuatu yang tidak nyaman muncul di dalam celana yang ia kenakan.

Sial. Ia akan menyalahkan ini pada ratusan tahun yang dihabiskan untuk meneteskan darah tanpa menyisakan ruang untuk bercinta. 

Gairah seks nya begitu tergoda hanya karena paha seorang pemuda yang tersingkap dan...

Oh.

Ini... basah di sini.

Itu membuat kemaluannya semakin besar.

"Shhh..." Felix meringis saat merasakan tangan Jenderal Changbin merogoh ke dalam tudung untuk mengusap paha bagian dalam. 

Felix mengalihkan pandangan karena malu. Jenderal Changbin memelajari keadaan pemuda itu, menyadari cairan berkilau yang menetes di tangan Jenderal Changbin dengan cepat.

"T-Tunggu!" Felix merintih. 

Jenderal Changbin dan Penyihir Seungmin mengalihkan perhatian mereka ke Jenderal Jisung. Ia mengangkat kaki Felix sedemikian rupa hingga pantatnya yang basah terpampang tanpa ditutup apapun.

"Hmm lubang yang sangat cantik. Kamu memang pantas melakukan hal ini" goda Jenderal Jisung. 

Penyihir Seungmin yang penasaran ikut mendekat untuk mengagumi pemandangan tersebut. Felix mengerang ketika Jenderal Jisung mengangkat kaki nya lebih jauh. 

Tudung yang ia kenakan tertangkat hingga perut, memerlihatkan seluruh bagian bawah tubuh telanjang kepada tiga orang tersebut.

"T-tolong jangan—" Penyihir Seungmin memotong dengan ciuman. Lidah penyihir itu mendesak masuk ke dalam mulut Felix. 

Jenderal Changbin mengambil posisi nyaman agar Felix duduk di pangkuannya. Ia menggunakan kesempatan untuk melepas tudung yang tidak berguna tersebut.

Felix disapa dengan hawa dingin yang mencekam di seluruh tubuh. Ia meringis ketika Jenderal Changbin berusaha meraba-raba dadanya. 

Erangan dan desahan tertahan oleh lidah Penyihir Seungmin yang terus menjamah mulutnya. Jenderal Jisung berada di belakang Felix, menyodokkan dua jari ke lubang yang mulai basah.

Merasakan terlalu banyak tangan yang meraba dan menyentuhnya, tubuh Felix gemetar merinding. Ia berusaha melepaskan diri dari Penyihir Seungmin. 

"Tidak! Tidak! Jangan lakukan ini!" Felix berusaha memprotes, tapi Jenderal Changbin dengan cepat menutup mulut dengan memasukkan tiga jari.

"Diam dan terima saja. Kamu tidak ingin membuat Sang Tirani marah bukan?" Jenderal Changbin mengangkat dagu Felix, memaksa dirinya menjadi tontonan Tirani Christopher. 

Penguasa kejam itu tidak bergeming, menatap keempat pendosa tersebut dengan mata tajam.

Felix mengalihkan pandangan. Ia rasakan Jenderal Jisung yang menggesekkan ereksi di pantatnya. Felix membelalakkan mata dan menggeleng ketakutan. 

Mulut Felix yang penuh dengan jari Jenderal Changbin tidak mampu melakukan protes verbal. Kedua kaki berusaha menendang-nendang udara dengan sia-sia.

Air mata menggenang di mata Felix saat Penyihir Seungmin meninggalkan bekas kemerahan di lehernya. Penyihir Seungmin menurunkan celana. 

"Jadilah anak baik dan jangan melawan. Aku tidak ingin membuang energi sihirku hanya untuk mendisiplinkan kamu." 

Air mata Felix semakin deras melihat kilat keunguan di mata Sang Penyihir.

"Kumohon aku tidak akan mhhh-uhuk!!" Jenderal Changbin merogoh jemari di dalam tenggorokan Felix. Pemuda itu tersedak merasakan sesuatu yang memaksa masuk. 

Ludah berceceran di wajah yang berantakan hingga pergelangan tangan Jenderal Changbin. Lengan nya yang berotot melingkar di leher ramping Felix, mecengkram erat-erat.

"Kau sungguh ingin menguji kesabaran seorang Penyihir Seungmin?" 

Jenderal Changbin mengancam, daging berisi di bagian lengan itu cukup untuk membuat Felix hampir kehabisan napas. Pandangan matanya mulai kabur. 

"Atau ini wajah kamu yang sesungguhya? Pelacur masokis yang lebih suka mendapat hukuman?"

"Aku ingin tahu apa yang akan dipikirkan kakakmu jika dia tahu kamu diam-diam adalah seorang pelacur~" goda Jenderal Jisung saat jemari nya meremas kemaluan Felix yang menegang. 

Tangisan Felix tercekat di leher. Perasaan bersalah, jijik, dan malu bercampur menjadi satu saat mengingat Minho.

"Kamu bahkan sudah basah kuyup disini. Cukup untuk melumasi lubangmu. Kuambil kalau kamu sangat menikmati ini?" Felix hanya bisa menggeleng lemah. Ia tidak sanggup bersuara saat dicekik lengan berotot Jenderal Changbin.

Setelah merasa sudah cukup bermain-main dan menggoda tubuh Felix, ketiga orang tersebut bertatapan satu sama lain. Seolah merencanakan sesuatu. 

Beberapa saat kemudian, Jenderal Changbin melepaskan leher Felix. Pemuda berambut pirang tersebut terbatuk-batuk berusaha mengambil nafas.

Jenderal Jisung meraih pantat bulat Felix dengan satu tangan. Ia menarik penis nya keluar dan menggesekkan di lubang Felix. Ia membasahi diri dengan pre cum Felix dan menempatkan diri di depan pintu masuk. 

Begitupun dengan Jenderal Changbin yang memosisikan diri tepat di bawah Felix. Penyihir Seungmin tidak ketinggalan, ia angkat kepala Felix dan menempelkan kemaluan di pipi lembut Felix.

Felix menggeleng-gelengkan kepala dan memejamkan mata. Memersiapkan diri untuk mimpi buruk paling nyata yang pernah ia alami.

WITHERING ROSE • harem felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang