prolog

6.3K 177 2
                                    

"Bugh"

"Bugh"

"Bugh"

" DASAR ANAK SIALAN,KAMU APAIN VALE HAH?" Bentak pria berumur 47 tahun itu

Tak ada ringisan sama sekali yang keluar dari mulutnya,dia masih sadar hanya saja sulit untuk mengeluarkan suara.

"JAWAB PERTANYAAN SAYA SIALANN JANGAN HANYA DIAM AJA!" bentaknya

"Percuma gue ngomong juga Lo enggak bakalan percaya sama omongan gue karena Lo cuma percaya sama anak pungut kesayangan lo itu" ucap sang pemuda berusia 17 tahun an itu

"SIALAN! BERANI SEKALI KAMU MENGATAKAN ANAK KU SEPERTI ITU"

"ITU EMANG KENYATAANNYA DASAR PAK TUA, LO LEBIH PERCAYA SAMA ANAK PUNGUT ITU DARI PADA SAMA ANAK KANDUNG LO SENDIRI! SEENGGAKNYA LO ITU KALO ENGGAK PERCAYA SAMA GUE JANGAN KAYAK GINI" teriak Arlan dengan keras

'plak'

"Udah selesai ngomong nya?"tanya geo ( papanya arlan)  setelah menampar pipi kanan Arlan hingga bibir nya sedikit mengeluarkan darah karena sobek

" penjaga cambuk dia 60 kali lalu rantai kaki dan tangannya dan jangan beri dia makan sampe besok siang  "

"Baik tuan" ucap sang penjaga yang sedari tadi berada tak jauh dari mereka.Setelah mengatakan itu geo langsung keluar dari ruangan itu dengan emosi

"Maaf tuan muda, saya tidak bisa membantu anda" sesal sang penjaga itu

"Ya, cepat lakukan" ucap Arlan dengan nada dinginnya

***

Hari berlalu dan sekarang adalah saatnya Arlan untuk keluar dari ruang bawah tanah keluarganya. Ia berjalan keluar dari ruang bawah tanah entah kesialan apa yang ia dapati ketika ia akan menaiki tangga ia bertemu dengan kedua kakaknya.

"Udah selesai hukumannya?"tanya sang kakak sulung arka dengan tatapan penghinaan

Arka Xavier gahendra anak sulung dari geo dan ana ia berusia sekitar 20 tahun dan sekarang sedang berkuliah dan memasuki semester 4

"Mau di hukum berapa kali pun dia gabakalan berubah, Paling juga dia berulah lagi" ucapan sinis keluar dari mulut vano

Vano gahendra anak ke 2 dari pasangan geo dan ana yang masih berusia 18 tahun dan masih berapa di bangku kelas 12 SMA

Arlan berjalan melewati mereka begitu saja tanpa mengindahkan ucapan mereka, saat hendak berjalan menaiki tangga tiba tiba saja terdengar suara sang kakak sulung yang kembali bersuara

"Kalo orang ngomong itu di jawab! Bukan malah cuma di denger aja" ucap arka

"Menurut Lo gimana? lo liat kan gue udah di sini" balas Arlan dengan mata dingin dan menyorot kebencian. Atmosfer di ruangan itu seketika berubah drastis ketika Arlan mengeluarkan aura yang mengintimidasi seakan mencekik mereka bahkan para maid dan bodyguard tak berani beranjak dari tempatnya. Melihat ke dua kakaknya diam Arlan kemudian berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya.

***

Arlan kemudian membersihkan diri lalu memakai pakaian nya dan mendudukkan dirinya di pinggir kasur king size nya saat akan mengobati luka tiba tiba terdengar suara ketukan pintu

'tok'

'tok'

'tok'

"Den ini saya bi marry" ucap seorang wanita paruh baya berkisar umur 51 tahun an. Dia telah bekerja sekitar 20 tahun dan ia jugalah yang merawat Arlan sedari kecil

Arlan beranjak dari kasur nya dan membukakan pintu untuk bi marry

"Ada apa bi" tanya Arlan sembari tersenyum tipis

"Ini bibi bawain makanan buat den Arlan" ucap bi marry sembari menyerahkan nampan berisi nasi beserta lauk pauk nya dan tak lupa membawakan Arlan minum

"Terimakasih bi" ucap Arlan sembari menerima nampan tersebut

"Mau bibi bantuin ngobatin lukanya enggak den?" Tanya Arlan kemudian di balas anggukan oleh sang empu

Setalah selesai bi marry kemudian keluar dari kamar Arlan  dan ia memakan makanan yang di bawakan oleh bi maary. Sampai suara dering telpon mengalihkan pandangan nya ke arah handphone tersebut. Ternyata itu dari sekretaris nya

"Halo pak ,maaf mengganggu waktu istirahatnya. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa nanti akan ada meeting jam 3 sore" ucap orang tersebut Arthur adalah sekretaris Arlan

"Hmm" arlan hanya membalas dengan deheman singkat lalu ia langsung mematikan sambungan telepon tersebut

Skip

Arlan berjalan keluar kamarnya dengan kemeja hitam di balut oleh jas hitam dan celana senada tak lupa ia menggunakan masker agar identitasnya tidak di ketahui, ia turun menggunakan lift keluar dari mansion yang kebetulan sedang sepi di karena kan semua anggota keluarganya entah pergi kemana. Arlan mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang menuju perusaan nya.

Ia berjalan keluar dari mobilnya kemudian memasuki perusahaannya dengan wajah yang dingin dan datar.banyak karyawan yang menatap ke arahnya dan di acuhkan olehnya

"Aaaaaa itu pasti jodoh gue"

"Ehh itu siapa? Karyawan baru?"

Dll

Meskipun Arlan sudah menggunakan masker tapi tetap saja itu tidak mengurangi kadar ketampanannya hingga membuat para karyawan histeris ketika melihat Arlan. Wajar saja jika ia tidak begitu di kenali oleh sebagian besar karyawan karena ia memang sangat jarang menampakkan diri nya. Arlan berjalan memasuki lift dan menekan tombol paling atas.


ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang