Renjun menjauhkan ponselnya sebelum mengangkat video call grup yang beranggotakan teman-temannya kecuali Haechan.
Kenapa tidak ada Haechan? Karena hari ini mereka semua tengah membuat janji kapan datang ke pesta pernikahan Haechan yang sangat mendadak. Lebih mendadak dari pada Jaemin yang mengaku akan menjadi seorang ayah.
"Apa keinginanku untuk menikah menular ke kalian semua?" pekik Jaemin, dia mengenggam surat undangan pernikahan Haechan yang masih terbungkus rapih, "padahal aku yang memulai melakukan lamaran duluan."
"Tapi gagal," potong Jeno.
"Ya intinya aku duluan," sahut Jaemin, "lalu setelah itu Jisung yang bilang akan segera menikah. Tiba-tiba sekarang Haechan yang akan menikah! Besok siapa lagi, hah?"
"Aku," jawab Mark, "kalian tunggu saja undangan dariku."
Wajah Jaemin tertekuk kesal. "Aku yang sudah percaya diri menikah duluan. Malah terus dilangkahi."
Jisung tertawa pelan. "Yang terpenting kita menikah ditahun yang sama. Jadi nanti anak kita seumuran semua, bukannya itu seru?"
"Mana bisa kita menikah di tahun yang sama," celetuk Chenle, "mungkin kau, aku, Haechan, Jeno, Jaemin dan Mark pasti bisa. Tapi Renjun? Hanya dia yang terjebak dihubungan yang tidak jelas statusnya apa."
"Aku diam dari tadi ya, sialan," omel Renjun.
Dia tidak menyinggung siapa-siapa tapi dia yang disinggung hanya karena status hubungannya yang beda sendiri dari yang lain. Seharusnya dia ikuti saja kegilaan Mark dengan tidak memakai pengaman saat melakukan.
Satu notifikasi di bagian atas ponselnya membuat Renjun langsung mematikan video call grup dengan teman-temannya itu.
Y/n : Aku sudah selesai
Selesai yang dimaksud Y/n di sini, bukan selesai berdandan sebelum mereka menghadari pernikahan Haechan.
Namun, Y/n memberitahu jika dia sudah selesai kencan dengan pria yang dikenalkan Yuna padanya.
Iya, benar. Dia menunggu wanita yang disukai kencan dengan pria lain. Dia sering meledek Haechan dengan sebutan bodoh, tapi sepertinya dia lebih bodoh dari Haechan.
"Ayo kita pergi sekarang, Y/n."
Begitu mendapatkan pesan dari Y/n, Renjun segera turun dari mobilnya dan menghampiri Y/n yang tengah berbincang dengan seorang pria diparkiran depan restoran.
"Oh, Y/n. Kakakmu sudah datang," ucap pria asing itu saat melihat Renjun.
Renjun menanggapinya dengan senyum tanpa minat. Kakak apanya? Semalam saja dia memuaskan wanita itu di ranjang.
Renjun memperhatikan pria itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Untuk membandingkan dengan dirinya sendiri.
Yuna pasti tidak niat menjodohkan Y/n dengan teman prianya. Lihat saja penampilan pria itu yang dibawah standar meski Renjun akui mobil yang pria itu bawa memang mewah.
Yang benar saja, memangnya Y/n mau dengan pria yang punya tampang seperti itu?!
"Pria yang tadi kencan denganku, boleh juga. Aku tertarik."
Itu yang Y/n ucapkan begitu mereka sudah masuk ke mobil.
Renjun langsung menoleh heran. Tak habis pikir. "Dia itu buruk rupa, Y/n!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey Heart » Renjun X You
Fiksi PenggemarPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Renjun merasakan telinganya selalu berisik karena dirinya bisa mendengar isi hati orang lain yang sering sekali berbanding terbalik dengan apa yang mereka ucapkan. Tapi Re...