WARNING!
Chapter ini mengandung adegan dewasa yang sedikit hardcore. Harap bijak dalam memilih bacaan.Dengan tubuh yang bergetar menahan tangis, kamu bersujud di kaki Heeseung untuk mencium kakinya seperti yang lelaki itu perintahkan. Tepat setelah bibirmu menyentuh kaki Heeseung, perasaan tak berharga semakin menguasai mu sampai di posisi yang tak sanggup lagi kamu tahan. Tangis mu pecah, kaki Heeseung bahkan sampai menjadi basah berkat air matamu yang tak henti mengalir. Namun, sikap lemah yang kamu berikan tak kunjung membuat Heeseung puas.
Cukup lama, Heeseung tak bereaksi apapun setelah kamu mencium kakinya. Lelaki itu hanya terus diam sambil memandang mu remeh di bawah sana. Dalam hati, begitu mensyukuri sikap lemah yang kamu berikan walau sempat terjadi pergolakan hebat darimu yang tak terima atas kematian Jay dan Jungwon.
Sadar atas Heeseung yang tak kunjung bereaksi, kamu hentikan kegiatan mencium kaki Heeseung untuk duduk memandang lelaki itu. "Hapus video itu, oppa!" bukan kamu tak bisa menghapusnya tapi Heeseung dengan cerdiknya merubah kata sandi handphone milikmu yang hanya ia sendiri ketahui. Dengan begitu, dapat membatasi seluruh pergerakanmu di dunia nyata maupun dunia maya.
"Mana handphonemu?" pinta Heeseung yang langsung kamu berikan benda tersebut pada lelaki itu. Setelah membuka kunci dengan sidik jarinya, Heeseung aktifkan kamera untuk merekam wajahmu di bawah kuasanya. Sebelah tangan Heeseung terulur ke wajahmu, berniat meremas dagumu kuat tetapi karena kamu berusaha menghindarinya, Heeseung malah melayangkan tamparan keras ke wajahmu.
"Hai, bukan aku dalang utama atas terbunuhnya Jay dan Jungwon, tetapi dirimu yang mengacaukan hubungan pertemanan kami dengan bujuk rayumu lalu dengan mudahnya kau memintaku untuk melepaskanmu kembali pada Jay dan Jungwon. Sadarkah kamu atas kesalahanmu tersebut, Y/n? Jika sejak awal kau tak meminta tolong padaku, kejadian ini tak akan terjadi! Jadi, kaulah pembunuh sesungguhnya!" Heeseung berusaha membela dirinya sambil melayangkan tamparan bertubi-tubi ke wajahmu sampai membuatmu sadar atas kesalahanmu tersebut.
Rasa sakit yang tercipta serta perasaan bersalah yang begitu dalam kamu rasakan sukses memecah tangismu semakin kencang. Tanpa sadar, kamu berusaha menghentikan tamparan Heeseung itu dengan meraih tangannya, "Kau sadar, tidak?!!" bentak Heeseung begitu kuat, sengaja ia bawa handphone tersebut menyorot wajahmu yang kemerahan untuk ia remas wajahmu kuat.
"Kau sadar sekarang?" tanya Heeseung lagi yang hanya kamu jawab dengan tangisan pelan. Sadar atas posisi duduk mu yang bersimpuh dengan bokong yang sedikit terangkat pun sukses menggetarkan sekujur tubuh Heeseung. Hasrat seksual perlahan memenuhi dirinya lagi, apalagi setelah melihat tatapan dan ekspresi wajahmu yang memohon seperti ini.
"Jika belum sadar, oppa bisa membantumu sadar dengan mengirimkan video ini pada ibu dan bapakamu, agar mereka tahu kalau anak gadis pertamanya ini telah mengadu domba sebuah kelompok mafia sampai memancing mereka saling bunuh satu sama lain. Apa kau mau ibu dan bapakmu mengetahui semua ini?" tanya Heeseung yang langsung kamu jawab dengan gelengan kepala. Tanpa sadar, kamu remas kaki Heeseung seiring kamu merangkak semakin mendekati sofa yang Heeseung duduki.
"Jangan oppa, ku mohon. Maafkan aku, tadi aku tak bisa mengendalikan diri karena aku-" Heeseung yang sudah kepalang horny pun meletakkan jari telunjuknya di depan bibirmu. Namun, kamu yang begitu ketakutan atas ancaman Heeseung sebelumnya pun memohon, "Please daddy.." sengaja ingin menggoda Heeseung karena kamu berharap Heeseung dapat melupakan kegilaannya setelah berhasil menaklukan mu.
Mendengar panggilanmu yang berubah menjadi manja sukses menciptakan rasa bahagia tiada tara dalam diri lelaki bermarga Lee tersebut.
Benar saja, Heeseung hentikan kegiatan merekamnya sambil memerintahkan dirimu untuk, "Buka seluruh bajumu!" yang langsung kamu turuti walau pikiranmu terus menolak berhubungan badan dengan Lee Heeseung, pembunuh Jay dan Jungwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSUME
Fanfiction[🔞] Kamu mengalami perundungan akibat kesalahan yang ibumu lakukan di masa lalu. Tak hanya menyakiti fisik hingga mentalmu, gadis perundung itu juga menjual mu ke sebuah pelelangan manusia yang membuatmu bertemu dengan anggota dari sebuah kelompok...