Happy Reading Gayss
"Rela tak semudah kata. Tidak ada yang benar-benar rela, hanya saja terbiasa. Bukan benar-benar sembuh tapi berusaha berdamai dengan takdir semesta."
_Elss
Sesuai janjinya kemarin, Eby mengantar Vera kerumahnya untuk menjenguk kucing kesayangannya.
"Assalamualaikum wahay penghuni rumah," teriak Vera nyaring.
"Berisik ikan," tegur Eby mengusap telinganya yang berdengung.
"Kelepasan Byy," ucap Vera cengengesan.
"Waalaikumsalam . Non udah pulang," jawab asisten rumah tangga berjalan dari dapur.
"Iya. Tapi cuman mampir bentar mau jenguk anak ku," ucap Vera sekenanya.
Keduanya menaiki tangga menuju kamar Vera. Dibukanya pintu kamar, terlihat Mochi tertidur didalam kandangnya.
"Mochi! Mama datang yuhuu," teriak Vera antusias. Tapi kucing itu tak bergerak. Vera berjalan dengan tergesa membuka kandang.
Alangkah terkejutnya ia ketika meraih kucing itu. Tubuh Mochi sudah terbujur kaku. Matanya terpejam damai meninggalkan gadis pecinta matcha itu.
Tak ada yang bisa Vera lakukan selain menangis meraung. "Mochi jangan tinggalin mama. Kamu lagi bercanda kan," jerit Vera menggoyangkan tubuh kaku kucing itu. Eby masih setia duduk disampaikan gadis itu dengan senantiasa mengusap tubuh bergetar Vera karna tangis.
Viona, bunda Vera sudah dalam perjalanan pulang. Setelah mendapat kabar dari asisten rumah tangganya, Viona segera pulang meninggalkan suaminya yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Viona tau betapa hancurnya hati putri bungsunya.
"Udah Raa ayo masuk," ucap Eby membujuk sahabatnya itu. Sedari tadi mereka berada dihalaman belakang kediaman keluarga Vanle. Vera masih setia bersimpuh di samping makam kecil itu.
"Mochi Byy Mochi," racau gadis itu lagi.
"Umur gak ada yang tau Raa. Kita aja gak tau besok kita masih hidup atau udah pulang. Makanya kalau nyanyi jangan yang rela-rela terus, mending yang happy-happy aja. Sekarang disuruh rela beneran gak bisakan," nasihat Eby sekaligus mengeluarkan unek-uneknya beberapa hari terakhir perkara lagu rela-rela itu.
Lima menit hening tak ada suara, hanya suara semilir angin yang berhembus menemani tangis Vera. Sebentar lagi semburat merah muda itu hilang tenggelam ditelan kegelapan. Vera bangkit dari duduknya dan berjalan lunglai diikuti oleh Eby dibelakangnya.
Vera memutuskan untuk membersihkan diri. Badannya terasa lengket karna masih menggunakan seragam sekolah. Pulang sekolah tadi ia langsung mengajak Eby ke rumahnya.
Eby memilih duduk di balkon kamar Vera. Ia pun masih sedikit shok karna kejadian barusan. Semua terjadi begitu cepat, padahal rasanya baru beberapa hari ia bertemu dengan Mochi si kucing imut. Meskipun tak dekat dengan kucing itu, Eby pun merasa kehilangan. Lantas bagaimana dengan Vera yang sudah bertahun-tahun merawat Mochi.
Tak lama satu notifikasi mengejutkan Eby. Tanpa pikir panjang ia bergegas menyambar kunci mobilnya dan berlari menuruni tangga tanpa pamit kepada tuan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debby Rasella Molla {HIATUS}
Fiksi RemajaDebby Rasella Molla. Nama yang indah, tapi tidak dengan perjalanan hidup masa kecilnya yang penuh luka dan rahasia. Memiliki keluarga yang utuh tapi tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Hidupnya dikelilingi oleh harta yang berlimpah tapi sang...