chapter 35

440 49 1
                                    

Luxi POV

Sudah seminggu sejak aku dan yang lainnya berada disini, tempat ini sangat besar dan nyaman, tapi karena tempat ini luas yang lainnya punya kesibukannya masing-masing. Rasa nya jadi sedikit sepi..

"sudah lah aku kembali ke kamar saja.." ucap ku.

Saat berjalan menuju kamar, aku mendengar seseorang berbicara di hallway. Awalnya aku tak mempedulikannya sampai dia menyebut nama Giselle dan Haley. Bukannya aku bermaksud menguping tapi topiknya terlalu menarik untuk kuabaikan. Aku mengintip perlahan dan ada tiga orang pria yang menyebut namanya tadi...

"mereka berdua cantik sekali terutama yang rambut pirang, melonnya beneran gede..." ucap Pria itu sambil mengelus dadanya.

"melon? apa Haley punya melon?" batin ku.

"tapi mereka berdua kelihatannya lagi hamil, kesannya jadi tambah sexy" ucap pria yang memakai topi.

"bayangin aja habis nidurin anak, habis itu ehem.. ehem sampai pagi, siapa yang ga senang coba.." ucap pria dengan kumis tebal.

"apalagi yang rambut hazel siapa namanya? Giselle? dia cewe paling cantik yang pernah kutemui apalagi tubuhnya juga ga kalah bagus. Kalo dia meminta ku menjadi ayah dari bayinya, kapan pun aku bakal siap hehehe..." ucap pria itu.

"mimpi!! dia lebih cocok dengan ku.." ucap Pria bertopi itu.

Sialan, para bajingan ini membicarakan hal mesum tentang mereka berdua tangan ku benar-benar gatel untuk menebas cecunguk-cecunguk ini. Grrr.. aku benar-benar ingin menghajarnya, tapi Giselle pasti akan sangat marah denganku.

I don't give a fuck!! Mereka berani macam-macam dengan Giselle dan Haley. Aku berjalan ke arah mereka lalu memukul mereka satu-satu dengan sangat keras hingga hidung mereka mengeluarkan darah.

"denger mereka berdua milikku dan bayi yang ada di kandungan nya adalah bayi ku. sampai aku mendengar kalian mengatakan ini lagi. aku akan memberi makan kalian ke monster-monster sialan disana.. kalian mengerti?!" ucap ku sambil tersenyum.

"ugh.. m-mengerti!!" ucap pria bertopi itu.

"m-maaf!" ucap pria itu.

"hmmm..." ucap ku dengan sangat puas.

"syukurlah aku tak harus membunuhnya agar mereka jera." Batinku.

Saat aku membalikan badan ku aku melihat Giselle yang menatap ku dengan tatapan kecewa.

"Luxi!!" ucap Giselle.

Seketika aku menariknya lalu menciumnya dengan panas di hadapan mereka semua. Giselle berusaha melepasnya tapi, justru aku menciumnya lebih dalam lagi. wajahnya benar-benar memerah, mungkin ini cara baru ku untuk terhindar dari masalah.

"sayang aku malu di depan kaya gini.." ucap nya memalingkan wajahnya.

Kemudian aku berlutut di hadapannya sambil mengelus bayi ku yang berada di perutnya. lalu memberinya kecupan...

"Luxi..." ucap nya wajahnya benar-benar memerah.

"hmm.." ucap ku melihat ke arah bajingan-bajingan ini dan membawa Giselle ke kamar.

Sesampainya di kamar..

"kenapa kau memukulnya?" ucap Giselle.

"mereka berbicara seolah kau dan Haley milik para bajingan itu. itu sebabnya aku memberi mereka sedikit pelajaran. Supaya nanti mereka ga bisa macam-macam dengan kalian berdua saat aku ga ada." Ucap ku.

"are you jealous?" ucap Giselle.

"hmm.." ucap ku.

"hahahahah you really cute when you like this Luxi.." ucap nya tertawa.

"emosi ku benar-benar memuncak tadi hmm.." ucap ku memalingkan wajah.

"look at your mommy!! So cute!! sayang apa kau sudah mencarinya?" ucap Giselle sambil mengelus perutnya.

"hmm? Mencari apa?" ucap ku dengan bingung.

"nama!! Anak kita ga mau dikasih nama??" ucap Giselle cemberut.

"ehh? t-tunggu aku belum mikirin itu sama sekali... aku harus ngasih nama apa? emm...eehh... apa ya!!" ucap ku berpikir keras.

"kau tak harus memikirkannya sekarang!!" ucap Giselle mencium ku.

"aku ga sabar anak kita lahir, tapi aku juga takut mereka akan menyakitinya Luxi..!" ucap Giselle dengan wajah sedih.

"sayang kemarilah.." ucap ku menariknya ke pangkuan ku.

"aku janji aku tak akan membiarkan mereka menyakitinya... kau tak perlu khawatir soal itu yang penting anak kita terlahir selamat begitu juga dengan mu" ucap ku mengelus perutnya lalu menciumnya.

"mmh..mmmh.."

"ahh..hmm.."

"mmhh...Luxi touch me baby! Udah lama kita ga melakukannya!" ucap Giselle dengan tatapan sayunya dan satu tangannya mulai mengelus-ngelus penis ku.

"ahhh...Giselle" desah ku.

Setiap Giselle menyentuh junior ku rasanya satu tubuh ku seperti terkena rangsangan hebat. sampai kapan pun aku tak bisa menolak godaannya, tubuhku benar-benar gampang bereaksi, terutama di paling bawah.

Dia kembali mencium ku lalu mendorong ku perlahan. Aku melihat cairan dari vagina nya menetes melalui selangkangannya, dia benar-benar basah di bagian bawah.

"hmm.. wet pussy never lies." Batin ku sambil tersenyum nakal.

Aku kembali duduk lalu menghisap lehernya, menempatkan kedua tangan ku di pantat nya dan meremasnya. Perlahan aku membuka kancing bajunya dan mengecup leher, dadanya dan meninggalkan bekas ciuman ku disana. Aku ingin semua orang tahu kalau Giselle hanya milik ku seorang.

"sayang...!! Akhh.." ucap Giselle menggigit bibir bawahnya.

"I'm always in the mood to make you cum baby!" bisik ku di telinga nya.

"make me cum Luxi.." ucap Giselle memegang dua pipi ku dan menciumnya.

Setelah beberapa saat ia melepas ciuman kami lalu bergerak ke arah bawah, membuka ressleting celana ku dengan giginya. Matanya menatap ku dengan tatapan nakal, setelah itu ia meludah tepat di penis ku lalu mengocoknya.

"suck it baby!!" ucap ku memegang rambut belakangnya.

Aku menutup mataku menikmati blow job darinya, ahh lidahnya menjilat lubang penis ku. ini benar-benar nikmat, apalagi melakukannya with someone you love. Aku menikmati suara kecupan yang ia buat, terdengar sangat erotis.

Slurp..slurp..slurp..

"ahh! It's good! Hahh." Ucap ku.

Slurp..slurp..slurp..

"G-Giselle I cum... ugh!!!" ucap ku aku meneluarkannya di dalam mulutnya.

Crot..crott..crottt..


jangan lupa di vote dan comment ya untuk menambah semangat author!! apalagi belakangan ini author sibuk dengan ujian akhir jadi lebih susah memanage waktu menulis dan belajar!! 

Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang