Yibo pun keluar dari apartemen, dia pergi menuju bengkel motor temannya.
Suasana bengkel Hao Xuan tidak begitu ramai dengan anggota nya.
Sebagian dari mereka tengah asik mengobrol sambil merokok dan minum lalu beberapa sedang mengotak-atik motor mereka.Yibo melangkah masuk ke bengkel, aroma oli dan bensin langsung menyergap indranya. Senyum tipis mengembang di bibir Hao Xuan saat matanya melihat temannya datang.
"Hei," sapa Hao Xuan santai, ia melepas sarung tangannya lalu menepuk bahu Yibo.
Yibo menoleh lalu membalas senyum seadanya.
"Yibo! Astagaa akhirnya datang juga kau."
Yibo mengangkat sekilas kedua alisnya, "bisa mati kebosanan aku kalau terus di rumah. Motormu kenapa?"
"Aku hanya ngecek mesin nya saja. Sebentar lagi ada balapan, aku ingin mempersiapkan," jawab Hao Xuan, jari-jari cekatannya kembali sibuk dengan baut dan kabel.
"Balapan? Di mana?" tanya Yibo,
"Di tempat biasa. Malam ini," jawab Hao Xuan singkat.
Yibo mengangguk, matanya menangkap beberapa anggota geng lain yang sedang asyik bercanda. "Oke, aku ikut. Tapi sepertinya aku yang akan menang," katanya sambil terkekeh.
Hao Xuan terkekeh, "Kita lihat saja nanti. Kita berangkat jam 9."
Yibo mengangguk, matanya berbinar jika sudah mendengar balap liar. Selain mengharapkan uang nya, dia sedang menghindari Xiaozhan.
"Zhoucheng di mana?"
"Pergi dengan LinYun, mungkin sejam yang lalu mereka pergi."
Yibo tercekat, akhir-akhir ini mantan kekasihnya selalu pergi dengan Zhoucheng. Dia tau mereka berdua teman dekat tapi rasanya aneh jika mereka sering pergi bersama. Karena dirinya masih mencintai perempuan itu.
Hao Xuan yang tersadar pun langsung merasa tidak enak, dia tau jika Yibo mungkin saja kesal atau cemburu. Meski sudah menjadi mantan, tetap saja ia merasa Yibo masih menyukai nya.
"hm... Lin Yun ada urusan mendadak, dia minta Zhoucheng mengantarnya." Katanya lagi
"Ei Yibo, kau mau minum? merokok?"
Kata teman nya yang lain, "kemari-kemari,"Yibo mengangguk kecil, dia ikut duduk bersama rekannya yang lain dan ikut minum dan merokok bersama. Mereka sibuk saling bercerita dan bertukar topik namun Yibo sendiri hanya diam menikmati bir nya tanpa niat menimbrung obrolan.
Sejak tadi Hao Xuan memperhatikan nya, lalu dia jadi teringat bahwa Yibo sudah menikah. Dia masih tidak percaya, jadi nanti setelah beres dengan motornya dia akan menuntut penjelasan.
30 menit kemudian, datang Bowen dan Jiyang dari arah belakang, mereka baru selesai memasak Mie instan.
"Jangan dekat-dekat dengan pacarku!" Kesal Hao Xuan melempar handuk kecil yang sudah kotor dengan oli ke arah Bowen. Dia kesal sekali karena Bowen ini selalu sengaja membuat hatinya panas dan terus dekat-dekat dengan kekasihnya.
"Hao Xuan!" Protes Jiyang, karena handuk itu hampir mengenainya.
Hao Xuan menyengir, "Maaf sayang, niatku untuk memukul dia." Tunjuk Nya pada Bowen, yang kemudian di balas delikan sinis dari temannya itu.
"Ah sudahlah. Cepat makan dulu, sudah capek-capek aku buatkan.. ayo teman-teman di makan.
Oh Yibo, aku tidak tau kau akan datang. Kau mau juga? Biar Bowen yang memasak nya untukmu." Ujar Jiyang,
Yibo menggeleng pelan, "mn tidak perlu."
"Baiklah.. "
Mereka menikmati makanannya sedangkan Yibo masih asik minum sendiri.