"Apa kamu yakin dengan keputusanmu nak? kamu masih muda, saat ini juga masih kuliah kan" tanya Sela setelah ia mendengar keinginan anaknya untuk menjadi ibu susu bagi Dev. Saat ini Arsy dan Arka menemui Sela dan Saga untuk mengutarakan keinginan Arsy
"Mama tau sendiri kan Dev sulit minum susu formula, aku takut ia akan kekurangan nutrisi jika terus begini"
"Apa tidak ada cara lain?" tanya Saga
"Mencari ibu susu lain untuk Dev" celetuk Arka
Celetukan itu mendapat tatapan tajam dari Arsy "Nggak, cuma aku yang akan memberikan ASI untuk keponakanku"
"Kenapa?"
"Kak Yesy menitipkan Dev padaku, sekarang dia juga tanggung jawabku" Arsy tak terima dengan pernyataan Arka untuk mencari ibu susu lain
"Kalau begitu kalian menikahlah" ucap Sela
"Akan aku pikirkan ma" kali ini Arka menjawab
"Lalu bagaimana denganmu Arsy?" tanya Saga
"Beri aku waktu, masih tersisa dua hari lagi kan"
"Baiklah"
"Ma, minta tolong hari ini antar Yesy bisa?"
"Nah juga ada yang ingin kami bicarakan" ucap Saga sebelum Sela menjawab pertanyaan Yesy
"Keadaan nenek memburuk, kami harus terbang ke Jogja hari ini"
"Astagfirullah nenek, ada apa ma pa?" panik Arsy
"Tadi pagi abangmu terbang lebih dulu, sepertinya nenek terlalu memikirkan kepergian Yesy hingga mengabaikan kesehatannya, kami sepakat akan pergi hari ini"
"Aku ikut"
"Sayang, kasian Dev, dia butuh kamu"
"Kita bisa membawanya ma"
"Jangan egois, Dev belum genap sebulan lahir mana mungkin kamu membawa Dev terbang" kali ini Arka membuka suara
"Apa yang dikatakan Arka benar, kamu jangan egois nak, keponakanmu masih belum bisa untuk dibawa bepergian jauh, lagian besok juga jadwal dia untuk kontrol ke rumah sakit"
"Baiklah, aku akan menuruti kalian semua" pasrah Arsy, sungguh ia sangat khawatir pada neneknya, tapi apa boleh buat, keponakannya membutuhkan dia
"Kapan jam penerbangan mama dan papa?"
"Abis ini pukul sebelas siang sayang"
"Kok baru ngasih tau sih ma" rengek Arsy
"Mama ga tega ngetuk pintu, kalian pasti kecapean jagain Dev"
Saga yang teringat sesuatu "kalian kalau tidak mau menikah jangan tidur satu kamar bahkan satu kasur, kita tidak ada yang tau kapan setan akan membujuk rayu kita, papa tidak mau ya kesalahan kemarin terjadi lagi" sindir Saga, ya tadi pagi ia menyadari jika Arsy dan Arka kembali tidur satu kamar bahkan satu kasur lagi.
"Ma-maaf pa" Ucap Arsy dan Arka
"Kalian jaga diri baik baik, Arka papa nitip Arsy dan Dev tolong jaga mereka. Kami akan berangkat setelah ini"
"Iya pa"
"Oh iya aku juga pamit ya ma pa mau ke rumah sakit, aku akan periksa sendiri saja"
"Tidak menunggu mama pulang saja nak?"
"No ma, lebih cepat lebih baik, kasihan Dev ia membutuhkan ASI secepatnya untuk memenuhi nutrisi dia"
"Saya akan mengantar" Arka membuka suara
"Baiklah, kalau begitu, nanti sementara bair Dev dengan bibi dulu"
"Ma apa kontrol Dev bisa dimajukan juga hari ini? sekalian saja" usul Arsy
"Boleh juga, nanti mama kabari tante Yiyin ya, jadi kalian bawa Dev sekalian" Dokter yang menangani perkembangan Dev adalah sahabat dari Sela sejak SMP
"Terimakasih ma"
"Iya sayang, jangan lupa ya bawa barang yang sekiranya akan dibutuhkan Dev, popok, baju ganti, tissu basa lain lainnya, apalagi susu jangan sampai lupa, masukkan kedalam tas bayinya" Sela mengingatkan
"Siap ma, Arsy siapkan sekarang"
"Ma pa kita sekalian antar ya nanti dari bandara kita langsung ke rumah sakit"
"Jangan, kasihan Dev jika harus ikut antar kami, biar kami diantar sopir, kalian langsung berangkat saja ke rumah sakit"
"Yaudah ma aku keatas dulu siapin keperluan Dev"
"Iya nanti mama keatas ya sebelum berangkat"
"Iya ma"
"Ma aku bantu Yesy siapin keperluan Dev dulu" pamit Arka
"Iya Arka, pastikan ya semua keperluan Dev tidak ada yang ketinggalan"
"Iya ma terimakasih sudah diingatkan"
"Iya"
Disinilah mereka berdua sekarang, dikamar Yesy karena memang semua barang barang Dev berada dikamar Yesy, Arka duduk dikarpet dekat dengan kasur dimana Dev sedang tertidur lelap, ia tengah melipat baju cadangan yang akan dibawa, sedangkan Yesy berdiri didepan lemari besar berisi keperluan Dev dengan tangan dipinggangnya
"Kak apalagi yang kurang?" tanyanya
"Pempers nya masa bawa cuma satu?" tanya Arka
"Lah kan cuma bentar kak"
"Jaga jaga Arsy, bawa tiga"
"Banyak amat dah"
"Kita ga ada yang tau kedepannya seperti apa" ucapnya dingin
"Ckk.. Iya iya" Arsy berjalan dengan gontai menuju tempat penyimpanan
"Sekalian ambil tissu basa dan kering jangan lupa"
"Astaga iya" Arsy juga mengambil barang itu, membawanya dan duduk disebrang Arka
"Udah semua kak?" tanya Arsy
"Udah" Arka memasukkan barang barang yang sudah Arsy siapkan kedalam tas
"Kamu mandi dulu, saya yang menjaga Dev"
"Tadi pagi gue udah mandi, lo mandi sana gue yang jaga Dev sekalian gue ganti baju"
"Oh" Arka berdiri dan meninggalkan kamar itu menuju kamarnya untuk bersiap
"Arka anjir emang, lo ga usah berubah bisa ga sih kak, bikin kepikiran aja. Gue ada salah apa sama lo? sampe lo bersikap dingin ke gue, kemana Arka yang hangat" Arsy meratapi sikap Arka yang berubah drastis. Bukan seperti Arka yang ia kenal
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti Kakak
Teen Fiction"Mari kita menikah" "HAH?" "Arsy ini rumah sakit" bagaimana tidak teriak, ia terkejud dengan ucapan itu, meski dia mengucapkan dengan nada dinginnya tapi kalimat yang dilontarkan Arka cukup membuat Arsy terkejut "Kakak becanda deh" "Saya serius"...