Ya, Arsy harus memutuskan, hari ini adalah hari terakhir yang diberikan papanya, nanti malam semua akan berkumpul untuk mendengar keputusan Arsy dan Arka mengenai keinginan terakhir Yesy. Pagi ini ia tengah duduk disamping Dev yang tertidur
"Awhh.." ia meringis karena benda itu memompa dipayudaranya, ya dia memang belum terbiasa dengan pompa dipayudaranya itu. Seperti yang dokter katakan, sepulang dari rumah sakit ia rutin melakukan saran dokter agar ASInya segera keluar
"Demi Dev gue harus semangat" ia menyemangati dirinya sendiri
Ketukan dipintu kamarnya terdengar
"masuk"Orang tersebut langsung membuka pintu namun ia langsung membalikkan badannya enggan melihat kedepan
Sedangkan Yesy yang mengira itu adalah ketukan sang mama membiarkan orang tersebut masuk sedangkan ia melepas pompanya namun masih belum merapikan baju atasnya
ketika ia mendongak "Astaga kak Arka" ia langsung memasukkan dua gundukannya dan merapikan bajunya
"Ma-maaf saya tidak melihat"
"Gue yang minta maaf, tadi gue kira mama"
"Ini mama nyuruh bawain kamu makan, makanlah dulu, saya yang akan menjaga Dev" Arka duduk disamping Dev yang kosong
Arka masih terdiam mencerna kejadian barusan, benarkan jika Arka tidak melihat?
"Jangan pikirkan yang barusan, aku tidak melihat, sekarang makanlah"
"Maaf jika aku berbohong aku tidak ingin kamu kepikiran, tetapi jika boleh jujur sungguh milikmu indah Arsy" batin Arka bohong sekali kan jika dia tidak melihat, perlu diingat bahwa ia tak sengaja melihat itu.
Kamar itu kembali sunyi hanya terdengar dentingan sendok dari Arsy tengah memakan masakan yang dibawakan Arka
"Anak papa ganteng banget sih" ucap Arka sembari menoel pipi Dev, sedangkan Dev? tentu dia hanya tersenyum dengan perlakuan papanya itu
"Anak lo makin kesini makin mirip lo kak" Arsy memecah kecanggungan dengan Arka
"Tentu, bibit saya tidak perlu diragukan, lihat Dev sangat ganteng seperti saya"
"Pede amat lo"
"Gue seneng kak lo masih bisa balas gue dengan kalimat yang lebih panjang meski terasa dingin, jangan berubah lagi ya kak, jangan cuek dan dingin, gue gabisa, lo udah gue anggap kayak abang gue sendiri, gue suka lo yang bersikap hangat" batinnya
"Udah kamu pikirkan?"
"Apanya?"
"Tidak usah pura pura lupa"
"Ckk.. Ketus amat, gue udah ada keputusan"
"Apa?"
"Nanti gue kasih tau sekalin ke mama papa tante dan om"
"Baiklah, kalau begitu aku pamit, aku harus kekantor sebentar ada yang perlu diselesaikan"
"Pamitlah pada Dev bukan gue" ketus Arsy
Arka bodoh, mengapa ia seakan pamit pada Arsy harusnya ia pamit pada anaknya. Sungguh memalukan
Malam ini keluarga Saga dan Hardi tengah berkumpul, membahad keputusan Arsy dan Arka
"Bagaimana dengan keputusan kalian? semoga keputusan kalian sesuai dengan harapan kami para orang tua"
"Jika Arka setuju pa untuk melaksanakan keingin Yesy yang terakhir, tapi Arka kembalikan lagi pada Arsy"
"Alhamdulillah, lalu kamu bagaimana nak?" tanya Saga
"Arsy, se-setuju untuk menikah dengan kak Arka"
"Alhamdulillah" ucap mereka serempak, lega mendengar jawaban anak anak mereka sesuai dengan yang mereka harapkan
"Jadi pernikahan tetap dilakukan ya?" tanya Sela meyakinkan
"Arsy ada satu syarat ma"
"Apa sayang?"
"Arsy mau pernikahan diadakan sederhana, hanya dihadiri mama papa tante om abang Kenzo dan tetangga tapi pernikahan dilaksanakan di rumah nenek"
"Dijogja?"
"Iya"
"Tapi bagaimana dengan keadaan Dev sayang?"
"Aku kemarin sudah menanyakan pada tante Yiyin, keadaan Dev baik baik saja dan sangat sehat, Dev juga boleh diajak perjalanan menggunakan pesawat, toh tidak memakan waktu lama ma dari Jakarta ke Jogja"
Arka tahu sekarang kenapa kemarin Arsy menanyakan hal itu pada Tante Yiyin
Flasback on
Setelah mereka keluar, mereka memang sempat kembali lagi sebentar keruangan betuliskan Dr. Yiyin Adriana,
"Tante kira kira dengan keadaan Dev sekarang, apa bisa ya jika diajak untuk terbang ke Jogja?"
"Sebenarnya lebih baik baby Dev dirumah terlebih dahulu mengingat usianya yang baru lahir, tetapi jika memang urgent dan dengan jarak Jakarta Jogja dengan pesawat tidak akan lama, sepertinya Dev bisa dibawa terbang, sayang"
"Alhamdulillah baiklah kalau begitu tante, terimakasih banyak"
flasback off
"Kalau begitu kapan kita akan terbang ke Jogja? Papa akan mengabari bang Kenzo"
"Seminggu lagi atau bisa jadi lebih"
"Kenapa begitu nak?"
"Biarkan ASI Arsy keluar ma, jika Dev rewel ditempat baru, aku bisa memberikan ASI untuk dia"
"ASI?" Hana terkejud akan jawaban Arsy
"Astaga aku lupa meberi tahu mu Hana, Arsy ingin memberikan ASI untuk Dev karena beberapa hari ini Dev lebih sedikit minum susu formula, kami khawatir jika dibiarkan makin lama Dev bia kekurangan nutrisinya"
"Terimakasih ya sayang sudah bersedia memberikan ASI untuk Dev" Hana langsung memeluk Arsy
"Sama sama tante"
Hana melepas pelukannya dan menggenggam tangan Arsy
"Bukan tante, panggil kami mami dan papi ya, kamu sebentar lagi juga merupakan bagian dari keluarga Hardiasyah"
"I-iya mami"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti Kakak
Fiksi Remaja"Mari kita menikah" "HAH?" "Arsy ini rumah sakit" bagaimana tidak teriak, ia terkejud dengan ucapan itu, meski dia mengucapkan dengan nada dinginnya tapi kalimat yang dilontarkan Arka cukup membuat Arsy terkejut "Kakak becanda deh" "Saya serius"...