12. Ancaman?

6 3 0
                                    

_Tandai typo ya, soalnya ga aku revisi_

****

Joe menghela nafas kasar. Sebal dan kesal, Kaysan terus membuntuti dibelakang menggunakan motor ninja merahnya. Joe membawa motor hitamnya dari yang kebut-kebutan jadi sangat pelan agar cowok itu capek dan tidak mengikutinya ternyata malah dia sendiri yang kesal.

Kepalanya hampir pecah, rumahnya masih lumayan jauh. Akhirnya meskipun dongkol bukan main gadis itu memilih mengabaikan dengan membawa motornya di kecepatan sedang.

Jalanan menuju rumahnya memang bukan jalan raya, tapi banyak juga kendaraan yang berlalu lalang. Akibat ia lupa mengganti roknya dengan celana, ia ke toilet dulu sebelum pulang ternyata manusia ganjen itu masih di parkiran tepatnya duduk diatas motor Joe. Sambil cengar-cengir tidak jelas dan mengikuti Joe.

"Fincy, kamu senang gak pulang bareng aku?"

Joe mendelik kesal kearah Kaysan yang berkendaraan sejajaran dengannya, cowok itu mengangkat kaca helmnya.

"Pasti senang banget ya? Aku juga seneng,"

Joe abai dengan ocehan lelaki itu, ia fokus membawa motor maticnya dan menancapkan gas.

Kaysan tersenyum kecil saat Joe berada jauh darinya, lelaki itu ikut menancapkan gasnya hingga kembali sejajar dengan Joe.

"Kamu mau main kejar-kejaran sama aku, ya? Aku senang banget kamu mau main sama aku," ucap lelaki itu sembari tersenyum manis.

Tid!

Joe mau mengeluh kesal tapi urung saat ada mobil menelakson mereka.

"Minggir!" seru Joe pada Kaysan dituruti oleh pemuda itu.

Setelah mobil itu lewat, Joe berhenti di ikuti oleh Kaysan dan berjalan kearah Kaysan yang berhenti didepannya.

"Lo tau bahaya gak sih?!"

"Nggak, aku taunya Fincy bakal suka sama aku," balas Kaysan manis.

"Gue gak bakal suka sama lo!" sahut Joe kesal.

"Oh iya. Fincy kan dari dulu udah cinta sama aku, aku lupa," ucap cowok itu lalu menepuk pelan kepala Joe yang terbungkus helm.

"Rumah lo gak lewat sini Kaysan," ujar Joe mengingatkan.

"Kata siapa? Orang aku lagi didepan rumahku kok."

Anggap saja Joe kegeeran, tapi disini hanya ada jalanan dan pohon-pohon dipinggirnya. Cuma Joe yang ada disana.

Jadi Kaysan beneran playboy?

Buaya?

"Lo gak denger apa kata gue kemarin? Gak denger apa kata gue tadi? Gak ngerti? Lo mau gue benci beneran?" Raut wajah Joe benar-benar sudah lelah, letih dan kesal.

"Fincy gak bakal benci aku," elak Kaysan, cowok itu turun dari motornya membenarkan helm kebesaran milik Joe.

Kaysan terkekeh kecil, Joe benar-benar imut ketika memakai helm bawaan dari motor ditambah wajah sebalnya.

"Setan!" umpat Joe berlalu pergi kearah motornya.

Joe menstarter motornya.

"Fincy!"

Tidak peduli, ia menancap gas melewati Kaysan yang masih berdiri sembari senyum tidak jelas.

"Aku kayaknya harus ganti warna motorku supaya kita couple!" teriak lelaki itu tidak ditanggapi oleh Joe.

****

"Makan dulu dek, kamu gak bawa bekal tadi."

Joe tersenyum lantas pergi ke dapur untuk makan, setelah mencuci tangan dan mengambil piring di rak dibukanya tutup saji, mengambil nasi, tempe, dan telur dadar isi daun bawang cabe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is This Reality?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang