Aku bangun dengan mata lebam seperti habis di tonjok. Aku melihat ke arah Harry,dia seperti nya semalaman menjagaku. Benar-benar kakak yang baik.
Aku berlari ke arah kamar mandi untuk mandi. Aku mengambil gunting. "Aku bosan rambut panjang"
Aku langsung memotong rambutku menjadi bob. "this better" kataku. Aku langsung membangunkan Harry lalu ke ruang makan. "Deyla,kenapa rambutmu?" tanya Gemma. "aku potong" kataku.
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang. Ini pasti Niall.
"Niiii" kataku. "kenapa kamu potong rambut hah" katanya sambil menyium pipiku dari belakang. "Aku bosan" kataku.
"Dey.. Tangan kamu kenapa?" tanya Niall. oh my... "gapapa" kataku.
Gemma melirik ke arah ku. "Kamu cutting?" tanya Niall. Aku hanya tersenyum lemas. "Deyla! jawab aku" kata Niall lagi.
"hm" jawabku singkat. Niall langsung menarikku ke luar rumah. Apa yang dia pikirkan?! Aku memakai piyama!
"Dengarkan aku! aku tidak mau kau melakukan hal bodoh!" katanya. "Kenapa kamu yang marah sih?!" kataku. "Lho? Gaboleh aku marah? ngeliat kamu kayak gini aku gaboleh marah?!" katanya.
"Apa ini gara-gara haters?" katanya.
Aku langsung meninggalkannya masuk ke rumah. "Dey kamu berantem?" tanya Harry. Aku menggelengkan kepalaku. "Yaudah makan dulu" kata Harry lagi. Aku langsung duduk disamping Harry. Tiba-tiba Niall masuk ke rumah lalu langsung duduk di sebelahku.
Aku sama sekali tidak berbicara padanya. Setelah melahap sarapan,aku langsung duduk di sofa,aku ditengah-tengah Harry dan Niall.
Tay datang bersama Joe. "Dey-" "HAI JOEE" kataku memotong pembicaraan Niall lalu langsung menghampiri Joe.
"Dey,kamu kenapa sih?!" Niall seketika berteriak kearahku. sekali lagi. Ke arahku.
"Aku? aku yang kenapa?!" kataku membalas berteriak. Semua orang di rumah ini langsung melihat ke arahku dan Niall.
"Yaiya kamu kenapa daritadi? aku kan cuma nanya,apa itu gara-gara haters,terus kamu malah pergi gitu aja" kata Niall masih menaikan nada bicaranya.
"Harusnya kamu bisa mikir sendiri dong!" kata ku. "LHO? AKU KAN GATAU KENAPA!" Niall tiba-tiba berteiak lagi.
"Niall udah!" Gemma tiba-tiba berteriak ke arah Niall. Aku langsung diam,lalu menundukkan kepalaku.
"KAMU YANG HARUSNYA LIAT TWITTER AKU GIMANA KEADAANNYA!" aku langsung mengeluarkan emosiku begitu saja. Tiba-tiba Joe menangis karena mendengar teriakanku itu. Aku langsung berlari ke arah kamarku.
"Kenapa,kenapa selalu ada aja pertengkaran" kataku sambil menangis. "Dey! Buka pintunya!" Terdengar suara Niall dari balik pintu.
"buat apa? buat apa aku bukain? kita berantem lagi?" kataku. "Engga Dey!" katanya. Aku masih tidak membuka pintunya. Lalu duduk di depan pintu.
Kenapa dia berteriak dari awal? dia yang memancing emosiku. Tiba-tiba terdengar suara Harry. "Deyla.. buka" kata Harry.
Aku pun membuka pintunya. "mau apa lagi?" tanyaku lemas. "Aku mohon.. jangan cuma gara-gara haters kamu jadi kayak gini,kamu jadi marah-marah sama Niall gini.." kata Harry memelukku.
"Aku gakuat" kataku.
"aku yang bakalan ngomong sama mereka" kata Niall. Aku menggelengkan kepalaku. "jangan,mereka bakalan tambah marah sama aku,yang mereka mau cuma kalo kita putus" kataku. "ga,aku gamau Dey" kata Niall.
"aku coba buat kuat Ni,tapi mereka terus-terusan nyerang aku" kataku. "Iya aku tau,tapi kamu harus pikir semua itu gabener" kata Niall.
"gabener? bibir aku yang pucet,mata aku yang coklat jelek gini,aku gemuk,rambut aku jelek-" Harry langsung menutup mulutku. "cukup! kamu itu adek aku yang paling perfect,aku gasuka kamu jelek-jelekin diri gitu!" kata Harry.
Aku hanya menunduk diam.
"lihat? semuanya bilang kamu itu gaseperti apa yang haters bilang Dey" kata Niall mengelus kepalaku.
"Maafkan aku" kataku. "Kok minta maaf?" tanya Niall. "tadi aku bentak-bentak kamu gitu" kataku.
Niall memelukku. "thanks for being my best boyfriend" kataku memeluk nya balik.
by the way,aku masih bukan pacar Niall. Karena kalo pacaran,pasti ada ENDINGnya.