Pagi tiba memperlihatkan Leo yang masih terlelap, begitu nyenyak berada di pelukan seseorang menjadikan nya enggan untuk segera bangun dan mengawali hari nya
Tepat pukul 05.00 pagi Mia mulai membuka matanya melihat Leo yang masih begitu nyenyak tidur dalam pelukannya, seutas senyum terukir pada bibir cantiknya menyadari kini setiap pagi dia akan terus di sambut oleh pemandangan yang sangat menggemaskan, dia tarik lagi selimutnya memeluk anaknya sembari memberikan elusan pelan pada punggung kecil nya, masih satu jam lagi untuk melaksanakan sarapan pagi jadi dia akan membiarkan bayinya tidur selagi masih ada waktu
Disisi lain nampak Hans sudah berkutat begitu fokusnya di depan layar komputer untuk menyelesaikan sisa sisa pekerjaan nya, jam 03.00 tadi dia sudah terbangun dan meninggalkan istri beserta anaknya untuk menuju ke ruang kerjanya, setidaknya dengan seperti ini dia bisa berangkat ke kantor agak siangan, dengan begitu masih tersisa 4 jam untuk dia dapat menemani sang anak di rumah
Sekelebat bayangan wajah bangun tidur Leo melintas di kepalanya,sudah 3 jam lamanya dia disini ingin rasanya dia menenggelamkan semua berkas ini agar tidak lagi mengganggu waktunya menemani sang anak, dia hempasakan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya, membuka kacamata lalu dengan pelan mengurut hidungnya untuk mengurangi rasa pusing yang mendera ,ternyata Bekerja dengan menahan rindu itu lebih susah
Karena sangking jengkel nya akhirnya Hans menghubungi sekretaris nya untuk menyelesaikan sisanya dia tidak bisa seperti ini terlalu lama kakinya sudah sangat gatal untuk tidak segera menghampiri putranya yang mungkin kini masih tertidur pulas
Hal yang sama sekali tidak pernah dia lakukan, mengoper pekerjaan nya pada sekertaris nya bukanlah kebiasaan nya, padahal biasanya juga lembur 3 sampai 5 hari di kantor dia biasa biasa saja, namun sekarang karena dirinya sudah menjadi seorang ayah dirinya ingin sekali menjadi pengangguran ah itu terdengar sedikit berlebihan tapi rasanya jika tidak melihat Leo dengan matanya sendiri ada rasa cemas yang tak berarti
Selesai menelfon sekretaris nya Hans mulai bangkit dari duduknya lalu berjalan dengan tegas menuju kamarnya yang ada di lantai dua, setiap mengayunkan langkah nya maka para bodyguard yang berjaga di setiap sudut mansion akan membungkuk untuk menghormatinya ini lah yang dinamakan kekuasaan rasanya sangat menyenangkan jika kita menjadi kaya raya
Hans melangkah masuk begitu pintu kamarnya di buka oleh bodyguard yang berjaga, setelah beberapa langkah masuk Hans di buat gemas pasalnya kini sang anak tertidur dalam pelukan istrinya yang ternyata sudah terbangun
" Sayang " panggil Hans pelan dia beri kecupan mesra pada bibir sang istri sebagai sapaan selamat pagi darinya, Mia? Tentu saja wanita itu kini di penuhi semburat merah pada sebagian wajahnya, walaupun sudah begitu lama dia bersama Dangan suaminya tetap saja hatinya terkadang masih merasa berdetak tidak karuan
" Lihat Hans anakku sangat nyenyak dalam tidurnya, bukankah sangat menggemaskan?"
" Benar dia selalu nampak menggemaskan, tapi ini sudah pukul setengah tujuh apa kamu tidak ingin membangunkan bayi kita untuk melaksanakan sarapan?"
Mia melirik jam di atas nakas, benar jam memang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, dia bangkit dari tempat tidurnya dengan sangat pelan begitu badan leo terlepas dari pelukan tubuhnya
" Aku bersih bersih dulu " Hans mengangguk dengan begitu Mia bergegas menuju kamar mandi
Melihat Leo yang masih begitu nyenyak bergelung dalam selimut membuat tangan Hans gatal untuk tidak mencolek colek pipinya yang muncul semburat merah karena hawa yang terasa dingin
" Euunghhh" Hans terkekeh mendapati sang putra hanya melenguh tanpa mau membuka mata , kembali tangannya mencolek, menusuk nusuk pelan pipi yang terasa gembil itu , sampai netra sayu itu terbuka, menampilkan raut bantal dengan dahi yang sedikit mengkerut mungkin efek bangun tidur dengan perasaan kesal
